Skip to main content

Akhlak untuk Buah Hati dari Abdullah bin Umar

Assalamu'alaikum wr wb

Materi siar RKSK 102,7 MqFm
Kamis 15 Feb 2018
_Umi Ike_

Abdullah bin Umar lahir di Mekah, 10 tahun sebelum Hijrah atau 612 Masehi, anak kedua dari Umar bin Al-Khaththab dan saudara kandung Hafsha Ummul Mukminin, masuk Islam ketika berusia 10th.  Ia tergolong sahabat yg terdahulu masuk Islam dan berusia panjang.
Syahid setelah Mengingatkan Penguasa. Suatu ketika, Gubernur Mu’awiyah, Al-Hajjaj ibn Yusuf, yang berkedudukan di Hijaz tengah berpidato di masjid. Sang gubernur terkenal kejam dan fasik.  Abdullah ibn Umar ada di masjid itu. Saat itulah, orang-orang semasanya mendapat bukti, betapa *kelembutan dan kesabaran Ibn Umar, tidak berarti lemah terhadap kezaliman.* Dengan tenang, Ibn Umar berdiri masih saat Gubernur Hajjaj masih di mimbar, dan berkata, _"Engkau musuh Allah. Engkau menghalalkan barang yang diharamkan Allah. Engkau meruntuhkan rumah Allah, dan engkau membunuh banyak wali Allah."_ Al Hajjaj menyetop pidatonya. "Siapakah orang bicara tadi?" Seseorang menjawab, itu Abdulah ibn Umar. Lalu Hajjaj meneruskan pidatonya. "Diam, wahai orang yang sudah pikun."
Seteleh Al-Hajjaj kembali ke kantornya, diperintahkannya pembantunya menikam Abdullah ibn Umar dengan pisau beracun. Si pembantu berhasil menorehkan pisau beracun itu ke tubuh Abdullah ibn Umar yang lantas jatuh sakit. Di pembaringan, Ibn Umar dijenguk Al-Hajjaj. Al-Hajjaj beruluk salam, Ibn Umar tak menjawab. Al-Hajjaj menanyakan sesuatu, berbicara dengan Abdullah ibn Umar tetapi Abdullah ibn Umar tak menjawab sepatah katapun. Ibn Umar wafat tahun 72 Hijriyah dalam usia 84 tahun.

*Membangun akhlak buah hati* tidaklah dengan serta merta menyatakan harus begini dan begitu, ingatlah ... Allah yang Maha segala-galanya. Allah-lah sebaik-baiknya pemberi petunjuk, maka mulailah membangun akhlak buah hati dengan  dengan :
*1. Membangun diri _sebagai orang tua_ yang memiliki basis tauhid* dg menguatkan hati untuk senantiasa taat pd Allah dan rasul-Nya.
*Ibn Umar* dikenal sebagai pribadi yang berkawan malam untuk beribadah, dan pada dinihari menangis memohon ampunan-Nya.
Meskipun ayahnya menjadi khalifah yang sangat luas kekuasaannya, namun ia tidak memiliki ambisi kedudukan atau kekhalifahan.
Kaum muslimin masa itu sedang jaya-jayanya, daya tarik harta dan kedudukan membuat sebagian orang tergoda memperolehnya. Maka para sahabat, termasuk _*Ibnu Umar*_ melakukan perlawanan pengaruh materi itu dengan mempertegas dirinya untuk bergaya hidup zuhud dan shalih, menjauhi kedudukan tinggi.
*2. Membekali diri _sebagai orang tua_ dg ilmu & kepahaman.* *Abdullah bin Umar* adalah seorang sahabat yang tekun dan selalu hadir di majelis-majelis Nabi saw. Ia adalah contoh sahabat Nabi yang amat terpelajar di Madinah,   ia mendengarkan, mencatat, dan mengkritisi berbagai hal. Ia banyak menerima hadis langsung dari Nabi SAW, juga dari para sahabat Nabi termasuk ayahnya, Umar ibn Khattab ra. Putra Umar ini menjadi perintis awal bersama sahabat yang lainnya yakni Abu Hurairah dalam bidang hadis Nabi SAW. Selama 60 tahun setelah Nabi wafat, ia menjadi salah satu mata air pengetahuan, ia kerap diminta fatwa dan pertimbangan. Ia sangat berhati hati dalam periwayatan hadis. Abu Ja'far berkata: "Tidak ada seorang sahabat Nabi yang lebih berhati hati daripada Ibnu Umar, ia tidak mengurangi dan tidak menambah periwayatan". Ibnu Al-Bakkar juga mengatakan, Ibnu Umar menghafal semua yang ia dengar dari Rasulullah saw dan bertanya kepada orang orang yang menghadiri majelis Rasulullah tentang perkataan dan perbuatannya. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa hadis yang paling shahih yang disebut Silsilat Adz-Dzahab adalah hadis yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi dari Abdullah bin Umar. Menurut Imam Malik, selama 60 tahun sesudah wafatnya Nabi, Ibnu Umar memberi fatwa dan meriwayatkan hadis.  Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar sekitar 2.630 buah hadis. Ia meriwayatkan hadis dari Nabi dan dari sahabat, di antaranya dari ayahnya sendiri Umar, pamannya Zaid, dan saudara kandungnya Hafshah, Abu Bakar, Ali, Bilal, Ibnu Mas'ud, Abu Dzarr, dan Mu'adz.

Setiap rumah tangga semestinya memiliki keinginan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sehingga setiap anggota keluarga memiliki peran dan menjalankan amanah tersebut, _suami sebagai kepala rumah tangga memberikan teladan yang baik dalam mengemban tanggung jawabnya_ karena Allah akan mempertanyakannya di hari Akhir kelak. Rasulullah bersabda :

كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”
[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 893, 5188, 5200), Muslim (no. 1829), Ahmad (II/5, 54, 111) dari Ibnu ‘Umar radhi-yallaah]

Juga sabda beliau,

إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟ حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ.

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ (no. 292) dan Ibnu Hibban (no. 1562) dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Al-Hafizh Ibnu Hajar menshahihkan hadits ini dalam Fat-hul Baari (XIII/113), lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 1636)].

Seorang suami berusaha dan bersungguh-sungguh untuk menjadi suami yang shalih, mengkaji ilmu-ilmu agama, memahaminya serta mengamalkan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta menjauhkan diri dari setiap perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemudian ia mengajak dan membimbing isteri untuk berbuat demikian juga, sehingga anak-anaknya akan meneladani kedua orang tuanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun akhlak anak, di antaranya:
*1. Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar _lapang dada & berjiwa besar_ agar mereka mengenal dan mencintai Allah, serta mengenal dan mencintai Rasulullah*. Ajarkanlah Tauhid dan jauhkan anak dari perbuatan syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

*2. Pada usia balita (sekitar 2-5 tahun), kita ajarkan kepada mereka kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al-Qur-an*, Allah telah memberikan kelebihan kepada manusia pada masa kecilnya dengan kemampuan menghafal yang luar biasa. Oleh karena itu, orang tua harus pandai memanfaatkan kesempatan untuk mengajarkan anak-nya dengan hal-hal yang bermanfaat pada usia-usia balita, sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shahabat dan generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, sehingga banyak dari mereka yang sudah hafal Al-Qur-an pada usia sangat belia. Upaya ini harus terus dijalankan, meskipun di sekitar tempat tinggal kita tidak ada sekolah tahfizhul Qur-an. ajarkan Al-Qur-an di rumah kita, dengan kemampuan kita, karena pada dasarnya Al-Qur-an itu mudah.
*Ibnu Umar* berhati lembut dan sangat takut kepada Allah, ia selalu mencucurkan airmata tatkala mendengar ayat-ayat peringatan dari Al-Quran. Soal ini, 'Ubaid ibn 'Umair bersaksi, "Suatu ketika kubacakan ayat ini kepada Abdullah ibn Umar." 'Ubaid membacakan QS 4:41-42 yang artinya: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami datangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). _*Di hari itu orang-orang kafir dan yang mendurhakai Rasul berharap kiranya mereka ditelan bumi, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadian pun.*_" Maka Ibn Umar pun menangis hingga janggutnya basah oleh air mata.

*3. Membangun disiplin dan menjadikan perhatian terhadap shalat sebagai prioritas utama bagi orang tua kepada anaknya.* Shalat merupakan tiang agama, jika seseorang melalaikannya niscaya agama ini tidak bisa tegak pada dirinya. Hendaknya orang tua tidak bosan senantiasa memberikan contoh untuk shalat di awal waktu dengan berjama’ah di masjid dan mengajaknya . Rasulullah bersabda:

مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 495), Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya radhiyallaahu ‘anhum].

Allah memerintahkan kita untuk _tsabat_/teguh dalam menunaikan kewajiban shalat ini _termasuk sabar dalam mengingatkan isteri dan anak_ untuk menegakkannya.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa.” [Thaahaa : 132]

Seseorang yang lalai dalam shalatnya, maka ia akan mengikuti hawa nafsunya, mereka akan menemui kesesatan, kerugian dan keburukan, sebagaimana firman Allah:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ 0يَلْقَوْنَ

“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat.” [Maryam (19): 59]

Sampai meninggalnya, Ibn Umar tak pernah meninggalkan qiyamul lail, _baik ketika mukim atau bersafar._ Ia menegakkan shalat, tekun membaca Al-Quran _bahkan ia termasuk salah seorang sahabat yang hapal Quran secara sempurna_, serta banyak berzikir menyebut asma Allah.

*4. Anak diajarkan akhlak yang mulia, jujur, dermawan, berkata baik dan benar, berlaku baik serta santun kepada keluarga, saudara, tetangga, juga menyayangi yang lebih kecil serta menghormati yang lebih tua, dan yang harus menjadi penekanan utama adalah akhlak (berbakti) kepada orang tua.* Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar yang paling besar setelah syirik (menyekutukan Allah). Orang tua haruslah memberikan teladan kepada anaknya shg anak memahami bahwa ia harus berbakti kepada orang tuanya dan berakhlak mulia.
*Abdullah ibn Umar*  teramat sangat cintanya kepada Rasulullah, kemampuannya mengingat tutur dan perbuatan Nabi, menjaga substansi ajaran Islam sebagaimana dulu Nabi menyampaikannya, membuat Abdullah ibn Umar menjadi salah satu sahabat Nabi yang berhati lembut.  *Ibn Umar* adalah pedagang yang sukses dan dermawan.Sebagai pedagang ia berpenghasilan banyak karena kejujurannya berniaga. Selain itu ia menerima gaji dari Baitul Maal. Hasil perniagaan juga tunjangan yang diperolehnya _tak sedikitpun disimpan untuk dirinya sendiri, tetapi dibagi-bagikannya kepada fakir miskin._ Berdagang buat Ibn Umar hanya sebuah jalan memutar rezeki Allah di antara hamba-hambanya. Suatu ketika Ibn Umar menerima uang sebanyak 4.000 dirham dan sehelai baju dingin. Sehari kemudian, periwayat yang bernama Ayub ibn Wail Ar-Rasibi melihat Ibn Umar sedang membeli makanan untuk hewan tunggangannya dengan berutang. Maka Ayub ibn Wail ini mencari tahu kepada keluarganya. Bukankah Abu Abdurrahman (maksudnya Ibn Umar) menerima kiriman empat ribu dirham dan sehelai baju dingin? Mengapa dia berutang untuk membeli pakan hewan tunggangannya? "Tidak sampai malam hari, uang itu telah habis dibagikannya. Mengenai baju dingin itu, mula-mula dipakainya, lalu ia pergi keluar, saat kembali ia sudah tak lagi memakai baju dingin itu. Ketika kami tanya ke mana baju dingin itu, Ibn Umar bilang sudah diberikannya kepada seorang miskin," demikian jawab keluarga Ibn Umar. Kedermawanan Ibn Umar antara lain juga ditunjukkan dengan sikap hanya memberi mereka yang fakir miskin. Ia pun jarang makan sendirian. Anak-anak yatim dan golongan fakir kerap diajaknya makan bersama-sama. Ia pernah menyalahkan anak-anaknya sendiri lantaran mengundang jamuan makan untuk kalangan hartawan. "Kalian mengundang orang-orang yang dalam kekenyangan, dan kalian biarkan orang-orang kelaparan." Kaum dhuafa akrab dengan Ibn Umar. Sifat santunnya, terutama kepada fakir miskin, bukan basa-basi. Orang-orang fakir dan miskin sudah duduk menunggu di tepi jalan yang diduga bakal dilewati Ibn Umar, dengan harapan mereka akan terlihat oleh Ibn Umar dan diajak ke rumahnya.

*5. Memperhatikan teman Pergaulan Buah hatinya*, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah:

اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.

“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 4833), at-Tirmidzi (no. 2378), Ahmad (II/303, 334) dan al-Hakim (IV/171), dari Abu Hurairah].

Kita mengetahui bahwa sesuatu yang jelek akan mudah sekali mempengaruhi hal-hal yang baik, terlebih dalam pergaulan muda-mudi seperti sekarang ini.

*6. Berdo’a kepada Allah*.
Di samping ikhtiar yang dilakukan untuk menjadikan isteri dan anak-anaknya sebagai shalih-shalihah, hendaknya ia juga memanjatkan do’a kepada Allah, agar keluarganya dijadikan sakinah, mawaddah wa rahmah. Seperti do’a yang tercantum di dalam Al-Qur-an:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“…Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” [Al-Furqaan : 74]

Wahai para orang tua, singsikan lengan kesungguhan dan usahakan sekuat tenaga untuk mendidik anak-anak dengan mencurahkan segenap kemampuan dan daya upaya sehingga mereka menjadi generasi shalih/shalihah, sehat, cerdas, kuat, mulia dunia juga akhirat.

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya

Adab ke Toilet

Bismillah. Sudah beberaha hari ini, Naira mengompol. Entah itu baru sedikit pipis di celana dalam, ataupun ngompol. Saya jadi mulai terpancing emosinya. Kesal, karena setiap disuruh pipis ke toilet, Naira selalu menolaknya. Dan akhirnya ngompol. Tantangan hari ke 19 Kali ini saya BRP tentang kapan harus ke toilet Teteh, kalau ada rasa menggelitik di perut bawah ( sambil disentuh di bagian kendung kemih) itu tandanya "pengen pipis" Jadi teteh harus? "ke toilet" Sebelumnya harus apa? "buka celana dulu baru jongkok di toilet" Iyaaa pinteeer.. Kalau mamam suruh pipis? "tinggal buka celana terus pipis ditoilet" Jangan apa? "jangan tahan pipis" Nanti apa? "nanti ngompol" Kalau ngompol? "nanti mamam marah" Eaaaaaaaa. Ihihihi Selain marah apa? "nanti air pipis nya kemana-mana, najis" Iya, berarti mamam harus apa? "harus ngepel sama nyuci celana bekas ompol Iya..

PANDU 45

Spesial dari Bu Septi 🎁🎁🎁 PANDU 45 Buat ayah bunda yang kesulitan membersamai anak menemukan bakatnya, kami membuatkan panduan berbagai macam aktivitas yang bisa anda gunakan untuk menjadi pedoman berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak. Sebelum mereka berusia 16 th, perbanyaklah ragam kegiatan anak, sehingga mereka kaya akan wawasan, kaya akan kegiatan, sehingga di usia produktifnya nanti akan muncuk kekayaan gagasannya. Jangan buru-buru ditestkan beragam macam test bakat jenis apapun. Kita diberikan kekuatan mata hati dan mata fisik kita sebagai orangtua. Cara ini sangat mahal dibandingkan dengan mengikutkan anak-anak dengan beragam tes bakat. Karena cara ini tidak bisa dibayar dengan uang, tapi harus dibayar dengan waktu anda, pikiran anda dan hati anda untuk anak-anak. Ebook yang kami susun inipun mahal, tidak bisa dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan kemauan anda menemani anak-anak menemukan jalan hidupnya dengan sabar, rileks, tidak menggegas dan ti