Skip to main content

HOME EDUCATION BAGI ORANGTUA YANG MENANTI KEHADIRAN BUAH HATI

Materi Pokok 5⃣

PARENTING ON WAITING

(Home Education bagi Orangtua Yang Menanti Buah Hati)

Disampaikan oleh : Ustadz Adriano Rusfi

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾

Tak pelak lagi, memiliki buah hati adalah sebuah harapan besar. Ia adalah bagian dari mimpi besar pernikahan, dan awal dari sebuah cita-cita peradaban. Lengkap sudah, kala sebuah rumah tangga kemudian dihiasi oleh sang penyejuk mata sibiran tulan. Karena ia adalah obat jerih dan pelerai demam. Sebuah kata bijak bahkan berujar bahwa “Orang yang memiliki anak bagaikan orang yang akan hidup selamanya”. Ya, karena melalui anak sebuah mimpi dapat dititipkan, diteruskan dan dilanjutkan, bahkan pada sekian generasi berikutnya. Maka tak heran jika ada begitu besar asa penantian akan kehadirannya, ada sekian banyak uang yang rela dikeluarkan agar ia segera hadir, ada beribu cemas bersama doa dan airmata agar Sang Khalik menitahkan kehadirannya di dunia.

Namun mungkin banyak yang lupa bahwa sang anak adalah sebuah amanah raksasa, yang kehadirannya telah membuat sebelah kaki kita ada di tubir neraka. Menuntunnya menuju jalan shaleh hari ini adalah sebuah misi nyaris gila, yang hampir-hampir mustahil dijalani di tengah goda maksiat dan kebathilan di mana-mana. Seorang ibu bahkan putus asa, lalu membunuh anak-anak saat lelapnya, ketika ia gelisah menatap badai gelap di masa depan sana. Karena setiap amanah adalah tanggung jawab, dan sebuah laporan pertanggungjawaban adalah keletihan yang menyiksa di Hari Pengadilan kelak. Maka, tak pelak lagi Allah menyindir manusia yang asyik-masyuk berburu amanah dalam sebuah firmanNya sebagai “amat zalim dan bodoh”. (QS Al-Ahzab : 72).

Tapi apa hendak dikata, bagaimanapun menanti sang buah hati adalah fitrah, bagian dari naluri terdalam relung hati manusia. Tak pernah ada yang salah dari sebuah rindu penantian. Tak ada yang keliru dari sebuah ikhtiar untuk menghadirkan. Terlalu dapat dimengerti akan rasa cemas dan gelisah, ketika tubuh kecil nan lucu itu belum juga hadir dalam hangatnya pelukan. Namun, ketika sebuah rindu, asa dan gelisah terakumulasi berlebihan, maka ia malah kontraproduktif bagi kelahiran sang idaman. Karena cemas akan mengurangi kualitas sperma dan membuat cairan vagina menjadi asam. Itulah sebabnya saya berkata pada pasutri yang telah tujuh tahun menanti : “Cemaslah secukupnya, dan berharaplah tanpa batas...”. Lalu, kinipun mereka telah berputra dua.

Sungguh, di luar sana ada ribuan anak tak berayahbunda. Mereka juga berhajat akan kehangatan dan asuhan, bukan panti asuhan. Seringkali mereka adalah anak-anak kita yang hadir lewat rahim yang lain. Tataplah mata mereka, bukankah mereka sungguh anak-anak kita ? Mereka juga butuh diasuh oleh fitrah keayahbundaan dan oleh parenting dari buku dan seminar. Kelak, andai kita bisa tuntun mereka ke tangga keshalehan, maka doa mereka untuk kita. Ya, bukan satu-dua doa anak shaleh, tapi puluhan doa anak shaleh. Kelak, andai kita bisa didik mereka ke jalan kebenaran, sungguh mereka akan bersama Rasulullah SAW di dalam surga, karena setiap yatim adalah kekasih Beliau  SAW. Lalu, mereka akan berbisik ke telinga Rasulullah SAW tentang syafa’at untuk kita.

Ayahbunda, terkadang sebuah karunia dan amanah butuh penjemputnya. Penjemputnya adalah ilmu dan tekad untuk memenuhi prasyaratnya. Jika ayahbunda ingin dikaruniai sebuah mobil, maka belajarlah mengemudi, buatlah SIM dan bangunlah garasi di rumah, walau hari ini belum punya sekeping rodapun. Agar Allah “membaca” sebuah tekad, kesungguhan dan harap yang terwujud nyata. Dan, ketika ayahbunda mendamba hadirnya benih peradaban yang ingin disemai di dalam rumah, maka tunjukkanlah padaNya betapa ayahbunda telah begitu siap untuk mendekapnya dan mengasuhnya, lewat kedalaman parenting bagi anak-anak lain. Dan jika Allah ternyata tak jua menghadirkannya, itulah cara Allah Yang Maha Pengasih untuk mengurangi beban hambaNya di akhirat kelak.

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾
Materi ini adalah edukasi untuk (calon) ayah bunda dimana apa yang dijelaskan dalam materi adalah bahasa ilmiah yang tidak bisa dihindari dalam konteks pembahasan reproduksi manusia.

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾
Tim Fasilitator Ⓜatrikulasi#5 HEbAT Community



πŸ“š RESUME KULWAPP πŸ“š

Ⓜatrik#5 HEbAT Community

🌼🌺 Materi Pokok 5🌺🌼

🌝PARENTING ON WAITING

(Home Education bagi Orang Tua yang Menanti Buah Hati)


🌈SME : Ustadz Adriano Rusfi

πŸ“† Hari Selasa, 29 Agustus 2017
⏰ 19.30-21.00 WIB

Host.    : Ayah Haris Syafaat
Admin  : Ayah Eko Suprihantono
Relayer: Bunda Rima Melanie
Notulis : Bunda Antik Ernawati

🌸🐝🌸🐝🌸🐝🌸🐝🌸🐝🌸

Materi Pokok 5⃣

PARENTING ON WAITING

(Home Education bagi Orangtua yang Menanti Buah Hati)

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾

Tak pelak lagi, memiliki buah hati adalah sebuah harapan besar. Ia adalah bagian dari mimpi besar pernikahan, dan awal dari sebuah cita-cita peradaban. Lengkap sudah, kala sebuah rumah tangga kemudian dihiasi oleh sang penyejuk mata sibiran tulan. Karena ia adalah obat jerih dan pelerai demam. Sebuah kata bijak bahkan berujar bahwa “Orang yang memiliki anak bagaikan orang yang akan hidup selamanya”. Ya, karena melalui anak sebuah mimpi dapat dititipkan, diteruskan dan dilanjutkan, bahkan pada sekian generasi berikutnya. Maka tak heran jika ada begitu besar asa penantian akan kehadirannya, ada sekian banyak uang yang rela dikeluarkan agar ia segera hadir, ada beribu cemas bersama doa dan airmata agar Sang Khalik menitahkan kehadirannya di dunia.

Namun mungkin banyak yang lupa bahwa sang anak adalah sebuah amanah raksasa, yang kehadirannya telah membuat sebelah kaki kita ada di tubir neraka. Menuntunnya menuju jalan shaleh hari ini adalah sebuah misi nyaris gila, yang hampir-hampir mustahil dijalani di tengah goda maksiat dan kebathilan di mana-mana. Seorang ibu bahkan putus asa, lalu membunuh anak-anak saat lelapnya, ketika ia gelisah menatap badai gelap di masa depan sana. Karena setiap amanah adalah tanggung jawab, dan sebuah laporan pertanggungjawaban adalah keletihan yang menyiksa di Hari Pengadilan kelak. Maka, tak pelak lagi Allah menyindir manusia yang asyik-masyuk berburu amanah dalam sebuah firmanNya sebagai “amat zalim dan bodoh”. (QS Al-Ahzab : 72).

Tapi apa hendak dikata, bagaimanapun menanti sang buah hati adalah fitrah, bagian dari naluri terdalam relung hati manusia. Tak pernah ada yang salah dari sebuah rindu penantian. Tak ada yang keliru dari sebuah ikhtiar untuk menghadirkan. Terlalu dapat dimengerti akan rasa cemas dan gelisah, ketika tubuh kecil nan lucu itu belum juga hadir dalam hangatnya pelukan. Namun, ketika sebuah rindu, asa dan gelisah terakumulasi berlebihan, maka ia malah kontraproduktif bagi kelahiran sang idaman. Karena cemas akan mengurangi kualitas sperma dan membuat cairan vagina menjadi asam. Itulah sebabnya saya berkata pada pasutri yang telah tujuh tahun menanti : “Cemaslah secukupnya, dan berharaplah tanpa batas...”. Lalu, kinipun mereka telah berputra dua.

Sungguh, di luar sana ada ribuan anak tak berayahbunda. Mereka juga berhajat akan kehangatan dan asuhan, bukan panti asuhan. Seringkali mereka adalah anak-anak kita yang hadir lewat rahim yang lain. Tataplah mata mereka, bukankah mereka sungguh anak-anak kita ? Mereka juga butuh diasuh oleh fitrah keayahbundaan dan oleh parenting dari buku dan seminar. Kelak, andai kita bisa tuntun mereka ke tangga keshalehan, maka doa mereka untuk kita. Ya, bukan satu-dua doa anak shaleh, tapi puluhan doa anak shaleh. Kelak, andai kita bisa didik mereka ke jalan kebenaran, sungguh mereka akan bersama Rasulullah SAW di dalam surga, karena setiap yatim adalah kekasih Beliau  SAW. Lalu, mereka akan berbisik ke telinga Rasulullah SAW tentang syafa’at untuk kita.

Ayahbunda, terkadang sebuah karunia dan amanah butuh penjemputnya. Penjemputnya adalah ilmu dan tekad untuk memenuhi prasyaratnya. Jika ayahbunda ingin dikaruniai sebuah mobil, maka belajarlah mengemudi, buatlah SIM dan bangunlah garasi di rumah, walau hari ini belum punya sekeping rodapun. Agar Allah “membaca” sebuah tekad, kesungguhan dan harap yang terwujud nyata. Dan, ketika ayahbunda mendamba hadirnya benih peradaban yang ingin disemai di dalam rumah, maka tunjukkanlah padaNya betapa ayahbunda telah begitu siap untuk mendekapnya dan mengasuhnya, lewat kedalaman parenting bagi anak-anak lain. Dan jika Allah ternyata tak jua menghadirkannya, itulah cara Allah Yang Maha Pengasih untuk mengurangi beban hambaNya di akhirat kelak.

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾
Materi ini adalah edukasi untuk (calon) ayah bunda dimana apa yang dijelaskan dalam materi adalah bahasa ilmiah yang tidak bisa dihindari dalam konteks pembahasan reproduksi manusia.

➖➖➖➖➖πŸƒ➖➖🌾
Tim Fasilitator Ⓜatrikulasi#5 HEbAT Community

πŸ‚πŸŒΉπŸŒΌπŸ’πŸŒΎπŸŒ»πŸŽ‹πŸŽπŸŒΏπŸŒ±πŸŒ΄
---------------------------------
🌹Sesi Tanya Jawab🌹

πŸŽ™ host

1⃣ Persiapan Menanti Kehadiran Buah Hati

Titin - Semarang
Dewi Asryati-Makassar

1. Bagaimana mengikhtiarkan dan mohon berikan tips tips agar dari sejak awal kandungan anak menjadi anak Sholeh penerus dakwah lanjutan keluarganya?

2. Sy ibu dari 3 putra, alhamdulillah sedang menanti yg ke 4.
Apa yg harus sy siapkan untuk diri saya, ketiga anak saya, dan calon anak yg ke 4. Supaya semuanya saling menyayangi. Putra ke 3 sy, sangat lengket sama saya.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

1⃣ membentuk anak shaleh pada dasarnya adalah sebuah proses panjang. Tapi kita sudah dapat melakukannya bahkan sebelum anak ada dalam kandungan.

Kita perlu memilih makanan yang baik, minuman yang baik, karena semua makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh kita itulah yang kelak akan menjadi sperma dan sel telur, yang dengannya akan lahir anak-anak kita

Kemudian tentunya tak lupa untuk terus-menerus berdoa agar Allah karuniai anak sholeh yang lahir dari rahim kita, dan kemudian dididik oleh kedua orang tuanya selama masa mengandung.

Marilah tetap membangun kedekatan dengan Allah, menyebut namanya, berbaik sangka kepadanya, optimis terhadap segala takdirnya. Itu merupakan sebagian dari ikhtiar untuk terbentuknya seorang anak sholeh.

Lantunan ayat-ayat Al Quran juga merupakan sebuah proses, agar bayi yang masih didalam kandungan tersebut bawah sadarnya telah begitu lekat dengan ayat-ayat Allah.

=========
Pada dasarnya yang harus kita persiapkan saat menanti kehadiran anak yang ke-4 sama saja dengan menanti kehadiran anak-anak sebelumnya. Yang penting lihatlah sebuah kelahiran sebagai amanah Allah, sebagai keputusan Allah yang terbaik. Jangan pernah merasa bahwa anak yang akan lahir tersebut adalah anak yang tak dikehendaki. Walaupun kita menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu, janganlah berharap terlalu tinggi. Karena setiap keputusan ada ditangan Allah. Laki-laki atau perempuan itu sama baiknya .Yang penting bagaimana kita mendidiknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah

Kepada saudara-saudaranya kita juga harus mempersiapkan mereka untuk menerima kehadiran adiknya. Minta mereka mengusap perut ibundanya. Ajak mereka untuk terlibat dalam mempersiapkan kelahirannya seperti dalam mencari baju, dan keperluan keperluan kelahiran lainnya. Insya Allah dengan kondisi seperti itu kita dapat berharap bahwa mereka akan saling mencintai, melindungi, mendukung dan bersinergi satu sama lain ✅

πŸŽ™ host

2⃣ Tetap Produktif dalam Masa Penantian

Mufna - Jakarta

Assalamu'alaykum ustad, saya IRT & sangat bercita2 menjadi IRT. Menikah 3thn dan blm mendapatkan amanah putra/putri. Sejauh ini saya berusaha memantaskan diri dlm ikhtiar menanti buah hati salah satunya dgn mengikuti berbagai kajian ilmu (khususnya parenting Islam). Terkadang di perjalanannya saya merasa galau, karena belum bisa mempraktekkan lgsg ilmu yg saya dapat. Fyi, hidup saya nomaden mengikuti kerja suami yg berpindah2 shg kurang bisa akrab dgn tetangga, jauh dari keluarga & saudara. Bagaimana cara mengikat ilmu tsb & sy tetap bisa produktif dari rumah (seringkali sy merasa jenuh walau sudah berusaha mengisi waktu dgn kegiatan positif)? Salah kah jika sy menolak untuk bekerja di ranah publik?

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

2⃣ pada dasarnya rumah adalah sebuah kawasan seluas dunia. Problematika yang ada didalamnya juga membutuhkan seluruh kapasitas yang ada di luar rumah.

Oleh karena itu, pada dasarnya ilmu apapun, keterampilan apapun, dan profesi apapun semuanya dapat diimplementasikan dalam rumah. Yang dibutuhkan hanyalah sebuah kreativitas bagaimana mengimplementasikan segala yang kita miliki di dalam rumah

Ketika kita memiliki ilmu parenting, misalnya, maka kita sebenarnya dapat mengundang anak-anak tetangga ke dalam rumah, kemudian mengajarinya, mendidiknya, dan  mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Betapa banyaknya anak-anak tersebut yang melakukan hal-hal negatif di luar sana. Akan lebih indah seandainya ada seorang ibu yang memiliki keluangan waktu untuk mengasuh mereka, karena toh di dalam rumah sendiri sebenarnya belum ada tanggung jawab pendidikan anak yang harus ditangani ✅

πŸŽ™ host

3⃣ Memaknai Kehadiran Buah Hati sebagai Amanah dari Allah SWT

Redni Rahman - Riau
Ali - Makassar

1. Sebagai orang tua, bagaimana bila kita masih berproses dg susah payah memperbaiki pola pengasuhan, masih tertatih2 belajar ttg ikhlas dan sabar, manakah yg lebih baik keinginan memiliki sedikit anak agar maksimal mendidiknya ataukah memiliki banyak anak padahal dg anak sedikit masih tertatih2 mendidiknya. Bagaimana bila ada rasa khawatir tidak mampu mendidik anak2 yg banyak dg baik.

2. Saya selalu ingin menambah anak walaupun tantangan pengasuhannya berat. Saat ini anak saya sdh 4 dan sekarang Alhamdulillah hamil lagi. Selalu ada keinginan untuk menimang bayi kecil.
Terus terang saya agak kaget membaca apa yg disampaikan uztad terkait dgn surah al Ahzab ayat 72. Apakah saya yg begitu ingin punya anak banyak tapi dalam pengasuhan masih tertatih tatih lahir dan batin, termasuk sebagai orang yg dzalim?

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

3⃣ Menginginkan banyak anak pada dasarnya adalah hal yang baik, karena Rasulullah SAW meminta kita untuk ber banyak-banyak dan beliau akan bangga dengan jumlah umatnya yang banyak di hari kiamat kelak.

Namun demikian, tentunya kuantitas tersebut tidak akan ada gunanya jika tidak disertai dengan kualitas umat. Dan kualitas itu baru akan terwujud ketika kita melakukan pendidikan dengan baik.

Oleh karena itu, mintalah kepada Allah amanah yang kita sanggup untuk memikulnya, dan mintalah kepada Allah agar ia tidak memikulkan kepada kita amanah yang kita tidak sanggup untuk memikulnya. Karena bagaimanapun setiap amanah itu akan dipertanggungjawabkan.Dan ciri-ciri orang munafik adalah ketika dia diberi amanah maka dia berkhianat. ✅

πŸŽ™ host

4⃣ Ikhtiar Maksimal Tawakal Total

NN- Semarang

Assalamu'allaikum ustadz,

Yang dimaksud membangun garasi dan membuat sim itu bagaimanakah, apakah kita mengasuh anak yatim atau bagaimana?

Kami sdh 6 th belum dikaruniai anak, ketika kami pun bertekad mengasuh anak yatim juga tidak mudah utk terwujud mendapatkan anak yg butuh asuhan..
Saya sebenarnya ingin bisa mengimani 100℅ bahwa Allah akan segera memberi kami buah hati tp saya tdk tau setiap kali berharap dan saat itu juga harapan belum tercapai saya jd bertanya bagaimana sesungguhnya keyakinan saya tsb?

Banyak yg akhirnya diberi ketika kondisi pasrah benar, dan saya selalu bertanya2 bagaimana kondisi pasrah yg seperti itu?

Rasanya terkadang sampai lelah mendengar nasihat sabar dan semacamnya, terkadang juga kepikiran apakah saya perlu hypnotherapy atau yg semacamnya..

Dan seringkali justru sikap pasangan yg sedih berlebih dan galau berlebih, membuat saya jadi sedih padahal saya udah ga mau mikir rasanya...

Jika melihat saudara yg mudah mendapatkan buah hati tetapi belum sampai kepada mereka pentingnya HE rasanya saya iri, rasanya ingin mengasuh anak mereka drpd melihat anak mereka diasuh pembantu, tp itu juga tidak mudah...

Ikhtiar medis & nonmedis  sudah dicoba kesana-kemari, dari yg cuma-cuma hingga yg menghabiskan isi kantong...

Mohon pencerahannya ustadz. Terimakasih.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

4⃣ memiliki anak pada dasarnya adalah sebuah fitrah dan karunia. Namun, jangan lupa, dia juga sekaligus merangkap sebagai amanah.

Ketika kita memiliki sang buah hati tentunya kita senang karena itu bagian dari mimpi kita, bagian dari fitrah kita, dan bagian dari cita-cita kita. Tapi ketika Allah tidak karuniai kita seorang buah hati, mari kita lihat dalam perspektif yang lain, bahwa Allah telah meringankan kita dari beratnya sebuah amanah, beratnya tanggung jawab dalam mendidik seorang anak.

Oleh karena itu seorang Nuslim itu pada dasarnya adalah hamba Allah yang bersyukur. Dia bersyukur ketika mendapatkan sesuatu, dan dia juga bersyukur ketika tidak mendapatkan sesuatu.

Karena tidak mendapatkan sesuatu itu berarti tidak perlu bertanggung jawab atas sesuatu. Cukuplah beban-beban kehidupan yang berat di sekitar kita yang tak mudah untuk kita pertanggungjawaban dihadapkan Allah. Apatah lagi jika bertambah pula tanggung jawab  misalnya berupa anak

Oleh karena itu, naluri naluri ayahbunda untuk memiliki dan mengasuh anak mari dilampiaskan dengan berbagai macam cara. Memelihara tanaman itu juga membutuhkan pengasuhan yang luar biasa, sebagaimana orang tua mengasuh anaknya. Merawat alam semesta itu juga membutuhkan ilmu pengasuhan sebagaimana kita mengasuh anak. Mendidik anak-anak tetangga dan anak yatim piatu itu juga butuh ilmu pengasuhan sebagaimana kita mengasuh anak

Jangan dikira hasrat, naluri, cita-cita dan kemampuan mengasuh anak itu menjadi sia-sia ketika ternyata kita tidak dikaruniai seorang anak.

Mari kita belajar mengambil hikmah dari orang gila. Sungguh tak satupun diantara kita yang ingin menjadi orang gila. Tapi lihatlah dalam perspektif yang lain : betapa orang gila itu Allah karuniai nikmat yang luar biasa.

Mereka hidup di dunia tanpa pikiran, berucap semaunya, bertindak semaunya, makan dari tempat sampah, berjalan ditengah jalan dalam keadaan telanjang. Dan di akhirat kelak ia akan langsung masuk surga, karena orang gila memang tidak akan dihisab.

Mari kita sadari kadang-kadang yang tidak kita sukai itu itulah yang luar biasa baik bagi kita. ✅

πŸŽ™ host

5⃣ Kegelisahan dalam Dakwah Parenting

Oktin - Jakarta

Assalamu'alaikum
Sy brpikir keras, apa yg seringkali membuat sy gelisah.

Seringkali sy gelisah.
Bukan gelisah krn menanti buah hati, tp krn beban ilmu yg sdh diterima selama ini.

Memang sejatinya ilmu itu diaplikasi kpd anak sndiri, tp krn blm diberikan amanah, sy seringkali melihat anak2 di sekitar saya. Betapa mrk seringkali tdk diberkahi dgn pendidikan yg sesuai fitrahnya, namun dgn segala kelemahan dan kekurangan sy, tdk bs 'masuk atau mndekati' utk membantu mrk. Krn orangtua mrk yg selama kuranglebihnya 24 jam punya pengaruh besar trhdp pengasuhan anak2 mrk. Sy jg blm bisa mendekati orangtuanya, krn tdk memiliki otoritas apa2 yg bs didengarkan suaranya.

Sy bs betul2 sedih karenanya, dan bingung jg bgmn mengatasi ini?

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

5⃣ Allah disebut sebagai rabbul alamin karena dia adalah Rabb, murabbi : Pendidik

Kenapa Dia adalah pendidik ? Karena seluruh alam semesta membutuhkan pendidikan dan pengasuhan. Yang disebut dengan pendidikan adalah upaya untuk memproses sesuatu sehingga mencapai puncak kesempurnaannya. Dan alam itu membutuhkan pendidikan.

Oleh karena itu bagi kita yang merasa memiliki kemampuan untuk mendidik, namun belum dikaruniai buah hati untuk mengimplementasikan ilmu pendidikan tersebut, maka gunakanlah ilmu tersebut untuk mendidik apa pun.

Rumah pun butuh pendidikan, karena pada dasarnya merawat rumah, merapikan rumah dan  mengelola rumah itu juga sama dengan mendidik rumah. Tanaman di sekitar rumah kita, di dalam rumah kita juga membutuhkan pendidikan, karena dia membutuhkan perawatan yang luar biasa.

Tetangga-tetangga kita juga pada dasarnya membutuhkan pendidikan, air membutuhkan pendidikan, tanah membutuhkan pendidikan, semuanya membutuhkan pendidikan.

Ketika kita melihat ada anak tetangga yang tidak dididik oleh orang tuanya secara tepat kita secara tidak langsung juga dapat memberikan pendidikan kepadanya. Dan yang dituntut kepada kita adalah sesuatu yang sekadar kesanggupan kita. Allah tidak meminta kita melakukan sesuatu melebihi kesanggupan kita sendiri.

Tapi setidaknya ada hal yang dapat kita pelajari dari kasus tetangga kita tersebut : betapa mendidik itu tidak mudah. Jangan dikira tetangga kita tidak bersusah payah dalam mendidik anaknya, jangan kita kira mereka tidak memadai ilmu parentingnya. Tapi harus kita akui bahwa mendidik itu berat

Jadi bagi yang Allah belum karuniai amanah mendidik anak, mari kita lihat dengan kacamata syukur kepada Allah ✅

πŸŽ™ host

6⃣ Anak Angkat dan Statusnya dalam Islam

Frida dari Karawang
Redni Rahman-Riau

1. Ada yang menganggap bahwa jika pasutri yang sedang menunggu buah hati, lalu mengangkat anak maka itu sama saja seperti putus asa bahwa Allah tidak akan menitipkan anak kandung di rahimnya. Bagaimana pendapat ustadz terkait ini?

2. Jika ingin mengasuh anak yg dari panti misalnya, bagaimana batasan2 pengasuhan yang harus diberikan kepada anak tersebut. Baik yang masih mempunyai atau sudah tidak mempunyai orangtua?

3. Bila kita ingin mengasuh anak yatim, mana yg lebih utama hanya kita beri nafkah saja atau ia kita bawa dan tinggal di rumah kita? Jika tinggal bersama bagaimana mensiasati masalah bukan mahrom dg anak kita dan kita sendiri.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

6⃣ Mengangkat anak tidak ada kaitannya sama sekali dengan keputusasaan. Mengangkat anak semata-mata terjadi karena di satu sisi ada anak-anak yang mungkin ditinggalkan orang tuanya, tidak mendapatkan pengasuhan yang layak, dan kita memiliki keluangan dan keleluasaan untuk melakukan hal tersebut. Karena kita belum Allah karuniai seorang anak.

Mengangkat anak sama sekali bukan keputusasaan, tapi bagian dari rasa syukur bahwa semua karunia termasuk fitrah dan kemampuan mendidik perlu kita daya gunakan di jalan Allah.

Mengasuh anak dari Panti sangat disarankan jika dapat kita lakukan saat anak tersebut masih pada usia menyusui, sehingga dengan demikian kita dapat menyusuinya dan tidak ada kendala kendala syar'ie di masa depan saat kita mengasuhnya. Misalnya persoalan mahram atau batasan aurat dan seterusnya.

Namun jika yang kita ambil dari panti adalah anak-anak yang telah berusia diatas 2 tahun namun belum baligh, maka kitapun tetap dapat mengasuhnya seperti anak kandung. Karena para ulama fiqih mengatakan penyusuan pada usia anak dalam takaran yang signifikan sehingga susu itu menjadi daging, maka anak tersebut adalah anak susuan.

Sekadar memberi nafkah kepada anak-anak di Panti tentunya itu berguna. Tapi saya rasa tidak terlalu optimal, karena sumbangan-sumbangan kepada Panti Asuhan baik oleh negara, pihak swasta, individu dan sebagainya jumlahnya sudah cukup besar.

Yang lebih mereka butuhkan sebenarnya adalah pengasuhan, pendidikan, perhatian dan kasih sayang. Akan lebih indah jika mereka dapat kita ajak bergabung kedalam rumah kita

Betul bahwa ada beberapa persoalan-persoalan syariat yang akan terjadi ketika seorang anak kita ajak ke dalam rumah kita. Tapi persoalan itu sebenarnya tidak terlalu besar. ✅

πŸŽ™ host

7⃣ Menumbuhkan Kasih Sayang dalam Mengasuh Anak Angkat dan Kerabat Dekat

Misnalisa-Pekanbaru
Meutia- Bogor

Assalamualaikum,, ustadz
1. "bagaimana menumbuhkan cinta dari hati bukan karena kasihan,  terhadap anak yang keberadaannya bersama kita hadir  tanpa didiskusikan bersama pasangan yang terlibat dalam pengurusannya. Kadang sayang itu muncul,  tapi kalau mengingat caranya ditambah kondisi hati yang sedang labil ada kekesalan juga. Entah itu pelampiasan kesal terhadap awal yang tanpa koordinasi atau kesal terhadap ortunya atau karena kondisi hati yang sedang kering.

2. Saya dititipin adik sepupu utk diasuh dirumah, klas 2 smp, lbh tua 3 thn dr anak saya. Saya ga terlalu ada bonding dgn adik sepupu ini, jd gmn supaya nilai2 di rumah bs tertanam dg dia. Krn pengasuhan saya dan ibunya berbeda.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

Ketika kita sedang mengasuh seorang anak angkat dan kita juga mudah jengkel terhadap perilaku perilakunya, karena memang dia bukan darah daging kita. Namun sejauh kita sadari bahwa ini adalah amanah Allah, bahwa mendidik mengasuh dan mengangkatnya adalah sebuah ibadah, maka pada dasarnya cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya.

Cintailah Allah, maka pada dasarnya segala ibadah yang didasari atas cinta kepada Allah akan kita cintai juga. Sama halnya dengan shalat. Shalat itu pada dasarnya beban, namun kenapa kita mampu menegakkannya dengan cinta, karena kita cinta kepada Allah, karena kita ingin mentaati Allah, karena kita ingin mencintai apa yang dicintainya.

Jadi, sumber kecintaan kita pada anak asuh sebenarnya adalah pada kecintaan kita pada Allah, karena bagaimanapun ia bukan anak kandung dan darah daging kita.

Pada dasarnya bounding itu terjadi ketika ada penerimaan dan keikhlasan untuk menerima sesuatu atau seseorang. Tidak terjadinya bonding dengan seorang anak itu juga terjadi karena adanya ketidakikhlasan untuk menerimanya. Karena keikhlasan dan ketulusan itu bagaikan magnet.

Ia akan memancarkan sebuah kekuatan. Ia akan menarik ia akan mengikat. Sebaliknya ketika ketulusan dan keikhlasan itu tidak terjadi, maka sulit terjadi bonding. Yang ada adalah energi untuk saling tolak satu dengan yang lainnya

Tentunya ketulusan dan keikhlasan ini tidak bisa terjadi satu pihak saja. Jika kita tulus dan ikhlas sementara si anak tidak tulus dan ikhlas bersama kita, maka bonding itu pun tak mudah untuk terjadi. Sehingga pendidikan itu memang harus dimulai dari upaya menyatukan hati. ✅

πŸŽ™ host

8⃣ Ujian dari Anak Angkat (Yatim)

NN - Tasikmalaya

Bismillah... Semoga ini bukan dalam rangka membuka  aib..
Allah sudah memberikan kesempatan kpd kel kami untuk mendidik dan merawat anak yatim.. Subhanallah ternyata Allah juga memberikan tantangan lewat anak yatim tsb. (Mohon maaf akhlak anak tersebut kurang baik) 6tahun dlm didikan keluarga kami belum bisa merubah kebiasaan2 jeleknya terutama panjang tangan dan berbohong. Lepas usia sd kami sekeluarga angkat tangan karna anak tersebut lebih sering menimbulkan kegaduhan dlm keluarga. Anak tsb dipesantrenkan dg harapan setelah mendapatkan bimbingan dari para asatid dg lebih intensif ada perubahan dlm dirinya. Namun ternyata kami salah. Anak tersebut jadi semakin liar. Sekarang dia keluar dari pondok trus ngekos sendiri. Namun kami merasa tetap tidak sanggup kalau harus kembali merawat anak tersebut. Apa yg harus kami lakukan? Apakah langkah kami bijaksana dg bersikap demikian?

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

Pada dasarnya setiap anak terlahir dalam fitrah kebaikan. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang siap untuk dididik, apalagi dididik untuk menjadi seorang Muslim yang baik. Karena memang fitrah manusia itu adalah Muslim sehingga jauh lebih mudah mendidik setiap anak menjadi Muslim daripada menjadi seorang anak yang kafir.

Bahwa seorang anak yatim itu nakal, tentunya sangat wajar. Karena tidak ada orang tua yang mengasuhnya, hatinya gelisah karena ada yang hilang dari dirinya. Kemudian tanpa pengasuhan dan pendidikan tersebut dia mendapatkan hal-hal yang negatif dari lingkungannya

Justru disitulah letak tantangan kita dalam mengasuh seorang anak yatim. Yang pertama kali harus kita miliki adalah bagaimana membuat dia benar-benar secara tulus menjadi bagian dari keluarga besar kita, tidak melihatnya sebagai orang luar.

Karena bagaimanapun kelekatan dalam sebuah pendidikan dimulai dari ikatan perasaan. Jika ikatan perasaan itu tidak ada, maka sebenarnya siapa pun yang akan mendidiknya tidak akan berhasil. Dididik dirumah tidak akan berhasil, dididik di pondok pesantren pun sebenarnya juga tidak akan berhasil. Karena, sekali lagi, selama kita menganggap kita sedang mendidik orang lain maka sebenarnya efektivitas pendidikan itu jadi tidak optimal.

Rasa berat untuk menerima kembali sang anak yatim ke dalam pangkuan kita itu juga pada dasarnya disebabkan oleh dua hal : pertama hal objektif, karena kenakalannya. Dan yang kedua hal subjektif, karena memang kita sendiri punya daya tolak dalam menerimanya.

Tapi ayahbunda sekalian, marilah kita lihat satu sisi : bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak yatim. Lihatlah perspektif itu ketika kita memutuskan untuk beribadah memeliharanya. Mudah-mudahan segala letih itu dapat terkurangi saat kita masih mengingat bahwa anak yatim adalah kekasih Rasulullah SAW ✅

πŸŽ™ host

9⃣ Fenomena Baby Blues

Agri - bandung

Asw. Tadi di dalam materi dikisahkan seorang ibu yg saking cemasnya malah membunuh anak2nya. Jika itu disebabkan krn alasan psikologis, misal baby blues syndrome, yg kemudian menghantarkan ke depresi berat si ibu.. apakah krn awalnya si ibu/ortu tidak punya bekal ilmu yg cukup  ttg fitrah keayah bundaan?

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

9⃣ peristiwa itu terjadi di Bandung 11 tahun silam, bukan karena baby blues tapi karena adanya kesadaran sekaligus ketakutan yang berlebihan betapa beratnya mendidik anak, betapa kelamnya masa depan, betapa begitu banyaknya faktor pengganggu, penggoda dan perusak yang akan membuat anak-anak kita tak berhasil menjadi anak sholeh

Dalam kegelisahan yang berlebihan itu kemudian ia membunuh 3 orang anaknya.

Ilmunya untuk mendidik anak cukup, fitrah keayahbundaannya juga memadai. Namun memang ia memiliki sedikit gangguan kepribadian.

Tapi yang saat ini ingin saya bahas adalah peristiwa itu juga terjadi karena didorong oleh ketakutan yang luar biasa. Betapa sulitnya mendidik anak sholeh dimasa yang sekarang.

Artinya, bagi ayahbunda yang Allah karuniai amanah, pikullah amanah itu dengan baik
Namun bagi yang Allah belum karuniai amanah, optimis dan syukuri saja Setiap keputusan Allah ✅

πŸŽ™ host

πŸ”Ÿ Menyembuhkan Trauma Psikis Keguguran

Mushallina Rahmi-Pekanbaru

Ust.bagaimana cara menyembuhkan trauma psikis yg di alami seorang ibu yg sdh bbrp kali keguguran dan stlh 3 thn mnikah blm jg di karuniai anak?Ini di alami saudara saya, dia mengaku horror kl melihat anak bayi..saking traumanya dia stlh 3x keguguran.Mhn arahan ust dan terima kasih sblmnya.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

πŸ”Ÿ Mari sekali lagi melihat dalam perspektif yang optimis, syukur, dan baik sangka bahwa seseorang yang mengalami keguguran berarti dia memiliki peluang untuk memiliki anak. Permasalahannya adalah ketika calon anak itu telah ada di dalam rahim ibunya, ternyata ada hal-hal yang tidak dipersiapkan dan dipelihara dengan baik.

Jadi, langkah pertama untuk menghadapi trauma tersebut bermula dari cara pandang yang positif, bahwa ternyata ia bisa hamil

Keguguran sendiri tentunya adalah peristiwa yang teramat menyakitkan, baik secara fisik maupun secara psikis. Tetapi boleh jadi sebuah keguguran adalah sebuah proses latihan yang Allah berikan kepada seorang bunda, dalam menghadapi rasa sakit melahirkan.

Bunda, setiap orang pada dasarnya pasti pernah mengalami keguguran dalam kehidupannya. Kadang-kadang keguguran itu berupa anak yang tak jadi lahir, kadang-kadang keguguran itu berupa bisnis yang gagal berkali-kali, kadang-kadang keguguran itu berupa tidak naik kelas kegagalan dan sebagainya. Keguruan adalah peristiwa yang dialami setiap manusia.

Thomas Alva Edison 3000 kali "keguguran" saat dia membuat lampu pijar, mengalami 60.000 kali "keguguran" saat dia membuat baterai basah. Kolonel Sanders mengalami 1.061 kali "keguguran" saat dia menawarkan bumbu ayam gorengnya. Mbok Berek Nyonya Umi mengalami 4 kali "keguguran" saat berjualan ayam goreng. Sedangkan Haji Sadi mengalami tujuh kali "keguguran" untuk membangun bisnis Soto Ayam Ambengan miliknya. Dan manusia yang sukses adalah manusia yang tidak pernah putus asa dan dikalahkan oleh peristiwa keguguran. ✅

πŸŽ™ host

1⃣1⃣ Merangkul Pasangan Aktif dalam Pengasuhan Anak

Misnalisa-Pekanbaru

Dalam membimbing anak2 suami istri harusnya sama2 berkolaborasi dalam menambah wawasan parentingnya. Nah bagaimana caranya mengajak suami agar tertarik mengikuti kelas2 parenting ini bersama istri,  karena klo diajak sering beralasan.

πŸ‘³πŸ» ust. Aad

1⃣1⃣ Suami tidak tertarik untuk terlibat dan berkolaborasi dalam mendidik anak, lebih sering karena ketidaktahuan. Mereka menganggap tanggungjawab mereka hanyalah mencari nafkah. Padahal tanggung jawab utama seorang suami adalah pemimpin keluarga, sedangkan nafkah adalah penopang kepemimpinan tersebut.

Memimpin keluarga artinya adalah mendidik keluarga, dan yang utama adalah mendidik anak-anak.

Tolong ingatkan kepada para suami bahwa kelak di akhirat yang akan Allah tanya tentang anak-anak kita adalah ayahnya, bukan bundanya.

Ingatkan juga kepada para suami bahwa figur pendidik anak dalam Al Quran hampir semuanya dilakoni oleh seorang laki-laki.

Ingatkan juga kepada para suami bahwa betapa banyaknya lubang pendidikan yang akan terjadi pada setiap generasi, ketika suaminya tak terlibat dalam mendidik mereka.

Ingatkan kepada para suami bahwa pendidikan baru akan menghasilkan kader peradaban jika suami terlibat dalam pendidikan, melalui sebuah visi, misi dan strategi berjangka panjang

Akhirnya ingatkan kepada para suami bahwa mereka boleh jadi terancam tidak mendapatkan doa anak sholeh, karena doa anak sholeh itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang mendidik anaknya dikala kecil ✅

------------ 🌷END🌷 ----------

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya

PANDU 45

Spesial dari Bu Septi 🎁🎁🎁 PANDU 45 Buat ayah bunda yang kesulitan membersamai anak menemukan bakatnya, kami membuatkan panduan berbagai macam aktivitas yang bisa anda gunakan untuk menjadi pedoman berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak. Sebelum mereka berusia 16 th, perbanyaklah ragam kegiatan anak, sehingga mereka kaya akan wawasan, kaya akan kegiatan, sehingga di usia produktifnya nanti akan muncuk kekayaan gagasannya. Jangan buru-buru ditestkan beragam macam test bakat jenis apapun. Kita diberikan kekuatan mata hati dan mata fisik kita sebagai orangtua. Cara ini sangat mahal dibandingkan dengan mengikutkan anak-anak dengan beragam tes bakat. Karena cara ini tidak bisa dibayar dengan uang, tapi harus dibayar dengan waktu anda, pikiran anda dan hati anda untuk anak-anak. Ebook yang kami susun inipun mahal, tidak bisa dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan kemauan anda menemani anak-anak menemukan jalan hidupnya dengan sabar, rileks, tidak menggegas dan ti

Adab ke Toilet

Bismillah. Sudah beberaha hari ini, Naira mengompol. Entah itu baru sedikit pipis di celana dalam, ataupun ngompol. Saya jadi mulai terpancing emosinya. Kesal, karena setiap disuruh pipis ke toilet, Naira selalu menolaknya. Dan akhirnya ngompol. Tantangan hari ke 19 Kali ini saya BRP tentang kapan harus ke toilet Teteh, kalau ada rasa menggelitik di perut bawah ( sambil disentuh di bagian kendung kemih) itu tandanya "pengen pipis" Jadi teteh harus? "ke toilet" Sebelumnya harus apa? "buka celana dulu baru jongkok di toilet" Iyaaa pinteeer.. Kalau mamam suruh pipis? "tinggal buka celana terus pipis ditoilet" Jangan apa? "jangan tahan pipis" Nanti apa? "nanti ngompol" Kalau ngompol? "nanti mamam marah" Eaaaaaaaa. Ihihihi Selain marah apa? "nanti air pipis nya kemana-mana, najis" Iya, berarti mamam harus apa? "harus ngepel sama nyuci celana bekas ompol Iya..