Skip to main content

30 MENIT LEBIH DEKAT BERSAMA IBU SEPTI PENI

Institut Ibu Profesional Batch#4
Wilayah : Matrikulasi #4 Bandung1
Waktu : 08:00 - 08:30 WIB (14 Juni 2017)
Peresume : Leli Kania
Moderator : Leli Kania
Fasilitator : Shofi Nafisah
🌾🌾Guru Tamu : 

SEPTI PENI WULANDANI
(Founder INSTITUT IBU PROFESIONAL)
1. Pertanyaan dari Kustiyana
TANYA: Assalamu'alaikum.. bu septi, saya
termasuk sulit sekali menemukan passion. Karena saya dari kecil lebih banyak kursus pelajaran sekolah. Sehingga tidak banyak mencoba berbagai kegiatan. Saat ini saya seorang Irt, berjualan online fashion tapi sudah tidak aktif. Dulu saya kuliah di pertanian. Dan saya mempunyai mimpi menjadi sosial agro preneur. Mimpi itu kembali hadir saat saya mengerjakan tugas2 NHW. InsyaAllah jika memang benar, saya ingin mengembangkan agrowisata bersama suami. Dan ini perlu banyak belajar dan konsisten,butuh waktu yang lama. Seperti di materi misal 8 jam sehari dengan 10ribu jam belajar. Yang buat saya bingung, saya pun tertarik untuk berjualan online kembali, disamping saya ingin membantu suami memperbaiki ekonomi keluarga yang memang belum baik. Baiknya saya harus bagaimana ya bu?
JAWAB: Teh kustiyana, tetapkan prioritas terlebih dahulu , ada prioritas jangka pendek dan ada prioritas jangka panjang. Buat milestone nya terlebih dahulu. Setelah tetapkan cara. Misal untuk menggapai milestone 1, itu perlu dana, maka kita cari cara dananya darimana? maka OL shop bisa menjadi salah satu cara yang kita pilih tapi bukan yang utama. Jalan Besarnya tetap social agropreneur. Hal tersebut akan memandu kita dalam managemen waktu, management belajar dan management finansial.
TANYA: Baru terpikir untuk tetapkan prioritas..
Jadi jadikan olshop sebagai jalan awalnya ya bu😊
JAWAB: bukan jalan awal teh, jalan awal ( KM 0) kita tetap social agropreneur, tetapi cara awalnya adalah OL Shop. Bedakan JALAN dan CARA. Mana dulu yang harus kita temukan?
TANYA: Jalan awal dulu yg kita temukan, baru kita cari caranya. Begitu bu?
JAWAB: betul temukan JALAN dulu baru Cari CARAnya
2. Pertanyaan dari Khoirunnisa
TANYA: Ibu,bagaimana pengalaman ibu mengatur waktu saat masih berputrakan balita agar tanggung jawab pd anak optimal,tapi tetap bisa meng upgrade diri dan bermanfaat untuk umat.mau tau aktifitas hariannya seperti apa
JAWAB: Teh Khoirunnisa, hampir mirip dengan pertanyaan teh kustiyana tadi. maka saya menempatkan mana diantara pekerjaan saya sebagai Ibu yang paling utama, maka ditempatkan di waktu yang utama dan pertama. Di 5 tahun pertama pernikahan saya dianugerahi 2 balita. Untuk itu saya bagi waktu saya menjadi tiga bagian. Menjalankan rutinitas, menjalankan aktivitas dinamis, menjalankan aktivitas kemasyarakat. Mendidik anak-anak saya masukkan di waktu dinamis, karena saya sangat suka, dan itu menambah jam terbang saya. Urusan rumah seperti memasak, bersih-bersih saya masukkan rutinitas, dan ini bisa didelegasikan. Aktivitas masyarakat tidak rutin, hanya insidental saja, hukumnya tidak wajib.
maka untuk kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas dinamis dan menambah jam terbang saya, yang membuat saya bahagia, maka tidak akan pernah saya delegasikan. Tetapi kegiatan yang tidak membuat saya bahagia boleh saya delegasikan. Misal titip ke jasa laundry untuk cuci baju dan setrika dll.
TANYA: Betul,apakah ibu mengalami jatuh bangun?
JAWAB: oh tentu, tetapi karena jatuh bangun itu bagian dari menguatkan misi hidup, maka bertahan sampai hari ini. Saya dulu sempat jualan baju keliling bersama anak-anak di Depok. Misi hidup saya mengantarkan anak-anak menemukan peran hidupnya, tetapi secara ekonomi kami kolaps, akhirnya saya bertekad kembali menguatkan sisi ekonomi dengan cara tetap membawa anak-anak kemanapun saya pergi. Acara kulakan ke tanah abang, saya maknai bersama anak-anak sebagai wisata belajar. Keliling menjajakan baju saya maknai sebagai mengenalkan anak-anak ke berbagai peran hidup di muka bumi . Apakah baju saya laku? TIDAK, tetapi dalam perjalanan tersebut saya bertemu dengan seorang penerbit yang tertarik dengan cara saya mengajarkan matemtika ke anak-anak selama saya menggelar dagangan saya di depan sekolah di depok. Dan ternyata itulah pembuka jalan saya selanjutnya untuk bisa tetap komitmen pada pendidikan anak-anak. Sampai saat diundang di kick andy, saya dijumpai salah satu penonton yang membayar kreditan baju saya 3 tahun yang lalu yang sayapun sudah lupa.
3. Pertanyaan dari Delliana Listiani
TANYA: Assalamualikum bu septi...
Bagaimana caranya agar visi saya dengan suami sama dalam hal pendidikan anak...sudah saya jelaskan lebih rinci rencana saya untuk anak ke depan..tetapi suami seperti tak mau mendengar , dia lebih tertarik jika orang lain yang berbicara...berhubung anak saya berkebutuhan khusus...
Terima kasih bu septi..😊
JAWAB: Wa'alaykumsalam teh delliana, akan lebih baik kalau berkenan belajar bersama, silaturahim ke para ahli bersama, kemudian diputuskan bersama. Kadang untuk suami memang harus pinjam mulut orang lain. Maka lakukan dengan cara bersilaturahim ke para ahli yang menurut kita cocok dengan value kita dalam pendidikan anak. Setelah itu ambil keputusan dan jalankan.
TANYA: Terima kasih bu...
Kadang saya suka merasa tak dihargai bu...hihihi 😘
JAWAB: There is NO FAILURE, only wrong result, so we have to CHANGE our strategy.
4. Pertanyaan dari Iis Permanawati
TANYA: Assalamu'alaikum bu, salam kenal. Saya mau bertanya, bagaimana pengalaman ibu dlm menemukan misi dan peran hidup? Apakah dlm perjalanannya ibu pernah ragu dlm menetapkan bahwa ya, ini misi saya? Terimakasih bu..
JAWAB: Teh Iis, Misi hidup itu tidak ada yang pernah tahu benar tidaknya,
 Karena hanya, sang pencipta kita, Allah lah yang tahu
 Kita diberikan hati dan pikiran untuk mencari tahu
 Maka kalau saya menggunakan "ilmu titen" dalam proses mencari misi hidup
 Menjalanlankan dulu berbagai peran, kemudian merasakan "nyaman", " bahagia", "survive dengan segala macam tantangan yang muncul", setelah itu saya deklarasikan mungkin ini misi hidup saya, saya jalani dengan sepenuh hati.
Misi itu biasanya tidak satu, tapi harus dijalankan tuntas satu persatu.
Contoh ketika anak-anak pre aqil baligh misi hidup saya adalah mengantarkan mereka ke peran peradabannya.
Setelah mereka aqil baligh, saya tanya kembali ke Allah, lewat doa, ya Allah tugas apalagi yang akan kauberikan padaku?
Ternyata misi saya sekarang adalah mengantarkan ibu mertua dan ibu kandung saya mengakhiri peran peradabannya dengan bahagia di usia senja ini
 [09:39, 6/12/2017] +62 888-2500-440: Apakah Allah punya misi keluarga dan misi komunitas untuk saya, ketika saya menjalankan misi individual terbaru saya kali ini? Entahlah mbak, kita tunggu saja
5. Pertanyaan dari Suci Fatimah
TANYA: Bismillaah, Bunda Septi, bagaimana cara mengenalkan tauhid kepada anak2 yang masih batita/balita? Terimakasih 😊
JAWAB: Saya ajak mereka untuk mencintai Allah terlebih dahulu dengan mencintai ciptaanNYa
6. Pertanyaan dari Drg. Elke
TANYA: Bu, dulu menemukan hambatan ga dg kluarga terdekat? Org tua/mertua? Saudara? Tetangga/teman?
Mnjadi berbeda dg kebiasaan kluarga besar, jd sumber omongan.
Saya sih mngalami ini, terasing krn beda sendiri.
Ibu dulu suasananya selalu kondusif kah? Ada kah saran untuk saya. Krn tetap 'manis' mnghadapi bertubi" serangan, sangatlah tdk mudah.
Semangat saya seperti roller coaster. Naik dan bs turun dg tajam...🙏🏻🙏🏻
JAWAB: Teh Elke, bahkan sampai hari ini, keluarga besar saya masih menganggap saya ALIEN hehehe. Punya cara sendiri, yang selalu berbeda dengan jamaknya orang lain. Maka yang saya kuatkan adalah Keluarga kecil saya harus bisa jadi team yang tidak bisa digoyahkan. Sehingga apabila bahtera ini mendapaykan ancaman badai sebesar apapun tetap bisa bertahan. Sesuatu yang tidak membuat kita mati, maka itu akan membuat kita besar. maka kami punya prinsip selama ALLAH dan RASULNYA tidak murka, maka kami akan jalan terus.

7. Pertanyaan dari Riyan Nuraeni
TANYA: Perkenal kan nama saya riyan nuraeni ibu dari dua anak.
bagai mana cara mngajar anak sendiri supaya lebih menyenangkan,karena yang saya rasa kan ketika mengajar anak orang lain (kebtulan saya ikut bntu2 ngajr di tk)itu lebih mudah di bnding mengjar anak sendiri,mhon pencerahan ny bu.. terima kasih.
JAWAB: Teh Riyan, siapkan hati, waktu dan pikiran kita lebih profesional (bersungguh-sungguh) saat mengajar anak kita dibandingkan ngajar anak orang lain. Karena anak tidak pernah bisa dibohongi. Ketika kita memberikannya setengah hati kita, maka merekapun menerima dengan setengah jiwa mereka.
Ucapan yang disampaikan dari hati akanmasuk ke hati, yang disampaikan dengan mulut hanya akan masuk ke telinga.
8. Pertanyaan dari Citra Amalia
TANYA: 🙋 saya mau bertanya juga bu😊
Saya irt bu, Bagaimana mengatasi rasa jenuh yg sering hadir saat membersamai anak2 atau menjalankan rutinitas di rumah?. Dan, bagaimana mengatasi rasa malas ibadah ? ,karena kadang ada saatnya saya merasa berat mengerjakan checklist yg sdh saya buat sendiri, seperti sholat di awal waktu, tilawah, dll.
JAWAB: Teh Citra, untuk rasa jenuh yang muncul, maka break sejenak dari rutinitas. Untuk malas beribadah, cobalah dengan tetap menjaga wudhu kita, memperbanyak sedekah, dua hal ini bekerja untuk saya, mudah-mudahan bekerja juga untuk teteh.
9. Pertanyaan dari Dr. pratami Diah
TANYA: Bismillah bu septi.. saya Tami dari Bandung.. Alhamdulillah sempat bertemu dengan Bu septi saat camp mungkin 5 thn lalu.
Saya ingin tanya Bu.. Saya berprofesi sbg dokter umum, dan harapan orgtua saya besar sekali kpd profesi ini. Bagaimana ya menjelaskan kpd orgtua, bahwa dlm dasar hati saya, lbh ingin fokus mengurus rumah tangga dan anak2 ketimbang berkiprah di luar. disatu sisi, saya ingin menghormati orgtua saya sbg takzim saya pada beliau. disisi lain, saya ingin membaktikan saya untuk keluarga saya. apakah ada saran dari Bu Septi sebaiknya saya menjadi dokter yang seperti apa. Matur nuwun ibu. Jazakillah khair..
Jawab: Teh, saya ceritakan sahabat saya di Salatiga yang menjadi dokter, dan menjadi IRT yang sangat baik. Dia sudah berazzam sampai usia 12 tahun anaknya tetap di bawah pengasuhannya tidak didelegasikan, tetapi juga tidak meninggalkan karirnya di kedokteran. Maka dia lakukan home visit saat Subuh, ketika anaknya tertidur. Jam 6 sudah sampai rumah kembali melayani anaknya, kemudian masuk ke RS, setiap istirahat selalu pulang ke rumah. Saat praktek di Rumah, hanya dibatasi 10 pasien saja, dan setiap 3 pasien break untuk membacakan buku dongeng dan materi lain ke anaknya. demikian seterusnya. Jadi tidak ada kendala, sampai dijuluki dokter dan ibu yang keren di mata pasien.
10. Cella Rachma Clarissa
Salam kenal bu septi, sy cella, ijin untuk mengalirkan rasa.
Sy orang yg tidak percaya diri, kurang fokus, motivasi berprestasi rendah, dan cenderung santai. Selama ini hidup hanya go with the flow, tapi sejak memiliki anak sy merasa hal ini harus diubah. Sering merasa hopeless, mungkin sdh terlambat utk berubah. Yg sy rasakan saat ini adalah serbuan informasi dr segala arah yang malah membuat bingung dan berakhir dengan tidak mengamalkan satu pun dari teori yg diperoleh. Rasanya tdk ingin ketinggalan apa yg baru ttg pendidikan dan pengasuhan anak, tp malah akhirnya lelah krn tak ada habisnya. Masih mencari tahapan yang sistematis dalam mengasuh dan mendidik anak. Semoga Allah mampukan saya melalui prosesnya dan memperoleh hasil yang baik. Alhamdulillah sangat terbantu dgn matrikulasi IIP ini.
🌻🌷🌷🌷Matrikulasi #4 Bandung 1🌷🌷🌷🌻

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya

Adab ke Toilet

Bismillah. Sudah beberaha hari ini, Naira mengompol. Entah itu baru sedikit pipis di celana dalam, ataupun ngompol. Saya jadi mulai terpancing emosinya. Kesal, karena setiap disuruh pipis ke toilet, Naira selalu menolaknya. Dan akhirnya ngompol. Tantangan hari ke 19 Kali ini saya BRP tentang kapan harus ke toilet Teteh, kalau ada rasa menggelitik di perut bawah ( sambil disentuh di bagian kendung kemih) itu tandanya "pengen pipis" Jadi teteh harus? "ke toilet" Sebelumnya harus apa? "buka celana dulu baru jongkok di toilet" Iyaaa pinteeer.. Kalau mamam suruh pipis? "tinggal buka celana terus pipis ditoilet" Jangan apa? "jangan tahan pipis" Nanti apa? "nanti ngompol" Kalau ngompol? "nanti mamam marah" Eaaaaaaaa. Ihihihi Selain marah apa? "nanti air pipis nya kemana-mana, najis" Iya, berarti mamam harus apa? "harus ngepel sama nyuci celana bekas ompol Iya..

PANDU 45

Spesial dari Bu Septi 🎁🎁🎁 PANDU 45 Buat ayah bunda yang kesulitan membersamai anak menemukan bakatnya, kami membuatkan panduan berbagai macam aktivitas yang bisa anda gunakan untuk menjadi pedoman berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak. Sebelum mereka berusia 16 th, perbanyaklah ragam kegiatan anak, sehingga mereka kaya akan wawasan, kaya akan kegiatan, sehingga di usia produktifnya nanti akan muncuk kekayaan gagasannya. Jangan buru-buru ditestkan beragam macam test bakat jenis apapun. Kita diberikan kekuatan mata hati dan mata fisik kita sebagai orangtua. Cara ini sangat mahal dibandingkan dengan mengikutkan anak-anak dengan beragam tes bakat. Karena cara ini tidak bisa dibayar dengan uang, tapi harus dibayar dengan waktu anda, pikiran anda dan hati anda untuk anak-anak. Ebook yang kami susun inipun mahal, tidak bisa dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan kemauan anda menemani anak-anak menemukan jalan hidupnya dengan sabar, rileks, tidak menggegas dan ti