Anggapan di
masyarakat bahwa MSG (Monosodium L-Glutamat) yang biasa terkandung dalam
vetsin atau bumbu penyedap rasa adalah bahan kimia yang berbahaya bagi
tubuh lantaran menimbulkan kanker kalau terus-menerus dikonsumsi
ternyata tak sepenuhnya benar. Setidaknya, menurut Advisor Public
Relations dari PT Ajinomoto Indonesia Turiadi. Turiadi mengungkapkan, sudah banyak isu yang menyudutkan penggunaan MSG. Namun, hampir semua isu tersebut terbantahkan oleh berbagai penelitian ilmiah. Bahkan sebaliknya, MSG terbukti memberi beberapa manfaat terhadap kesehatan. Salah satunya adalah dalam mengurangi asupan sodium. Sodium adalah salah satu penyebab utama hipertensi, yang banyak terkandung di dalam garam (NaCl). "Berdasarkan penelitian, manusia sudah mengonsumsi MSG selama 100 tahun. Bahkan, di Jepang sebagai produsen pertama, MSG sudah dikonsumsi lebih lama lagi. Kalau MSG katanya menyebabkan kanker atau kebodohan tentu orang-orang Jepang sudah banyak yang kanker dan bodoh dong. Tapi, kita lihat buktinya sekarang, justru sebaliknya orang Jepang sehat-sehat dan tentunya tidak bodoh karena bisa memproduksi berbagai teknologi canggih dunia," papar Turiadi saat ditemui dalam acara peluncuran Komik "Umami" di Jakarta, Senin (1/3/2010). Di samping itu, Turiadi menambahkan, dari sisi keamanan sebagai bahan tambahan pangan, MSG juga sudah teruji oleh badan-badan kesehatan dunia. "MSG sudah diakui keamanannya sebagai bahan tambahan pangan oleh badan-badan kesehatan dunia, seperti Badan POM Amerika pada tahun 1958, juga Badan POM Indonesia sendiri. Jadi, saya kira kita semua tidak perlu khawatir mengonsumsi MSG," ujarnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Jepang, Yamaguchi dan Takahashi pada tahun 1984, diketahui bahwa ternyata MSG dapat mempertegas rasa asin. Dengan demikian MSG dapat mengurangi penggunaan garam untuk memperoleh rasa enak yang sama. Penelitian terbaru di Jepang juga membuktikan bahwa MSG ternyata dapat memaksimalkan proses pembakaran atau oksidasi lemak di dalam tubuh. Artinya, MSG dapat juga menjadi salah satu cara alternatif untuk mendapatkan tubuh ideal asalkan dikonsumsi dengan cara yang benar. Sumber: kompas.com |
Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching. Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasannya
Comments
Post a Comment