Impoten adalah gangguan ereksi penis sehingga tidak cukup keras untuk
dapat melakukan hubungan seksual. Gangguan tersebut berupa tidak dapat
ereksi sama sekali, atau kadang bisa ereksi kadang tidak, atau bisa
ereksi tapi hanya sebentar.
Banyak hal yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Berikut beberapa diantaranya:
# Penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, pecandu alkohol, multipel sklerosis, aterosklerosis, panyakit vaskuler, penyakit saraf, merupakan penyebab tersering impoten. Sekitar 25 - 50% pria penderita diabetes akan mengalami impoten.
# Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang olahraga, merokok, dan kegemukan.
# Cedera pada penis, tulang belakang, kandung kencing, prostat, atau panggul. Pembedahan prostat atau kandung kencing akibat kanker.
# Obat-obatan antara lain obat hipertensi, antihistamin, antidepresi, penekan nafsu makan, dan simetidin (obat lambung).
# Faktor psikologis seperti stres, cemas, rasa bersalah, depresi, kurang percaya diri, takut gagal melakukan hubungan seksual.
# Gangguan hormonal berupa kurangnya hormon testosteron.
Jika hasrat seksual Anda mulai menurun dan terus menurun, waspadai hal tersebut sebagai tanda awal impoten (disfungsi ereksi).
Penelitian terhadap 814 orang pria dewasa berusia 40 sampai 70 tahun menyimpulkan bahwa mereka yang mengalami penurunan hasrat seks mempunyai risiko lebih tinggi terkena impoten sembilan tahun kemudian, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai fantasi dan hasrat seksual yang tetap tinggi.
Kesimpulan spesifik dari penelitian tersebut antara lain:
1. Pria yang melaporkan mengalami kesulitan ereksi dalam kurun waktu enam bulan sebelumnya berisiko mengalami impoten 2,33 kali lipat dibanding mereka yang tidak mengalami gangguan ereksi.
2. Mereka yang melaporkan bahwa pada masa remajanya pernah mengalami masa dimana hasrat seksualnya kurang, mempunyai risiko 2 kali lipat terkena impoten dibandingkan mereka yang mempunyai hasrat seksual normal.
3. Pria yang melaporkan bahwa mereka yang memikirkan atau berfantasi mengenai seks, termasuk mimpi berkaitan dengan seks, hanya sekali seminggu atau kurang berisiko terkena impoten 2 kali lipat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada tanda-tanda penting dalam masa bertahun-tahun sebelum timbulnya impoten. Pada periode tersebut, intervensi dan pengobatan kemungkinan lebih berhasil untuk dilakukan
Banyak hal yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Berikut beberapa diantaranya:
# Penyakit seperti diabetes, penyakit ginjal, pecandu alkohol, multipel sklerosis, aterosklerosis, panyakit vaskuler, penyakit saraf, merupakan penyebab tersering impoten. Sekitar 25 - 50% pria penderita diabetes akan mengalami impoten.
# Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang olahraga, merokok, dan kegemukan.
# Cedera pada penis, tulang belakang, kandung kencing, prostat, atau panggul. Pembedahan prostat atau kandung kencing akibat kanker.
# Obat-obatan antara lain obat hipertensi, antihistamin, antidepresi, penekan nafsu makan, dan simetidin (obat lambung).
# Faktor psikologis seperti stres, cemas, rasa bersalah, depresi, kurang percaya diri, takut gagal melakukan hubungan seksual.
# Gangguan hormonal berupa kurangnya hormon testosteron.
Jika hasrat seksual Anda mulai menurun dan terus menurun, waspadai hal tersebut sebagai tanda awal impoten (disfungsi ereksi).
Penelitian terhadap 814 orang pria dewasa berusia 40 sampai 70 tahun menyimpulkan bahwa mereka yang mengalami penurunan hasrat seks mempunyai risiko lebih tinggi terkena impoten sembilan tahun kemudian, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai fantasi dan hasrat seksual yang tetap tinggi.
Kesimpulan spesifik dari penelitian tersebut antara lain:
1. Pria yang melaporkan mengalami kesulitan ereksi dalam kurun waktu enam bulan sebelumnya berisiko mengalami impoten 2,33 kali lipat dibanding mereka yang tidak mengalami gangguan ereksi.
2. Mereka yang melaporkan bahwa pada masa remajanya pernah mengalami masa dimana hasrat seksualnya kurang, mempunyai risiko 2 kali lipat terkena impoten dibandingkan mereka yang mempunyai hasrat seksual normal.
3. Pria yang melaporkan bahwa mereka yang memikirkan atau berfantasi mengenai seks, termasuk mimpi berkaitan dengan seks, hanya sekali seminggu atau kurang berisiko terkena impoten 2 kali lipat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada tanda-tanda penting dalam masa bertahun-tahun sebelum timbulnya impoten. Pada periode tersebut, intervensi dan pengobatan kemungkinan lebih berhasil untuk dilakukan
Comments
Post a Comment