Skip to main content

Water Birth

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi normal. Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin akan turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan/aterm (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

Salah satu hal penting yang terjadi pada proses persalinan adalah nyeri persalinan. Dalam proses persalinan hal inilah yang paling dirasakan tidak menyenangkan, bahkan menakutkan bagi ibu. Saat ini proses persalinan pervaginam telah berkembang yang bertujuan memberi rasa nyaman, aman dan menyenangkan, serta dapat mengurangi bahkan meniadakan perasaan cemas dan menegangkan. Salah satu metode alternatif yang saat ini populer adalah persalinan dalam air hangat di kenal sebagai water birth.

Berbagai keuntungan bagi ibu dan bayi merupakan daya tarik dari metode ini yang penggunaannya di dukung oleh adanya beberapa penelitian klinik. A Cochrane Systemic review mendukung pendapat bahwa berendam dalam air selama persalinan kala I akan dapat mengurangi penggunaan analgesik dan rasa nyeri pada ibu bersalin, tanpa hal yang merugikan dalam durasi persalinan, luaran bayi dan persalinan operatif. Water Birth telah di terima dan dipraktekan di banyak negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan New Zealand. Di negara-negara Eropa termasuk Inggris dan Jerman terdapat banyak Meternity Clinics yang menggunakan birthing tubs. Pada tahun 2006 Water Birth International mencatat lebih dari 300 rumah sakit di Amerika Serikat menawarkan fasilitas tersebut. The Royal College of Obstetricians and Gynecologists dan The Royal College of Midwife mendukung persalinan dalam air bagi wanita yang sehat tanpa komplikasi pada kehamilannya. Jika petunjuk praktis dijalankan dengan baik dalam hal mengontrol infeksi, manajemen ruptur tali pusat dan dengan kepatuhan pada persyaratan yang ada, komplikasi akan dapat dikurangi.

WATER BIRTH
Suatu hal terpenting dalam perkembangan obstetri modern adalah humanisasi proses persalinan dan kelahiran. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang difokuskan pada keluarga, otonomi pasien, dan penanganan nyeri. Upaya ini merupakan suatu hal yang essensial bagi keamanan fetus dan neonatus. Nyeri pada proses persalinan terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata, yang dapat dikatagorikan sebagai nyeri akut. Nyeri persalinan terbagi atas 4 tahap yaitu : Tahap I (Pembukaan) yang diakibatkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim. Tahap II (Pelahiran) nyeri yang timbul akibat peregangan dasar panggul dan tidak jarang sebagai akibat pengguntingan (episiotomi) jika diperlukan. Tahap III (Pelepasan Plasenta) memberikan sensasi nyeri yang sangat minimal. Terakhir tahap IV, nyeri yang timbul lebih merupakan akibat penjahitan luka perineum akibat robekan dengan atau tanpa episiotomi. Salah satu cara yang di anggap dapat mengurangi rasa nyeri secara non farmakologi (tanpa obat) adalah metode water birth, dimana ibu hamil bersalin dalam rendaman air hangat.

DEFINISI
Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam, dimana ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat (yang dilakukan pada bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan memberi sensasi rasa nyaman.

SEJARAH PERKEMBANGAN WATER BIRTH
Di Indonesia water birth masih baru dan mulai populer ketika Liz Adianti Harlizon melahirkan dengan metode ini, selasa 4 Oktober 2006 pukul 06.05 WIB di SanMarie Family Healthcare, Jakarta ditangani oleh dr. T. Otamar Samsudin, SpOG dan dr. Keumala Pringgadini, SpA.
Di Bali telah ada sejak tahun 2003, Robin Lim dari klinik Yayasan Bumi Sehat Desa Nyuh Kuning, Ubud-Bali telah menangani lebih dari 400 kasus water birth per tahun termasuk Oppie Andaresta (20 Juli 2007). Sementara Rumah Sakit Umum di Bali yang pertama kali menyediakan fasilitas water birth adalah
Rumah Sakit Umum Harapan Bunda ~ Maternity Hospital, Jl. Tukad Unda No. 1, Renon, Denpasar-Bali. Water Birth telah dlaksanakan sejak 7 Oktober 2007. dan persalinan ini ditangani oleh dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, SpOG.

KEUNTUNGAN WATER BIRTH
Keuntungan Bagi Ibu
A. Mengurangi Nyeri Persalinan Dan Memberi Rasa Nyaman
Nyeri persalinan berkurang disebabkan ibu berendam dalam air hangat yang membuat rileks dan nyaman sehingga rasa sakit dan stres akan berkurang. Mengurangi rasa sakit adalah tujuan utamanya, sedangkan secara teknis melahirkan dalam air pada dasarnya sama seperti melahirkan normal, proses dan prosedurnya sama, hanya tempatnya yang berbeda. Pada water birth ibu melahirkan bayinya dalam kolam dengan posisi bebas dan yang paling dirasakan nyaman oleh ibu. Kolam dapat terbuat dari fiber glass atau bahan lain.

Adanya mitos yang menyebutkan bahwa water birth dapat mengurangi keseluruhan nyeri pada persalinan, namun menyebabkan pemanjangan fase-fase persalinan. Pada kenyataannya water birth merupakan persalinan alamiah dan tidak sepenuhnya mengurangi nyeri kontraksi, meskipun demikian banyak wanita merasakan adanya pengurangan nyeri sewaktu ada dalam air, berendam dalam air hangat dan mengapung. Penelitian juga menunjukkan persalinan dalam air sesungguhnya dapat memperpendek persalinan kala I dan tekanan darah menjadi lebih rendah di banding persalinan konvensional. Harper melaporkan bahwa water birth efektif untuk menangani nyeri persalinan. Suatu Randomized Controlled Trial (RCT), ibu hamil yang berendam di dalam air hangat pada persalinan dengan penyulit (distosia) dibandingkan dengan augmentasi standar menunjukkan bahwa angka penggunaan epidural analgesia dan intervensi obstetri lebih rendah. Secara retrospektif dilaporkan berkurangnya nyeri dan meningkatnya kepuasan.

Water Birth merupakan suatu bentuk hydrotherapy, metode ini efektif dan bermanfaat dalam penanganan nyeri pada kondisi seperti lower back pain (yang umumnya menjadi keluhan ibu saat persalinan). Evaluasi terhadap 17 Randomized Controlled Trial (RCT), 2 Controlled Studies, 12 Cohort Studies, dan 2 laporan kasus, menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan hydrotherapy dalam penanganan nyeri, bermanfaat, manjur dan memiliki efek mobilitas, kekuatan, dan keseimbangan, terutama sekali pada orang dengan rematik dan nyeri pinggang bawah kronik. Hydrotherapy juga merupakan suatu alternatif yang relatif aman jika dibandingkan dengan penanganan nyeri persalinan konvensional (menggunakan anestesi dan narkotik). Berendam dalam air akan dapat mengurangi 75% nyeri persalinan Pada persalinan dan atau kelahiran di air, kemampuan mengapung ibu akan menolong untuk relaksasi, pergerakan selama persalinan water birth yang lebih leluasa menyebabkan ibu nyaman dan rileks, sedangkan air hangat akan membantu mengurangi nyeri.8,11,23 A Cochrane Systemic review juga mendukung pendapat bahwa berendam dalam air selama persalinan kala I akan dapat mengurangi penggunaan analgesik dan rasa nyeri pada ibu bersalin, tanpa hal yang merugikan dalam durasi persalinan, luaran bayi dan persalinan operatif.

B. Mengurangi Tindakan Episiotomi
Dalam hal trauma perineum, dukungan air pada waktu kepala bayi yang crowning lambat akan menurunkan risiko robekan, dan dapat mengurangi keperluan akan tindakan episiotomi. Dalam literatur water birth bahkan tidak ditemukan angka kejadian episiotomi. Selain hal tersebut, trauma perineum yang terjadi dilaporkan tidak berat, dengan dijumpai lebih banyak kejadian intak perineum, tetapi beberapa literatur mendapatkan frekuensi robekan sama pada persalinan primipara di dalam maupun di luar air. Masih terdapat mitos bahwa ibu yang melahirkan dalam air lebih mungkin untuk mengalami robekan karena yang membantu persalinan kesulitan untuk melakukan episiotomi jika diperlukan. Namun sesungguhnya ibu yang melahirkan dalam air hangat kurang mengalami robekan, karena air hangat dapat meningkatkan aliran darah dan mampu melunakkan jaringan di sekitar perineum ibu. Ketika memerlukan episiotomi, penolong justru lebih mudah menjangkau bagian perineum ibu untuk melakukan massage atau tindakan lain. Kebanyakan episiotomi tidak diperlukan, dan jika penolong mengganggap selama proses persalinan terdapat keadaan emergensi, penolong akan membatalkan pelaksanaan metode ini.
The Birth Centre Network UK, Nicoll A. et al mendapatkan 300 kelahiran pertahun, 150 diantaranya menggunakan water birth dengan episiotomy rate 2%.A Comparative Study tentang water birth yang membandingkan antara metode Maia-birthing stool, bedbirths (kecuali vakum ekstraksi), dimana didapatkan data bahwa kejadian episiotomi pada water birth 12,8%, Maia-birthing stool 27,7%, bedbirths 35,4%, perbedaan ini secara statistik sangat bermakna.

C. Pemendekan Persalinan Kala I
Persalinan dan kelahiran di dalam air juga dapat mempercepat proses persalinan yang dihubungkan secara signifikan dengan persalinan kala I yang akan menjadi lebih pendek. Dalam hal ini ibu dapat lebih mengontrol perasaannya, menurunkan tekanan darah, lebih rileks, nyaman, menghemat tenaga ibu, mengurangi keperluan obat-obatan dan intervensi lainnya, memberi perlindungan secara pribadi, mengurangi trauma perineum, meminimalkan penggunaan episiotomi, mengurangi kejadian seksio sesarea, memudahkan persalinan.
A comparative study after 555 birth in water. Penelitian ini menunjukkan keuntungan medis yang relevan untuk persalinan dalam air, dan pengurangan yang signifikan terhadap durasi persalinan kala I, bermaknanya pengurangan episiotomi dan laserasi perineum serta keperluan analgesik. Keamanan neonatus terjamin dengan tetap memperhatikan kontraindikasi yang ada.

D. Menurunkan Tekanan Darah
Dalam hal menurunkan tekanan darah. Menurut Pre & Perinatal Psycology Association of North America Conference, wanita dengan hipertensi akan mengalami penurunan tekanan darah setelah berendam dalam air hangat selama 10-15 menit. Kecemasan yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah akan dapat dikurangi dengan berendam dalam air hangat.

E. Keuntungan Bagi Bayi.
Persalinan sendiri dapat menjadi masalah, mungkin juga mengganggu, dan merupakan pengalaman bagi bayi. Water Birth memberikan keuntungan terutama saat kepala bayi masuk ke jalan lahir, dimana persalinan akan menjadi lebih mudah. Air hangat dengan suhu yang tepat suasananya menyerupai lingkungan intrauterin sehingga memudahkan transisi dari jalan lahir ke dunia luar.Air hangat juga dapat mengurangi ketegangan perineum dan memberi rasa nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga bayi lahir kurang mendapatkan trauma (oleh karena adanya efek dapat melenturkan dan meregangkan jaringan perineum dan vulva) dibandingkan pada persalinan air dingin dan tempat bersalin umumnya.

Bayi yang lahir di dalam air tidak segera menangis, bayi tampak menjadi tenang. Bayi tidak tenggelam jika dilahirkan di air, karena selama kehamilan bayi hidup dalam lingkungan air (amnion) sampai terjadi transisi persalinan dari uterus ke permukaan air.22 Demikian pula masalah lilitan tali pusat di leher, tidak menjadi masalah, sepanjang tidak ada deselerasi denyut jantung bayi (yang menunjukkan fetal distress) sebagai akibat ketatnya belitan tali pusat di leher. Pemendekan persalinan kala I selain memudahkan persalinan bagi ibu, juga baik untuk bayi yaitu mencegah trauma atau risiko cedera kepala bayi, kulit bayi lebih bersih, menurunkan risiko bayi keracunan air ketuban.16,21,32 Oleh karena itu metode ini dikenal sebagai persalinan “Easier for Mom ~ Better for Babies”.

KERUGIAN WATER BIRTH
A. Risiko dan Komplikasi
Menurut para pendukung water birth metode ini tidak menyebabkan risiko serius maupun komplikasi. Hal ini hanya akan terjadi, jika prosedur yang dilakukan tidak tepat atau penanganannya buruk. Protokol persalinan merupakan suatu hal penting yang harus dimiliki untuk mencegah risiko dan komplikasi. A comparative study. A prospective study on more than 2000 waterbirths; water birth dan berbagai alternatif persalinan seperti Maia-birthing stool memiliki risiko yang lebih rendah pada ibu dan bayi daripada bedbirths jika dalam penanganan kelahiran menggunakan monitoring yang baik.

Adapun risiko-risiko yang dapat timbul antara lain:
1. Risiko Maternal
a. Infeksi.
Menurut European Journal of Obstetrics and Reproductive Biology 2007, Water Birth merupakan 'a valuable alternative' persalinan normal. Penelitian yang dipimpin oleh Rosanna Zanetti-Daellenbach menemukan tidak ada perbedaan angka kejadian infeksi maternal maupun neonatal atau parameter laboratorium termasuk luaran fetus dalam hal APGAR Score, pH darah, dan keperluan perawatan intensif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa water birth menyebabkan risiko infeksi oleh karena berendam dalam air yang tidak steril dan ibu dapat mengeluarkan kotoran saat mengedan dalam kolam air. Namun penelitian menunjukkan bahwa traktus intestinal bayi mendapatkan keuntungan dari paparan ini. Kelahiran tersebut dan diri kita sendiri tidak steril. Sekresi vagina, blood slim, cairan amnion, dan feses ibu ketika bayi masuk ke dalam rongga panggul, keseluruhannya tidak steril. Jika ibu dalam keadaan persalinan kala aktif, air tidak akan masuk ke jalan lahir sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk ke vagina, namun tidak dapat masuk ke vagina bagian dalam, ke serviks maupun uterus. Penyakit infeksi tertentu, akan mati segera ketika kontak dengan air. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi adalah menggunakan pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi dengan filter/penyaring air sehingga jika air terminum tidak berisiko infeksi. Kolam yang sudah disterilkan kemudian akan diisi air yang suhunya sekitar 32-370C disesuaikan dengan suhu tubuh.

b. Perdarahan Postpartum.
Risiko perdarahan pada ibu dan bayi juga harus dipertimbangkan. Walaupun comparative study di Swiss menunjukkan suatu hal yang positif, namun penelitian lain di Inggris tidak menemukan adanya perbedaan yang bermakna antara metode water birth dengan metode persalinan lainnya. Penyedia layanan water birth yang tidak berpengalaman akan sukar menilai jumlah perdarahan post partum, sementara metode penanganannya telah berkembang dengan baik. Hal ini menyebabkan sejumlah penyedia layanan lebih memilih melahirkan plasenta di luar kolam seperti di The University of Michigan Hospital.

c. Trauma Perineum.
Penggunaan episiotomi pada water birth 8,3% tidak menunjukkan laserasi perineum derajat tingkat III dan IV dan 25,7%, pada land birth menunjukkan kejadian laserasi perineum derajat tingkat III dan IV dengan angka penggunaan episiotomi lebih tinggi. A Cochrane review oleh Cluett et all, membuktikan bahwa ada risiko terjadi trauma perineum pada persalinan dengan water birth, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada luaran klinik dalam hal trauma perineum.Pada penelitian tahun 1991-1997 Obstetrics and Gynecology of Cantonal Hospital of Frauenfeld, Switzerland membandingkan 3 grup persalinan pervaginam : water birth, Maia-birthing stool, dan bedbirth mendapatkan angka kejadian episiotomi 12,8% pada water birth 27,7% pada Maia-birthing stool, dan 35,4% pada bedbirth. Ini secara statistik sangat bermakna. Disamping angka episiotomi bedbirth terjadi paling tinggi juga menunjukkan derajat laserasi perineum III dan IV(4,1%)

2. Risiko Neonatal
Terdapat risiko penting secara klinik pada bayi, termasuk masalah pernapasan, ruptur tali pusat disertai perdarahan, dan penularan infeksi melalui air.32,40,41 Laporan dari sejumlah kasus menghubungkan water birth dengan respiratory distress, hyponatremia, infeksi, hypoxic ischemic encephalopathy, ruptur tali pusat, kejang, takikardia, demam (dihubungkan dengan temperatur air), serta near drowning pada bayi atau fetus.
a. Terputusnya Tali Pusat.
Mekanisme terputusnya tali pusat ini terjadi ketika bayi lahir sesegera mungkin dibawa ke permukaan air tidak secara “gentle”, jika tali pusat pendek akan dapat mengakibatkan tegangan yang berlebihan pada tali pusat. Suatu review yang mengidentifikasi 16 artikel, melaporkan adanya 63 komplikasi neonatal diakibatkan oleh water birth, salah satu diantaranya adalah masalah putusnya tali pusat.40 Suatu penelitian yang tidak terduga menunjukkan hasil bahwa 5 dari 37 bayi (14%) yang lahir di air dan memerlukan perawatan khusus karena terputusnya tali pusat, 1 bayi memerlukan tranfusi. Kasus terputusnya tali pusat kemungkinan disebabkan oleh terlalu cepat mengangkat bayi kepermukaan sehingga menyebabkan tarikan cepat dari tali pusat yang melampaui panjang tali dibandingkan biasanya.32,42 Tidak ada data risiko terputusnya tali pusat pada persalinan normal di luar air.
b.Takikardi.
c. Infeksi.
Risiko infeksi jarang terjadi pada water birth. Infeksi saluran pernapasan pada bayi yang dilahirkan secara water birth jarang terjadi, namun risiko ini tetap harus diperhitungkan. Sejumlah kasus yang mungkin membahayakan bayi antara lain infeksi herpes, perdarahan luas, dan berbagai infeksi lainnya. Metode water birth tidak direkomendasikan pada bayi preterm. Berdasarkan laporan kasus yang dipublikasikan, infeksi P. aeruginosa didapatkan pada swab telinga dan umbilicus bayi yang lahir dengan water birth.Pada suatu Randomized Controlled Trial dari akibat water birth di Canada, tidak menemukan perbedaan pada ibu risiko rendah dan adanya tanda infeksi pada ibu dengan ruptur membran ketuban. Penelitian tahun 1999 tentang kultur bakteri di Oregon Health Sciences University Hospital, tidak menemukan secara langsung bakteri pada kultur kolam persalinan, sementara bakteri pseudomonas yang umumnya ada pada kran air ditemukan, namun janin yang terinfeksi bakteri tersebut tidak memerlukan terapi antiinfeksi. Ini mengkonfirmasi terhadap apa yang ditemukan pada penelitian di Inggris lebih dari 3 tahun. Sebaiknya ada protokol ketat untuk menjaga kebersihan kolam antara persalinan satu dengan yang lain (terutama di rumah sakit), karena ada sedikit risiko perpindahan bakteri dari bayi ke bayi atau ibu ke ibu. Selain itu biasanya pada keran air terdapat bakteri Pseudomonas. Pediatri menganjurkan untuk mempertimbangkan adanya gejala infeksi pseudomonas pada bayi dengan persalinan water birth.

d. Hipoksia.
Tali pusat secara terus menerus akan menyediakan darah beroksigen, sambil bayi merespon stimulasi baru yaitu pertama kali mengisi paru-parunya dengan udara. Penundaan pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk hidup di luar uterus. Ini akan memaksimalkan fungsi perfusi jaringan paru. Garland (2000) tidak merekomendasikan pemotongan dan pengkleman tali pusat sampai bayi mencapai permukaan air disebabkan oleh meningkatnya risiko hipoksia. Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex, yang mengakibatkan penekanan respon menelan sehingga akan menimbulkan bayi menghirup air selama proses water birth. Odent (1998) merekomendasikan pengkleman tali pusat 4-5 menit setelah persalinan. Namun menurut Austin, Bridges, Markiewicz and Abrahamson (1997) penundaan pengkleman tali pusat dapat mengakibatkan polisitemia, berdasarkan hipotesa bahwa air hangat mencegah vasokonstriksi tali pusat sehingga banyak darah ibu tertransfer ke bayi (vasokontriksi terjadi ketika kontak dengan udara).

e. Aspirasi Air dan Tenggelam.
Terdapat berbagai kritikan tentang water birth, dimana adanya risiko tenggelam jika bayi menghirup air atau bernapas dalam air. Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada water birth sekitar 95%. Risiko masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari dengan mengangkat bayi yang lahir sesegera mungkin ke permukaan air. Pemanjangan fase berendam mengakibatkan kekurangan oksigen, emboli air, dan perdarahan. Air hangat mencegah pembekuan darah setelah persalinan, dan juga risiko infeksi. Menurut British Medical Journal (BMJ) bulan juni 2005, bayi-bayi dengan sendirinya tidak akan bernapas sampai terpapar udara, kecuali mengalami asfiksia yang diakibatkan penekanan tali pusat.Berdasarkan penelitian diperkirakan sekitar 38% bayi yang lahir dengan water birth berisiko tenggelam. Pada bulan Nopember 2005, dokter-dokter di New Zealand menemukan 4 kejadian bayi baru lahir nyaris tenggelam. Hal ini menandakan mengapa mereka percaya bahwa fakta-fakta lebih baik dan lebih dapat membuktikan pentingya keamanan pada persalinan ini, serta adanya risiko-risiko lain seperti severe respiratory distress dan masalah pernapasan lainnya.

B. Morbiditas dan Mortalitas
Kemiripan morbiditas dan mortalitas pada ibu risiko rendah memberi kesan bahwa persalinan di air tidak substansial meningkatkan luaran perinatal yang buruk.50 The National Surveillance pada penelitiannya tidak mendapatkan perbedaan angka morbiditas dan mortalitas perinatal antara bayi yang lahir dengan water birth dibandingkan dengan persalinan konvensional, sebaliknya ibu hamil yang melahirkan di air mendapat pengalaman persalinan yang memuaskan.Penelitian water birth berskala besar di Inggris antara tahun 1994-1996 menunjukkan gambaran mortalitas perinatal dari persalinan dengan water birth adalah 1,2 per 1000 kelahiran hidup (95% CI 0,4-2,9)50 dan kematian perinatal dari persalinan konvensional adalah 8,4 per 1000 kelahiran hidup (95% CI 0,7-2,3). Tidak ditemukan laporan yang valid tentang kematian bayi akibat aspirasi atau inhalasi air pada 150.000 catatan medis dari seluruh dunia antara tahun 1985-1999 mengenai water birth.

Pada bulan Agustus 1999 The British Medical Journal mempublikasikan penelitian antara bulan April 1994-Maret 1996 pada 4032 bayi yang lahir dengan water birth, yang menyimpulkan bahwa mortalitas perinatal secara substansial tidak lebih tinggi pada persalinan dengan water birth dibandingkan dengan kelahiran pada ibu hamil risiko rendah yang menggunakan metode persalinan konvensional.The British Paediatric Surveillance menyebutkan tentang kematian atau perlunya penanganan khusus pada bayi yang persalinannya dalam air dari tahun 1994-6. Ini menggambarkan perbandingan jumlah total orang yang bersalin dalam air. Terdapat 5 kematian perinatal dari lebih 4032 Water Birth (1,2 per 1000). 1 bayi meninggal dalam kandungan, 1 lahir mati setelah bayi lahir tanpa perawatan karena kehamilan yang disembunyikan, 3 postnatal death dengan penyebab spesifik; infeksi herpes, perdarahan otak setelah persalinan cepat, hypoplastic lungs. bayi (termasuk 3 postnatal death) yang memerlukan penanganan khusus dan 15 mengalami masalah pernapasan termasuk 1 aspirasi air, 1 “freshwater drowning”, 5 bayi tali pusat putus, 6 kematian ibu yang tampaknya tidak menggunakan kolam persalinan. Kematian perinatal serupa pada persalinan risiko rendah, tetapi data mengenai penyebabnya tidak lengkap. Peneliti menyimpulkan tidak ada bukti yang substansial dalam peningkatan risiko.

Hal tersebut sama dengan hasil audit yang digambarkan oleh The British Paediatric Surveillance Unit pada tahun 1999. Bayi-bayi yang memerlukan penanganan khusus 8,4 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan persalinan konvensional 37 per 1000 kelahiran hidup bahkan dengan manajemen home birth mendapatkan risiko 9,2 per 1000 kelahiran hidup yang memerlukan penanganan khusus. Beberapa literatur menyebutkan rendahnya angka morbiditas water birth. Pada penelitian Water Birth-A Near Drowning Experience telah ditangani 4 neonatus yang teraspirasi air dan edema paru umur lebih dari 18 bulan. Pada gambaran radiologi ditemukan janin mengalami edema paru luas, dengan takipnea transient (2 dari 4 kasus tidak ada informasi tentang proses kelahiran di dalam air, sedangkan 1 dari 4 janin mengalami hiponatremia). Menurut penelitian Experience with under-water birth. Underwater birth sekarang dianggap sebagai suatu metode persalinan yang dapat diterima. Keamanan menjadi pertimbangan, perhatian utama pada kasus tenggelam, namun dari 19000 laporan underwater birth tidak terdapat hal yang merugikan. Underwater birth aman dan bermanfaat jika digunakan secara tepat pada pasien risiko rendah.

Comments

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya

Adab ke Toilet

Bismillah. Sudah beberaha hari ini, Naira mengompol. Entah itu baru sedikit pipis di celana dalam, ataupun ngompol. Saya jadi mulai terpancing emosinya. Kesal, karena setiap disuruh pipis ke toilet, Naira selalu menolaknya. Dan akhirnya ngompol. Tantangan hari ke 19 Kali ini saya BRP tentang kapan harus ke toilet Teteh, kalau ada rasa menggelitik di perut bawah ( sambil disentuh di bagian kendung kemih) itu tandanya "pengen pipis" Jadi teteh harus? "ke toilet" Sebelumnya harus apa? "buka celana dulu baru jongkok di toilet" Iyaaa pinteeer.. Kalau mamam suruh pipis? "tinggal buka celana terus pipis ditoilet" Jangan apa? "jangan tahan pipis" Nanti apa? "nanti ngompol" Kalau ngompol? "nanti mamam marah" Eaaaaaaaa. Ihihihi Selain marah apa? "nanti air pipis nya kemana-mana, najis" Iya, berarti mamam harus apa? "harus ngepel sama nyuci celana bekas ompol Iya..

PANDU 45

Spesial dari Bu Septi 🎁🎁🎁 PANDU 45 Buat ayah bunda yang kesulitan membersamai anak menemukan bakatnya, kami membuatkan panduan berbagai macam aktivitas yang bisa anda gunakan untuk menjadi pedoman berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak. Sebelum mereka berusia 16 th, perbanyaklah ragam kegiatan anak, sehingga mereka kaya akan wawasan, kaya akan kegiatan, sehingga di usia produktifnya nanti akan muncuk kekayaan gagasannya. Jangan buru-buru ditestkan beragam macam test bakat jenis apapun. Kita diberikan kekuatan mata hati dan mata fisik kita sebagai orangtua. Cara ini sangat mahal dibandingkan dengan mengikutkan anak-anak dengan beragam tes bakat. Karena cara ini tidak bisa dibayar dengan uang, tapi harus dibayar dengan waktu anda, pikiran anda dan hati anda untuk anak-anak. Ebook yang kami susun inipun mahal, tidak bisa dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan kemauan anda menemani anak-anak menemukan jalan hidupnya dengan sabar, rileks, tidak menggegas dan ti