Skip to main content

Peran Ayah di Jaman Now

Assalamualaikum wr.wb
Salam hormat saya kepada Ibu-Ibu Profesional dimanapun ibu berada.
Jumpa lagi dengan saya
Zaki Lazuardi
Konselor Keluarga berbasis Numerolog
Semoga gak bosan yaa.. Heehe..
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Pada Kulwap kali ini saya ingin berbagi sebuah tema yang menurut saya sangat-sangat menarik, bukan menarik hati tapi menarik untuk dipahami dan dipelajari oleh ibu-ibu semuannya, yaaa..
👨Peran Ayah di Zaman Now
Sebelum saya masuk ke materi, yukksss kita baca dulu sebuah puisi karya Kahlil Gibran

Anakmu Bukanlah Milikmu - By Kahlil Gibran

Anak adalah kehidupan,
Mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal Darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan Pikiranmu
karena mereka Dikaruniai pikiranya sendiri

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya,
Karena jiwanya milik masa mendatang
Yang tak bisa kau datangi
Bahkan dalam mimpi sekalipun

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
Menuntut mereka jadi seperti sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju kedepan, dan
Tidak tengelam di masa lampau.

Kaulah busur,
Dan anak – anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menantangmu dengan kekuasaan-Nya,
hingga anak panah itu meleset,
jauh serta cepat.

Meliuklah dengan sukacita
Dalam rentangan Sang Pemanah,sebab Dia
Mengasihi anak- anak panah yang meleset laksana kilat,
Sebaimana pula dikasihiNya busur yang mantap

📝📝✏📝📝✏📝📝✏📝📝✏📝📝✏📝📝✏
Bagaimana Bunda, menyentuh tidak …
Jika tidak menyentuh, silahkan sentuh layar hp bunda yaa  ☺
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Kulwap kali ini bertema Parenting dan Fokus pada peran Ayah.
Sebelum kita bahas peran ayah, alangkah baiknya kita samakan dulu persepsi apa itu parenting, agar bunda mudah memahami isi kulwhap pada kali ini.
Banyak sekali pembahasan apa itu Parenting.. dari sekian banyak pembahasan kalo boleh saya pendekkan dalam 3 kata, yaitu :
Parenting = Sense of Giving
Secara singkat parenting adalah sebuah proses mengasuh, merawat, membimbing, dan mendukung anak baik secara fisik, sosial, intelektual, dan beragam aspek perkembanga lainnya. Artinya, proses ini merupakan sebuah proses yang  penting dalam menentukan keberhasilan seorang anak.
Sebesar apa sense of giving pelaku parenting menjadi kunci utama yang akan menentukan kualitas proses yang akan didapat atau dipahami oleh anak.
Proses parenting biasanya dan seharusnya dilakukan oleh orang tua biologis si anak. Namun pada kenyataannya saat ini proses ini sering dilakukan oleh pemeran pengganti, seperti orang tua angkat, kerabat, guru pendamping, pengasuh, lembaga (panti asuhan) ataupun Negara (penjara anak).
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Menurut Dianne Baumrind (1996, 1991) dalam parenting setidaknya terdapat 2 dimensi yang  musti ada :
  1. Dimensi Responsivitas ; sebuah dimensi yang berkaitan dengan sikap orang tua yang penuh kasih sayang, hangat, memahami dan berorientasi pada kebutuhan anak.
  2. Dimensi Tuntutan ; sebuah dimensi yang berkaitan dengan kontrol dari orang tua yang bertujuan untuk mengembangkan anak agar menjadi individu yang disiplin dan kompeten baik secara intelktual maupun sosial.
Nah dari 2 dimensi ini terbentuklah 4 macam pola pengasuhan yang berlaku secara Internasional yang mana setiap pola memberikan efek serta dampak yang berbeda kepada anak.
     👨👧👦👩👨👧👦👩👨👧👦👩👨👧👦👩
Apa saja itu..
  1. Authoritarian / Otoriter
Orang tua berlaku sangat ketat, sangat mengontrol, sangat menginginkan keseragaman dan kepatuhan, serta menerapkan standar perilaku yang mutlak bagi anak-anaknya.
Setiap aturan yang ada bahkan hampir sellu tidak membutuhkan penjelasan kepada anak.

➡ “Aturan ini wajib, karena ayah/ibu bilang begitu” seperti itu kalimat umumnya yang sering diucapkan ketika si anak menanyakan penjelasan lebih lanjut.

➡ Disisi lain Pola ini berdampak orang tua kurang memiliki hubungan yang hangat dan komunikatif dengan anak, kurang adanya rasa kedekatan dan bahkan tidak mau mendengarkan apa keinginan anak.

➡ Hasilnya anak anda akan memiliki kecenderungan moody, murung, takut, mudah sedih, pemurung, penyendiri dan selalu cemas dan merasa tertekan di dalam segala kondisi.

  1. Authoritative / Autoritatif
Dipola ini orang tua sangat menyadari tanggung jawab mereka sebagai figur otoritas, tetapi mereka juga tanggap dan mengerti terhadap kebutuhan dan kemampuan anak.

➡ Dalam pola ini orang tua berusaha menyediakan panduan dengan menggunakan alasan dan aturan, serta adanya imbalan ataupun hukuman yang berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas.

➡ Sebagai hasil dari pola ini, anak akan cenderung ceria, mudah bersosial, enerjik, bersahbat, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dapt mengontrol diri serta memiliki harga diri dan prestasi yang tinggi.

  1. Permissive / Permisif
Dipola ini orang tua menyadari pentingnya bersikap hangat kepada anak, menerima mereka apa adanya, mendengarkan mereka, dan peka terhadap kebutuhan mereka. Tetapi orang tua, sangat minim dalam dimensi tuntutan dan hukuman.

➡ Orang tua hanya membuat sedikit perintah dan jarang menggunakan kontrol serta kekuasaan kepada anak, malah cenderung membebaskan si anak untuk mengatur tingkah lakunya sendiri dan memperbolehkan anak bertindak semaunya.

➡ Hasilnya anak tidak dapat mengontrol dirinya, tidak patuh terhadap aturan, tidak mampu terlibat dengan baik dalam aktivitas keseharian dan lain sebagainya.

  1. Neglectful / Acuh
Nah di pola ini, dimana orang tua tingkat responsivitas dan tuntutannya sangat-sangat rendah dan bisa dikatakan acuh atau cuek.

➡ Orang tua tidak memiliki cukup waktu untuk diluangkan bersama dengan anak karena memiliki kesibukan aktivitas yang menguras banyak waktu dan tenaga. Tingkat komunikasi cenderung lebih rendah, dan bahkan pada level UGD (Gawat darurat) orang tua bisa sampai menolak keberadaan si anak.
🌟🌟🌻🌟🌟🌻🌟🌟🌻🌟🌟🌻🌟🌟🌻🌟🌟🌻
Bagaimana penjelasan diatas, apakah masih binggung membedakannya.. baiklah akan saya tambahan cluenya melalui 2 model pendekatan..
  1. Pendekatan Mengalir Vs Terdisain
Mengalir

🌵Pendekatan : membiarkan anak tanpa perencanaan, Setiap kejadian terhadap anak dinggap secara reaktif, menyelesaikan masalah anak demi keperluan saat ini saja, memberikan ruang yang leluasa kepada anak terhadap pengaruh luar, membiarkan anak memilih sendiri teman mainnya.

🌵Terdisain : Merencankan program anak secara cermat, menjaga anak penuh antisipasi dan lebih proaktif, menyelesaikan masalah anak dalam perspektif jangka panjang, cenderung membatasi anak terhadap pengaruh luar, menyeleksi teman yang sesuai dengan anak.


  1. Pendekatan Intervensi Vs Pembiaran
Intervensi

🌵Intervensi : memberikan perhatian yang besar untuk program aktivitas anak, siap mengurus anak lahir dan batin, bersedia mengeluarkan uang sampai batas kemampuannya demi keberhasilan anak, kualitas hubungan dengan anak dijaga dengan baik, mengawal proses pertumbuhan anak sampai dewasa.

🌵Pembiaran : membiarkan anak mengurus sendiri apa aktivitasnya, tidak mau dibuat lelah oleh urusan anak, belanja untuk kebutuhan anak bukanlah prioritas utama, hubungan dengan anak berjalan sekedarnya dan melepas proses pertumbuhan anak lebih dini sebelum anak dewasa.

Nah bunda, pendekatan manakah yang lebih condong bunda praktekkan selama ini ?? 😃
🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊🔊
Dalam kenyataannya, selama saya menjadi Konselor Keluarga, pada umunya hanya muncul 2 pertanyaan yang seringkali ditanyakan kesaya,  yaitu ;
  1. Saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk putra-putri saya, tapi kenapa yaa, semakin saya fokus ke anak-anak, semakin merasa berat, terbebani, dan tidak merasa menikmati dalam menjalankan peran saya sebagai orang tua?

  1. Saya merasa sudah memberikan yang terbaik untuk putra-putri saya, tapi kenapa ya kok tidak semua anak saya berhasil? Padahal saya tidak pilih-pilih dalam memberikan yang terbaik untuk putra-putri saya.

Bagaimana dengan Bunda???
Jika iya, berarti ada yang salah dalam proses parenting yang bunda lakukan. Lalu bagaimana solusinya?
Ya hanya 🚫STOP menggunakan pola yang bunda lakukan saat ini. Dan ganti dengan pola yang sesuai dengan karakteristik elemen si anak.
Dalam literatur yang saya pelajari ada 25 pola perlakuan dalam Proses parenting. Dan setiap orang tua akan memakai pola yang berbeda untuk setiap anaknya (tergantung elemen si anak, jika elemen anak 1 dan ke 2 sama, maka polanya baru bisa sama)
💡 apa saja tahapan untuk Parenting, versi saya :
  1. Ketahui Elemen Parent Leader
  2. Ketahui Elemen anak
  3. Perlakukan setiap anak sesuai dengan Elemennya.
📋📋✏✏📋📋✏✏📋📋✏✏📋📋✏✏📋📋
Baik, kita akan bahas satu persatu ya bunda..
  1. Ketahui Elemen Parent Leader
Kenapa musti mengetahui elemen parent leader, ya pada dasarnya setiap elemen memiliki sifat dasar yang berbeda dan hal itu pula yang menjadi kunci utama dalam parenting dan untuk membentuk habitat yang akan diciptakan nantinya.

Sebagai contoh, elemen parent leadernya adalah Tanah.

Maka kunci parentingnya adalah Mouse (bukan tikus yaa bunda, tetapi seperti mouse di laptop yang mengerakkan kursor agar dapat berjalan sesuai keinginan) dan Habitat yang harus diciptakan adalah suasana disiplin.

Lalu bagaimana contoh aplikasinya :
Saya akan membuat jadwal untuk kegiatan harian anak saya, mulai dari bangun pagi, hingga jam berapa mereka harus tidur.
05.00 – 06.00 : bangun pagi, sholat subuh, mandi, pakai seragam / baju
06.00 – 06.30 : sarapan pagi, siap-siap berangkat sekolah
06.30 – 15.00 : disekolah
15.30 – 16.00 : istirahat
16.00 – 16.30 : sholat Ashar, mandi
16.30 – 17.30 : bermain
17.30 – 18.00 : sholat magrib di masjid / berjamah
18.30 – 19.00 : makan malam bersama
19.00 – 19.15 : sholat Isya berjamaah
19.15 – 20.30 : belajar / mengerjakan pr
20.30 – 21.30 : berkumpul bersama keluarga
21.30 – 05.00 : Tidur malam

Lalu bagaimana dengan elemen lainya.. nanti akan saya bahas jika ada pertanyaan..

Nah untuk menentukan siapa Parent Leadernya, sebaiknya untuk usia anak di  1-12 tahun dipegang oleh Ayah, 12-17 tahun adalah masa evaluasi apakah pola parentingnya (dari usia 1-12 tahun berjalan dengan sesuai atau tidak), jika tidak sesuai maka disinilah proses pembetulan pola parentingnya, ayah hanya punya waktu selama 5 tahun untuk memperbaiki pola parenting.

Di usia 17-21 (menikah) ganti Parent Leadernya ke Bunda, kenapa diganti nanti ya saya bahas di Kulwap berikutnya. Karena pada kali ini saya hanya fokus membahas untuk peran ayah saja yakni dari usia 1-12 tahun, dan pada masa evaluasi 12-17 tahun.
Lanjut yaaa.. 😉
Nah ayah sebagai Parent leader dituntut untuk berada setidaknya di level pemahaman Mentality, lah apalagi itu..
Dalam literatur yang saya pelajari level pemahaman itu ada 4, yakni :
  1. Level Personality
  2. Level Mentality
  3. Level Morality
  4. Level Sprituality.
Kenapa ayah musti setidaknya dilevel Mentality, tentu ada sebabnya.. untuk mengetahui sebabnya akan saya jelaskan satu persatu ya bunda, agar bunda bisa mengetahui dimana level pemahaman suami saat ini.
🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳
# Level Personality
merupakan level paling dasar, dimana perilaku apa adanya yang melekat di dirinya tetapi lebih dominan sisi negatif yang ditonjolkan dalam kesehariannya.
Jika dipesentasekan maka 20% menguasai sisi positif dan 80% menguasai sisi negatif (dimana sisi negatif menjadi dominan dan faktor utama dalam menyelesaikan masalah).
Bagaimana untuk menaikkan level pemahaman di level ini ;
  • Syukuri kelebihan, dan Pahami kekurangan elemen anda,
  • Ketahui “me time” anda dan luangkan me time minimal 2 jam seminggu,
  • Mendesain proses yang nyaman untuk naik level,
  • Pilih suasana habitat yang mendukung untuk menaikkan level.
⚠ lalu bagaimana tandanya suami anda sudah tidak lagi di level Personality, apa saja tanda-tandanya :
✔Elemen Tanah ; Tidak lagi “Pencemas” dan mulai mengurangi “Kebawelan”,
✔Elemen Angin ; Menjadi lebih “Dewasa” dan tidak lagi “Manja”,
✔Elemen Logam ; Mau “Melayani”, berani keluar dari zona nyaman dan mau “Membuka Topengnya”,
✔Elemen Besi ; Mau “Mendengar” nasehat / kebenaran dari orang lain dan menjadi lebih “Aspiratif”,
✔Elemen Kayu ; Mampu “Mengendalikan” diri dan mengurangi watak yang “Keras Kepala”,
✔Elemen Gunung ; Mau bersosialisasi, “Mengurangi jarak” dengan lingkungan dan tidak lagi “Terbebani” oleh hubungan yang lebih intim,
✔Elemen Api ; Tidak lagi mudah “Tersinggung” dan mengurangi kata-kata yang “Tajam”,
✔Elemen Bara ; Tidak lagi “Mudah Menyerah” dan semakin “Peduli” dengan orang lain di sekitarnya,
✔Elemen Air ; Mampu menepis “Keraguan” menjadi lebih “Yakin” dan “Memiliki Prinsip yang Jelas”.
Coba diamati ya bunda apakah suami sudah bisa melewati level ini, jika belum berikan semangat, dorongan dan pemahaman agar mau meningkatkan level pemahamannya.

# Level Mentality
merupakan level ke dua, dimana pada level pemahaman ini seseorang sudah terlatih untuk melihat sisi baik dan jahat, baik itu dari cara berpikir, berucap, dan bertindak.
Jika dipesentasekan maka 50% menguasai sisi positif dan 50% menguasai sisi negatif.

# Level Morality  
merupakan level ke tiga, dimana pada level ini seseorang telah mengukur kebaikannya untuk disalurkan kepada masyarakat lain dan lebih bersifat ke arah sosial, karena dalam pikirannya adalah bagaimana agar (harta, kekuasaan, ide, kepedulian)  yang dia miliki berguna dan bermanfat untuk orang banyak.
Jika dipesentasekan maka 70% menguasai sisi positif dan 30% menguasai sisi negatif.

# Level Sprituality
merupakan level tertinggi, dimana pada pemahaman ini seseorang berfikir bahwa segala sesuatunya untuk bekal akhirat, semua yang dia kerjakan hanya mencari ridho dan keberkahan dari Tuhannya.
Jika dipesentasekan maka 90% menguasai sisi positif dan 10% menguasai sisi negatif.
❗❗❎❗❗❎❗❗❎❗❗❎❗❗❎❗❗
Untuk level mentality – Sprituality tidak akan saya bahas lebih detail ya bunda di kulwap kali ini.

Nah bunda, itulah alasannya kenapa Suami, setidaknya harus berada dilevel Mentality bukan lagi di Personality. Dengan tujuan tidak lagi menggunakan emosi, ego dan ambisi negatifnya dalam menyelesaikan masalah dengan anak.
Lanjuuut ya bunda..😉
Diatas sudah dibahas bahwa peran Ayah berada di usia 1-12 tahun, lalu apa saja tahapan dan proses yang harus dilakukan diusia tersebut :
🍉Usia 1 Tahun : Pengenalan
Diusia ini anak anda banyak sekali melakukan pengenalan berbagai hal, mengumpulkan banyak data dan informasi. Di usia ini perlu untuk mengarahkan anak dengan baik.
🍉Usia 2 Tahun : Kasih Sayang
Pastikan mereka mendapatkan bentuk, ekspresi dan respon kasih sayang serta interaksi bukan hanya dari suami, tetapi juga dari istri dan orang lain.
🍉Usia 3 Tahun : Keakuan
Nah peran ayah disini bertindak sebagai penengah, juri atau hakim untuk mengarahkan sifat keakuan menjadi lebih positif.
🍉Usia 4 Tahun : Kesenangan
Diusia ini anak akan bereksplorasi lebih jauh, seperti bersepeda roda dua, bemain puzzle,dan melakukan ketrampilan lainnya.
Di tahun ini peran ayah untuk melihat, menyemangati dan mendukung si anak agar eksplorasinya bisa maksimal.
🍉Usia 5 Tahun : Perasaan
Biasanya di usia ini anak sudah mulai “baperan”, nah peran ayah dibutuhkan disini seperti memberi pendapat, solusi dan alasan agar anak bisa kembali bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
🍉Usia 6 Tahun : Kreativitas
Dunia eksplorasi si anak berlanjut, nah peran ayah adalah ikut andil, ikut serta ataupun memberi sarana untuk eksplorasi tersebut.
🍉Usia 7 Tahun : Identitas Awal
Disini usia si anak sudah ingin bercita-cita / malah sudah punya cita-cita untuk menjadi apa kedepannya.
Peran ayah adalah mendukung dan menyemangati si anak dan mengarahkan agar cita-citanya bisa kesampaian.
🍉Usia 8 Tahun : Pengendalian
Diusia ini anak akan terlihat banyak mengatur dan kadang kala bersikap kritis akan segala sesuatu. Nah peran ayah dibutuhkan untuk menjadi Pengendali emosi si anak agar dapat terkontrol dan tidak diluar batas.
🍉Usia 9 Tahun : Kontribusi
Diusia ini didik anak anda untuk bisa berkontribusi dalam segala hal, seperti membantu pekerjaan rumah, menyapu, membereskan ruangan,ataupun membantu ayah membetulkan sesuatu. Diusia ini ajarkan juga sisi sosialnya, seperti ikut ke acara peduli anak yatim, jumat berkah(berbagi makanan di hari jumat), dsb.
🍉Usia 10 Tahun : Tanggung Jawab
Ajarkan diusia ini untuk melatih sifat kedewasaannya, misalnya bertanggung jawab dengan milik pribadinya, bertanggung jawab atas perbuatannya, jika salah mengaku salah, dsb. Latih di usia ini agar anak terbiasa bertanggung jawab setiap perbuatannya
🍉Usia 11 Tahun : Libido Awal
Diusia ini ayah harus bisa memberikan edukasi seks dasar kepada anaknya, baik itu laki-laki maupun perempuan, tau batas-batas mana yang boleh disentuh dan tidak, ajarkan sikap malu dan menjaga diri di usia ini .
🍉Usia 12 tahun : Ensiklopedik
Banyak hal baru diusia ini, ajarkan mereka mana yang perlu ditingkatkan dan mana yang perlu dibatasi dengan tujuan agar dapat melejitkan potensinya dan lebih mudah mencapai cita-citanya. Inilah kesempatan Akhir anda untuk mendidik anak anda. Manfaat kan kesempatan terakhir di usia ini.
🍉Usia 13-17 : Pengemblengan
Diusia ini merupakan faktor penentu apakah pola asuh yang telah anda terapkan selama 12 tahun berhasil atau tidaknya. Jika tidak berhasil atau kurang berhasil perbaiki di usia ini. Dan harus sesuai dengan elemen si anak agar lebih maksimal dan nyaman di kedua sisi, baik dari sisi orang tua maupun si anak.
Yups.. itu ya bunda peran Ayah di usia anak 1-17 tahun..
Lalu apakah peran ini bisa diganti oleh Bunda. Bisa saja, tapi jika posisi bunda adalah Single Parent, jika bukan, Ayah harus berperan di usia 1-17 tahun.
Bagaimana sudah capek bacanya.. jika belum kita lanjut ya ke materi berikutnya …

  1. Ketahui Elemen anak
Setiap anak itu dilahirkan “Cerdas” baik itu lahir secara normal maupun tidak normal (ABK), dan setiap anak, pasti memiliki kecerdasaan yang berbeda dan unik.
kira-kira setuju gak bunda pernyataan tersebut?
❓Nah kenapa bunda harus tau apa elemen anak anda, saya kasih analogi yaa..
✔ cara berenang kepada Ikan,
✔Ajarkan cara berlari kepada Singa,
Ajarkan cara panjat pohon kepada Monyet, dan
Ajarkan cara terbang kepada Elang.
Nah apa jadinya jika Ikan diajarkan panjat pohon? Apa jadinya jika singa diajarkan terbang, dan seterusnya, bisakah mereka ataupun malah gagal ditengah jalan.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Jadi bagaimana solusinya,yaaa seperti Tag line salah satu iklan Minyak Kayu Putih : “Untuk anak jangan coba-coba”
Jadi saran dari saya adalah segera ketahui elemen anak anda, agar anda tidak akan salah arah untuk mendidik, mengembleng dan melejitkan potensi anak anda.

  1. Perlakukan setiap anak sesuai dengan Elemennya.
Nah untuk ini dalam literatur yang saya kuasai ada 25 perlakuan khusus untuk anak yang harus disesuaikan dengan elemen orang tua dengan elemen si anak.
Apa saja perlakuannya, untuk hal ini saya akan menjawabnya di sesi pertanyaan saja.
Dan mohon maaf sekali untuk kulwap kali ini saya hanya akan menjawab  5  - 7 pertanyaan saja.
Jika pertanyaan bunda yang tidak terjawab di sesi Kulwap kali ini, silahkan ikuti sesi Private setelah kulwap ini selesai.
Terima kasih..
Hormat saya
Zaki Lazuardi
Konselor Keluarga

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya

Adab ke Toilet

Bismillah. Sudah beberaha hari ini, Naira mengompol. Entah itu baru sedikit pipis di celana dalam, ataupun ngompol. Saya jadi mulai terpancing emosinya. Kesal, karena setiap disuruh pipis ke toilet, Naira selalu menolaknya. Dan akhirnya ngompol. Tantangan hari ke 19 Kali ini saya BRP tentang kapan harus ke toilet Teteh, kalau ada rasa menggelitik di perut bawah ( sambil disentuh di bagian kendung kemih) itu tandanya "pengen pipis" Jadi teteh harus? "ke toilet" Sebelumnya harus apa? "buka celana dulu baru jongkok di toilet" Iyaaa pinteeer.. Kalau mamam suruh pipis? "tinggal buka celana terus pipis ditoilet" Jangan apa? "jangan tahan pipis" Nanti apa? "nanti ngompol" Kalau ngompol? "nanti mamam marah" Eaaaaaaaa. Ihihihi Selain marah apa? "nanti air pipis nya kemana-mana, najis" Iya, berarti mamam harus apa? "harus ngepel sama nyuci celana bekas ompol Iya..

PANDU 45

Spesial dari Bu Septi 🎁🎁🎁 PANDU 45 Buat ayah bunda yang kesulitan membersamai anak menemukan bakatnya, kami membuatkan panduan berbagai macam aktivitas yang bisa anda gunakan untuk menjadi pedoman berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak. Sebelum mereka berusia 16 th, perbanyaklah ragam kegiatan anak, sehingga mereka kaya akan wawasan, kaya akan kegiatan, sehingga di usia produktifnya nanti akan muncuk kekayaan gagasannya. Jangan buru-buru ditestkan beragam macam test bakat jenis apapun. Kita diberikan kekuatan mata hati dan mata fisik kita sebagai orangtua. Cara ini sangat mahal dibandingkan dengan mengikutkan anak-anak dengan beragam tes bakat. Karena cara ini tidak bisa dibayar dengan uang, tapi harus dibayar dengan waktu anda, pikiran anda dan hati anda untuk anak-anak. Ebook yang kami susun inipun mahal, tidak bisa dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan kemauan anda menemani anak-anak menemukan jalan hidupnya dengan sabar, rileks, tidak menggegas dan ti