┏━━
🍃
🌸━━━━━━━━━━━━┓
RESUME CAMILAN
KELAS MATRIKULASI Batch #4
INSTITUT IBU PROFESIONAL
┗━━━━━━━━━━━━
🍃
🌸
🍃━━┛


RESUME CAMILAN
KELAS MATRIKULASI Batch #4
INSTITUT IBU PROFESIONAL
┗━━━━━━━━━━━━



Bismillahirahmanirrahiim
*Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh*
*Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh*
Tema : “4 TIPE PENERIMA HIDAYAH”







01. INFOGRAFIS ADAB MENUNTUT ILMU.pdf2 pagesPDF147 kB






PERTANYAAN PERTAMA
🍂 Pertanyaan dari Aida Fitri Kusnandi: Bedanya tipe gelas tertelungkup & tipe gelas penuh berisi apa? Sama2 tdk bisa menerima hidayah
Tanggapan dari Peserta: - Sepertinya kalau tertelungkup sama sekali tidak bisa menerima bahkan menampung hidayah. Kalau yg bocor,dia menerima tapi hidayahnya tidak bisa dia tampung,jadi hanya sekedar lewat
- Kalo gelas yg telungkup dia sudah bener-bener menutup hati untuk menerima hidayah sedangkan gelas yang terisi penuh dia merasa paling tau sehingga tidak mau menerima lagi,ya emang pada intinya keduanya tidak mau menerima
-
PERTANYAAN KEDUA
Pertanyaan dari Evi Dian: Kenapa mesti gelas?
🍀 Jawaban dari fasilitator : Apakah mesti? Wajib? Fardhu Ain gelas?
🌼 Tanggapan Peserta : - Hati Dianalogikan gelas karena sama2 semestinya berfungsi untuk nenampung. Kalau gelas menampung air,hati menampung hidayah
- Kalau menurut sy yg gelasnya telungkup itu ibarat anak kecil yg kalau dibilangin tutup telinga, g mau tau, makanya ilmu g bisa masuk. Kalau yg gelasnya sudah penuh biasanya seseorang sudah merasa banyak tau jd begitu ada hidayah/ ilmu dia merasa sudah tau dan abai thd ilmu tsb
- Itu kan cuma perumpamaan aja jadi ga mesti gelas juga,,bisa pake media lain juga yg fungsinya sama untuk menampung

Tanggapan dari Peserta: - Sepertinya kalau tertelungkup sama sekali tidak bisa menerima bahkan menampung hidayah. Kalau yg bocor,dia menerima tapi hidayahnya tidak bisa dia tampung,jadi hanya sekedar lewat
- Kalo gelas yg telungkup dia sudah bener-bener menutup hati untuk menerima hidayah sedangkan gelas yang terisi penuh dia merasa paling tau sehingga tidak mau menerima lagi,ya emang pada intinya keduanya tidak mau menerima
-
PERTANYAAN KEDUA
Pertanyaan dari Evi Dian: Kenapa mesti gelas?


- Kalau menurut sy yg gelasnya telungkup itu ibarat anak kecil yg kalau dibilangin tutup telinga, g mau tau, makanya ilmu g bisa masuk. Kalau yg gelasnya sudah penuh biasanya seseorang sudah merasa banyak tau jd begitu ada hidayah/ ilmu dia merasa sudah tau dan abai thd ilmu tsb
- Itu kan cuma perumpamaan aja jadi ga mesti gelas juga,,bisa pake media lain juga yg fungsinya sama untuk menampung
PERTANYAAN KETIGA
Pertanyaan dari dari Riski Amelia: Teteh-teteh mau tanya, bagaimana caranya membersihkan hati dari hal-hal yang buruk? Karena kalau saya sendiri tdk pernah merasa hatinya sudah bersih
🍀 Jawaban dari fasilitator : Aha! Pertanyaan keren ini, ayo sapa yang mau berbagi?
🌼 Tanggapan Peserta : - Hati kita memang tdk pernah bersih... Itu artinya memang hati.kita tdk pernah sempurna.. maka dari itu.. lita slalu mencba untuk mengendalikan hati kita dari segala hal keburukan. Seperti lantai yang tdk pernah terinjak... Tapi bisa saja kotor krn debu yg bertebaran dari udara yg tdk pernah kita tau dtgnya
- Kalau menurut saya, menerima dg ikhlas, segala sesuatu yg kita alami. Selalu ambil hikmah dr setiap kejadian, bukan menyalahkan keadaan. Karena kalau kita sudah menyalahlan atau bahkan menyesali keadaan, dari situlah munculnya sampah sampah di hati
- Saya sepakat sm teh mpii bhwa hati kita tdk pernah bersih. Mungkin membersihkan jiwanya dgn cara meluruskan niat teh. Jd kl niat kita sudah melenceng ketika menuntut ilmu, maka kita luruskan kembali. Dan begitu seterusnya
- Kalau menurut saya dihubungkan dg konteks adab berilmu itu, membersihkan hati dari hal buruk jg salah satunya dengan rendah hati, menjauhi sombong. Seperti gelas yg diilustrasikan td kalau sudah penuh tdk akan masuk ilmu barunya. Seperti saat membaca sesuatu saat kita merasa sudah tau yang ada kita hanya membaca selewat tanpa diresapi. Dengan mengosongkan hati dari "merasa sudah tau" kita akan terus haus dan mengisi dengan lbh banyak ilmu
- Setuju teh, kuncinya meluruskan niat karena Allah. Dan sambil berdoa, semoga ilmu yang akan kita terima bisa bermanfaat dan menjadi amal...lalu menjadi sumber kebaikan dan sumber hadirnya cinta Allah yang tak pernah putus2
- Membersihkan hati dgn ikhlas, klo ikhlas yg sy pahami melakukan sesuatu hanya karena dn mengharap pahala dari Allah tdk krn yg lain (pujian org, citra baik dll). Pelaksanaan membersihkan hati ini yg sulit sekali, tp sy yakin kesulitan berbanding lurus dgn pahala yg diperoleh nantinya. Jd gmn membersihkan hati adalah dgn dipaksa, kalau lg dtg sifat buruk dilawan dgn sifat baik kebalikannya, klo merasa berat diingat-ingat pahala yg nanti bs kita dapat, atau dosa yg nanti kita dapat kalau kita tdk melawan sifat buruk itu
Pertanyaan dari dari Riski Amelia: Teteh-teteh mau tanya, bagaimana caranya membersihkan hati dari hal-hal yang buruk? Karena kalau saya sendiri tdk pernah merasa hatinya sudah bersih


- Kalau menurut saya, menerima dg ikhlas, segala sesuatu yg kita alami. Selalu ambil hikmah dr setiap kejadian, bukan menyalahkan keadaan. Karena kalau kita sudah menyalahlan atau bahkan menyesali keadaan, dari situlah munculnya sampah sampah di hati
- Saya sepakat sm teh mpii bhwa hati kita tdk pernah bersih. Mungkin membersihkan jiwanya dgn cara meluruskan niat teh. Jd kl niat kita sudah melenceng ketika menuntut ilmu, maka kita luruskan kembali. Dan begitu seterusnya
- Kalau menurut saya dihubungkan dg konteks adab berilmu itu, membersihkan hati dari hal buruk jg salah satunya dengan rendah hati, menjauhi sombong. Seperti gelas yg diilustrasikan td kalau sudah penuh tdk akan masuk ilmu barunya. Seperti saat membaca sesuatu saat kita merasa sudah tau yang ada kita hanya membaca selewat tanpa diresapi. Dengan mengosongkan hati dari "merasa sudah tau" kita akan terus haus dan mengisi dengan lbh banyak ilmu
- Setuju teh, kuncinya meluruskan niat karena Allah. Dan sambil berdoa, semoga ilmu yang akan kita terima bisa bermanfaat dan menjadi amal...lalu menjadi sumber kebaikan dan sumber hadirnya cinta Allah yang tak pernah putus2
- Membersihkan hati dgn ikhlas, klo ikhlas yg sy pahami melakukan sesuatu hanya karena dn mengharap pahala dari Allah tdk krn yg lain (pujian org, citra baik dll). Pelaksanaan membersihkan hati ini yg sulit sekali, tp sy yakin kesulitan berbanding lurus dgn pahala yg diperoleh nantinya. Jd gmn membersihkan hati adalah dgn dipaksa, kalau lg dtg sifat buruk dilawan dgn sifat baik kebalikannya, klo merasa berat diingat-ingat pahala yg nanti bs kita dapat, atau dosa yg nanti kita dapat kalau kita tdk melawan sifat buruk itu
PERTANYAAN KEEMPAT
Pertanyaan dari Fasilitator: Apa kuncinya ikhlas?
🌼 Tanggapan Peserta : - Belajar bersyukur
- Tetaplah berikhtiar mencari keridhaan Allah tentunya
😬
Orang itu terbiasa akan hal yang karena berawal dari kebiasaan..
- Jika sejak awal kita mensyukuri nikmat, lalu mensyukuri keputusan, brrt harus mensyukuri resiko.. artinya hasil yang kita dapatkan itu ikhlas dengan keadaan
- Kita enggak pernah tahu kapan kita benar-benar ikhlas...karena ada seseorang bertanya ke rasul apa itu ikhlas, rasul diam, lalu bertanya pada jibril.
Ketika ditanya rasul, jibrilpun diam.
Lalu jibril bertanya pada Allah, barulah Allah menjawab, ikhlas itu rahasia didalam rahasia.
Jadi, ikhlas atau tidaknya kita, hanya Allah yang tahu.
Kalau kita sudah ikhlas, justru tidak ada kata ikhlas yang terucap
:)
- Sesungguhnya hati kita ini seperti besi,berkarat bila kena air,seorang sahabat bertanya "ya Rosululloh bagaimana cara membersihkannya?" beliau menjawab banyaklah mengingat kematian dan tilawah alQur'an (HR baihaqi). Dari sana kita bisa tau kalo hati itu rentan sekali buat kotor karena setiap hari kita selalu bersentuhan dengan yang namanya iri,dengki dan penyakit hati lainnya,,jadi seberapa seringkah hati kita di bersihkan? Jika terus tidak di bersihkan maka kotorannya akan menumpuk dan jadi berkarat,,memang susah untuk mempunyai hati yg bersih tapi kalo kita tiap hari berusaha untuk membersihkannya insyaa Allah hati kita bisa bersih
- Hati yg bersih jg sumber bahagia, dan menurut penelitian org yg bahagia akan lebih sukses baik dalam menuntut ilmu maupun dlm kehidupan secara general
-
Pertanyaan dari Fasilitator: Apa kuncinya ikhlas?

- Tetaplah berikhtiar mencari keridhaan Allah tentunya

Orang itu terbiasa akan hal yang karena berawal dari kebiasaan..
- Jika sejak awal kita mensyukuri nikmat, lalu mensyukuri keputusan, brrt harus mensyukuri resiko.. artinya hasil yang kita dapatkan itu ikhlas dengan keadaan
- Kita enggak pernah tahu kapan kita benar-benar ikhlas...karena ada seseorang bertanya ke rasul apa itu ikhlas, rasul diam, lalu bertanya pada jibril.
Ketika ditanya rasul, jibrilpun diam.
Lalu jibril bertanya pada Allah, barulah Allah menjawab, ikhlas itu rahasia didalam rahasia.
Jadi, ikhlas atau tidaknya kita, hanya Allah yang tahu.
Kalau kita sudah ikhlas, justru tidak ada kata ikhlas yang terucap

- Sesungguhnya hati kita ini seperti besi,berkarat bila kena air,seorang sahabat bertanya "ya Rosululloh bagaimana cara membersihkannya?" beliau menjawab banyaklah mengingat kematian dan tilawah alQur'an (HR baihaqi). Dari sana kita bisa tau kalo hati itu rentan sekali buat kotor karena setiap hari kita selalu bersentuhan dengan yang namanya iri,dengki dan penyakit hati lainnya,,jadi seberapa seringkah hati kita di bersihkan? Jika terus tidak di bersihkan maka kotorannya akan menumpuk dan jadi berkarat,,memang susah untuk mempunyai hati yg bersih tapi kalo kita tiap hari berusaha untuk membersihkannya insyaa Allah hati kita bisa bersih
- Hati yg bersih jg sumber bahagia, dan menurut penelitian org yg bahagia akan lebih sukses baik dalam menuntut ilmu maupun dlm kehidupan secara general
-




Kita disini bersama 46 orang lainnya, sedang menuntut ilmu untuk merubah peradaban.
Sebelum ilmu, perbaiki adab
Alhamdulillah, para bunda sudah mulai menunjukkan kesungguhannya, yaitu bergegas, mengutamakan waktu untuk menuntut ilmu, datang paling awal, duduk paling depan.
Lalu skrg kita mulai belar untuk persiapkan gelas kosong, untuk dapat menampung ilmu dan hidayah. Disertai keikhlasan hati, tidak ada unsur keterpaksaan, kecuali diri sendiri yg memaksa untuk berubah
Dan tidak lupa selalu meminta keridhaan dr Sang Pemilik Hati, agar kita senantiasa menyerap ilmu serta mampu mengamalkan nya dalam universitas kehidupan.
Karena jika kita sudah mengosongkan gelas, diisi tapi tidak mengamalkannya, maka jadilah kita seperti gelas yg bocor
Sebelum ilmu, perbaiki adab
Alhamdulillah, para bunda sudah mulai menunjukkan kesungguhannya, yaitu bergegas, mengutamakan waktu untuk menuntut ilmu, datang paling awal, duduk paling depan.
Lalu skrg kita mulai belar untuk persiapkan gelas kosong, untuk dapat menampung ilmu dan hidayah. Disertai keikhlasan hati, tidak ada unsur keterpaksaan, kecuali diri sendiri yg memaksa untuk berubah
Dan tidak lupa selalu meminta keridhaan dr Sang Pemilik Hati, agar kita senantiasa menyerap ilmu serta mampu mengamalkan nya dalam universitas kehidupan.
Karena jika kita sudah mengosongkan gelas, diisi tapi tidak mengamalkannya, maka jadilah kita seperti gelas yg bocor
Diakhiri dg hamdallah doa akhir majelis
Wassalamualaikum wr wb
Wassalamualaikum wr wb
Jazakumullah khairan katsiro
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅
🔆
🔅
🔆Matrikulasi#4 Bandung1
🔆
🔅
🔆
🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰








〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰