Ketika makhluk dari Mars dan Venus bersama, seringkali terlibat konflik. Yang akan berujung ketidakharmonisan selama menjalankan rumah tangganya. Dan faktor utama yang menyebabkan konflik tersebut, biasanya diawali dengan hal yang sepele. Yaitu ketidakmampuan individu dalam memahami pasangannya masing-masing.
Berikut adalah kasus yang seringkali terjadi adalah kesalahfahaman antar pasangan.
- Laki laki merasa dirinya mampu, ia hanya butuh dihargai bukan diingatkan. Namun perempuan cenderung senang mengingatkan dan banyak bertanya
- Laki - laki mudah tenggelam dalam masalahnya dan tidak mudah bercerita pada pasangannya, namun perempuan merasa diabaikan / tidak diperdulikan, jika pasangannya tidak bercerita
- Perempuan cenderung berusaha untuk merubah pasangan, namun laki-laki tidak mau dirubah oleh pasangannya
- Laki-laki tidak suka banyak bicara, namun kebutuhan perempuan adalah banyak bicara
- Ketika laki-laki menyatakan masalahnya, sebenarnya ia hanya ingin didengar, namun seringnya wanita memberikan berbagai saran dan solusi. Padahal laki-laki tidak membutuhkannya
- Laki-laki tidak terbiasa melakukan hal-hal kecil, sehingga cenderung cuek pada suatu perubahan yang telah dilakukan oleh pasangannya. Misalnya, perempuan senang sekali menata rumah sampai detail, menggeser posisi meja, mengganti taplak meja, dan sebagainya, yang ditujukan untuk menyenangkan hati pasangannya. Namun ternyata, laki-laki memang tidak memperhatikan hal-hal sedetail itu. Pada akhirnya, perempuan merasa hasil jernih payahnya tidak dihargai.
- Atau pada saat perayaan Anniversary, perempuan akan selalu mengingatnya, dan ingin memberikan kejutan bagi pasangannya. Namun Laki-laki tidak mengingat hal seperti itu, sehingga berujung konflik
Tidaklah laki - laki itu ( sama ) seperti perempuan (QS 3 : 36)
- Ukuran otak ( Total Brain size ) laki-laki lebih besar 11-20% dibandingkan dengan otak perempuan
- Corpus Collosum ( Bagian otak tengah yang terdiri dari kumpulan serabut syaraf yang menghubungkan otak kiri dan otak kanan ) pada perempuan lebih banyak dan lebih berkembang daripada laki-laki. Dalam penelitian, hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kebutuhan 20000 kata / hari, sedangkan laki-laki hanya 7000 kata perhari. Jadi jangan baper kalau pasangan kita hanya menjabab "Ya", "Tidak" saat kita bertanya, mungkin kebutuhan bicaranya sudah habis saat ia meeting di kantor.
- Hypotalamus pada perempuan lebih banyak memproduksi Serotonin ( hormon yang mengendalikan psikis / emosi, kasih sayang, mood, perasaan ), sedangkan pada laki-laki lebih banyak memproduksi Testosteron ( Hormon yang mengendalikan hasrat seksual ). Sudah nampak bahwa kebutuhan perempuan adalah tentang perasaan, sedangkan laki-laki adalah seksual.
- Pusat memori pada otak ( Hippocampus) perempuan berkembang lebih besar dibanding pada otak laki-laki, sehingga perempuan mampu mengingat-ingat kejadian di masa lalu, sedangkan laki-laki tidak.
- Pada laki-laki, otak kanan berkembang terlebih dahulu, dibanding otak kirinya. Sedangkan pada perempuan, otak kanan dan kirinya berkembang bersamaan. Sehingga di usia sekolah, biasanya anak perempuan cenderung memiliki prestasi yang lebih menonjol dibanding laki-laki. Sedangkan anak laki-laki sebelum baligh, lebih senang bermain-main ( seperti belum serius dalam menjalani kehidupan )
- Di usia dewasa, otak kiri pada laki-laki lebih dominan, sehingga mampu berfikir secara logika. Sedangkan pada wanita, kedua otaknya bekerja seimbang, sehingga berfikir secara intuitif
- Laki-laki pada umumnya selalu berfikir terlebih dahulu sebelum ia berbicara. Sedangkan perempuan itu pada umumnya, berbicara dulu, baru mikir. Jadi mulai sekarang, sebelum kita berbicara pada pasangan kita, yuk fikirkan dulu apa tujuannya. Sehingga pasangan kita mengerti terhadap pesan yang kita sampaikan. Pesannya harus singkat, padat dan jelas. Jangan bertele-tele, cerita dari A sampai Z, baru menyampaikan intinya. Karena laki-laki tidak akan memahami pesan apa yang akan disampaikan
Marilah sama sama memahami karakter pasangan masing - masing, demi keharmonisan rumah tangga yang akan dijalani, bukan setahun dua tahun saja, Namum selama nafas ini berhembus, kita harus saling memahami perbedaan, menerima kekurangan dan fokus pada kebaikan - kebaikan pasangan kita.
Comments
Post a Comment