Dengan membandingkan kebiasaan sekitar 1.025 remaja usia 13 hingga 17 yahun, peneliti menyimpulkan bahwa mendengarkan musik selama satu hingga dua jam non stop dalam satu hari bisa memicu sakit kepala atau migrain. Dari hasil survei, 489 partisipan mengaku sering menderita sakit kepala sedangkan 536 lainnya tidak. Setelah ditelusuri, partisipan remaja yang mengalami sakit kepala biasa mendengarkan musik dari MP3 atau iPod selama satu atau dua jam setiap harinya. Astrid Milde-Busch dari Ludwig-Maximilians-University, Munich mengatakan bahwa bukan aktivitas mendengarkan musiknya yang menyebabkan sakit kepala, tapi frekuensinya. "Bukan kebiasaan mendengarkan musiknya yang membahayakan karena seperti kita tahu, mendengarkan musik adalah terapi dan teknik relaksasi yang baik untuk menghasilkan ketenangan. Yang berbahaya adalah frekuensi mendengarkan musiknya," ujar Busch seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (10/2/2010). Meski demikian, peneliti belum mengetahui efek sakit kepala dan migrain dari media lainnya seperti komputer, televisi atau handphone. Peneliti mengatakan frekuensi musik di atas 85 desibel sudah berbahaya. Sementara itu, suara musik yang berasal dari IPod atau MP3 umumnya adalah 100 desibel. Saat terlalu sering mendengarkan musk apalagi musik keras, arteri yang terletak pada bagian luar tengkorak di bawah kulit pelipis akan membesar. Hal ini menyebabkan zat kimia tertentu dilepaskan dan akhirnya mengakibatkan radang, sakit kepala atau migrain. Selain mendengarkan musik kelamaan, ada beberapa pemicu lainnya yang bisa menimbulkan migrain atau sakit kepala diantaranya cahaya terlalu terang, stres, perubahan pola tidur atau tidur yang tidak teratur, terkena asap rokok, melewatkan makan atau berpuasa, alkohol, sirkulasi menstruasi yang tidak teratur, hormon yang fluktuatif selama menopause, makanan yang mengandung tyramine seperti anggur merah, hati ayam, ikan asap, beberapa kacang-kacangan, monosodium glutamat (MSG) serta makanan yang mengandung nitrat seperti lemak babi, hot dog atau sosis. Sumber : health.detik.com |
Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching. Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya
Comments
Post a Comment