๐ Resume 30 Menit Lebih Dekat
๐ Senin, 24 Juli 2017
⏰ Pukul 20.30-21.00
๐ฉ๐ผ๐ซ Guru Tamu: Septi Peni Wulandani
๐ฉ๐ป๐ผFasilitator: Nika Yunitri
๐ฉ๐ป๐ปPeresume: Nurlinda Sari Butarbutar
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Profil Guru Tamu
๐ฉ๐ผ๐ซ Septi Peni Wulandani
๐ Penghargaan:
๐ Danamon award, sebagai individu pemberdaya masyarakat tahun 2006 ini selalu menggerakkan masyarakat lewat pendidikan ibu dan anak
๐ Tokoh pilihan majalah TEMPO tahun 2007
๐ Penghargaan dari Kemenkominfo sebagai Kartini next Generation bidang pendidikan tahun 2013
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Hasil obrolan:๐๐ป๐๐ป
❣ Mba Rhozifah: Assalamualaikum Bu peni.
Pertanyaan
1⃣ Apa motivasi terbesar ibu dalam membangun IIP ini?
2⃣ Siapakah tokoh2 yg menginspirasi Bu peni selama ini?
Trmksh
▶ Wa'alaykumsalam yang memotivasi saya dalam membangun IIP ini, adalah makin banyak ibu yang bangga dan PEDE dengan perannya sebagai ibu. Shg bahagia menjalankan peran.
Hanya ibu yg bahagia yg akan dengan baik mendidik anaknya sesuai fitrah mereka
Tokoh yg saya kagumi khadijah, istri Rasulullah s.a.w
❣Mba Dinda Sholeha
3⃣ Ibu, dalam proses untuk menekuni dunia pendidikan ibu dan anak ini, pernah tidak mengalami demotivasi? Lalu bisa bagi tips bu untuk mengatasinya?
▶ Capek iya, itu wajar, tapi tidak sampai demotivasi. Karena mendidik anak itu kesadaran peran yg saya ambil, tidak ada manusia yg menyuruh, hanya DIA yg Maha Memberi Amanah.
Sehingga saya punya prinsip
jangan pernah menyerah walau kadang kita merasa lelah, teruslah berjalan, biarkan rasa lelah itu yang kewalahan mengikuti langkah kita
❣ Mba Suri Mutia Siregar
4⃣Ibu, saya sering melihat kondisi dimana Ibu tidak bahagia, sering marah, bahkan menyakiti anak2nya karena tidak bahagia. Permasalahan utama biasanya karena suami kurang perhatian, tdk cukup secara finansial, dsb. Tapi di satu sisi ibu tetap ingin mempertahankan pernikahannya krn berbagai alasan. Apa pandangan ibu mengenai permasalahan spt ini bu?
▶Wa'alaykumsalam wr.wb keluarga itu adalah representatif surga kita di dunia. Sehingga kalau keluarga kita hawanya panas terus, artinya kita sedang berjalan menjauhi surga
Maka bicarakan ke suami ttg perasaan kita, cari solusi terbaiknya. Jangan diam dan mendholimi anak-anak sebagai amanah utama.✅
❣ Mba Suri Mutia Siregar:
5⃣ Terimakasih Ibu..kalau surga menjadi tujuan utama, cara berperilaku dan berpikir sudah pasti berubah ya bu ๐๐
▶Betul mbak, karena uang bukan jalan yg memuluskan langkah kita ke surga, perhatian suami juga bukan. Keikhlasan kita menjalani peran ditambah dengan anak yg sholeh/ah, ilmu yg manfaat dan amal jariyah yg akan melancarkan perjalanan kita menuju DIA. Nah bisa jadi ujiannya adalah suami dan anak-anak. Kalau lolos dari ujian tsb, maka kita bisa naik kelas✅
❣ Mba Felicia Sari:
6⃣ Bu, ibu2 skg (termasuk saya) ribut2 bahas me time. Gmn menurut ibu?
Apa ibu juga punya "me time"? Seperti apa bu?
▶ Me time itu versi saya pada dasarnya adalah kegiatan yang membuat kita bahagia dan recharge energy. Nah ternyata saya tidak bisa bahagia dan recharge energi kalau sedang sendirian. Justru recharge energy ketika main bersama anak-anak dan melayani suami. Ada kebahagiaan tersendiri yg muncul. Shg sampai usia pernikahan yang ke 22 ini, saya tidak pernah ke salon sendiri, jalan-jalan sendiri, selalu bersama anak/suami. Atau dua-duanya✅
❣Mba Suri Mutia Siregar:
7⃣ Apakah tidak pernah mendapatkan kritikan dari orang2 sekitar bu? Misalnya, kok nggak pernah jalan berdua/sendiri, biar bebas๐๐. Soalnya banyak gempuran saran2 orang dan media agar sering2 jalan berdua saja dgn suami, pdhl ada suami istri yg senangnya jalan dgn pasukan lengkap๐
▶ Kritik? Kalau ada yg kritik saya bilang, itu cocok untuk anda, bukan untuk saya.
Kalau jalan berdua saja dengan suami justru saya alami sekarang ini, ketika anak-anak sdh usia 14 th ke atas, mereka sdh meninggalkan rumah kami semua. Dan kami honeymoon setiap hari sekarang
Setelah sebwlumnya puas main bareng dg anak-anak.
Sekarang saya puaskan berduaan dengan pak dodik.
Karena suatu saat kami pasti akan saling meninggalkan, dan kembali sendiri.✅
❣ Mba Dzikratul Hayati Siregar:
8⃣ Bu, bagaimana kita menjaga kewarasan di dalam hingar bingar rutinitas kluarga yg blm tertata dan menemukan passion
▶ Kuncinya harus BAHAGIA dengan kehingarbingaran tersebut.
Contoh ketika dulu saya punya 2 balita, tidak kuat bayar ART, rumah kecil masih kontrak, kadang berantakan, tugas rumah setumpuk
Maka saya pilih mana yg paling membuat saya bahagia, saya beri porsi yg panjang dibanding yg lain.
Saat itu "mendidik anak" menjadi pilihan kebahagiaan saya. Sehingga semakin anak rewel saya makin bahagia, selalu ada blink, mau dapat ilmu apalagi ya?
Sedangkan "memasak dan strika" membuat saya stress, saya perkecil waktunya/delegasikan.✅
Kata-kata Penutup
Jadi ibu itu anugerah terindah, maka nikmatilah
๐ Senin, 24 Juli 2017
⏰ Pukul 20.30-21.00
๐ฉ๐ผ๐ซ Guru Tamu: Septi Peni Wulandani
๐ฉ๐ป๐ผFasilitator: Nika Yunitri
๐ฉ๐ป๐ปPeresume: Nurlinda Sari Butarbutar
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Profil Guru Tamu
๐ฉ๐ผ๐ซ Septi Peni Wulandani
๐ Penghargaan:
๐ Danamon award, sebagai individu pemberdaya masyarakat tahun 2006 ini selalu menggerakkan masyarakat lewat pendidikan ibu dan anak
๐ Tokoh pilihan majalah TEMPO tahun 2007
๐ Penghargaan dari Kemenkominfo sebagai Kartini next Generation bidang pendidikan tahun 2013
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Hasil obrolan:๐๐ป๐๐ป
❣ Mba Rhozifah: Assalamualaikum Bu peni.
Pertanyaan
1⃣ Apa motivasi terbesar ibu dalam membangun IIP ini?
2⃣ Siapakah tokoh2 yg menginspirasi Bu peni selama ini?
Trmksh
▶ Wa'alaykumsalam yang memotivasi saya dalam membangun IIP ini, adalah makin banyak ibu yang bangga dan PEDE dengan perannya sebagai ibu. Shg bahagia menjalankan peran.
Hanya ibu yg bahagia yg akan dengan baik mendidik anaknya sesuai fitrah mereka
Tokoh yg saya kagumi khadijah, istri Rasulullah s.a.w
❣Mba Dinda Sholeha
3⃣ Ibu, dalam proses untuk menekuni dunia pendidikan ibu dan anak ini, pernah tidak mengalami demotivasi? Lalu bisa bagi tips bu untuk mengatasinya?
▶ Capek iya, itu wajar, tapi tidak sampai demotivasi. Karena mendidik anak itu kesadaran peran yg saya ambil, tidak ada manusia yg menyuruh, hanya DIA yg Maha Memberi Amanah.
Sehingga saya punya prinsip
jangan pernah menyerah walau kadang kita merasa lelah, teruslah berjalan, biarkan rasa lelah itu yang kewalahan mengikuti langkah kita
❣ Mba Suri Mutia Siregar
4⃣Ibu, saya sering melihat kondisi dimana Ibu tidak bahagia, sering marah, bahkan menyakiti anak2nya karena tidak bahagia. Permasalahan utama biasanya karena suami kurang perhatian, tdk cukup secara finansial, dsb. Tapi di satu sisi ibu tetap ingin mempertahankan pernikahannya krn berbagai alasan. Apa pandangan ibu mengenai permasalahan spt ini bu?
▶Wa'alaykumsalam wr.wb keluarga itu adalah representatif surga kita di dunia. Sehingga kalau keluarga kita hawanya panas terus, artinya kita sedang berjalan menjauhi surga
Maka bicarakan ke suami ttg perasaan kita, cari solusi terbaiknya. Jangan diam dan mendholimi anak-anak sebagai amanah utama.✅
❣ Mba Suri Mutia Siregar:
5⃣ Terimakasih Ibu..kalau surga menjadi tujuan utama, cara berperilaku dan berpikir sudah pasti berubah ya bu ๐๐
▶Betul mbak, karena uang bukan jalan yg memuluskan langkah kita ke surga, perhatian suami juga bukan. Keikhlasan kita menjalani peran ditambah dengan anak yg sholeh/ah, ilmu yg manfaat dan amal jariyah yg akan melancarkan perjalanan kita menuju DIA. Nah bisa jadi ujiannya adalah suami dan anak-anak. Kalau lolos dari ujian tsb, maka kita bisa naik kelas✅
❣ Mba Felicia Sari:
6⃣ Bu, ibu2 skg (termasuk saya) ribut2 bahas me time. Gmn menurut ibu?
Apa ibu juga punya "me time"? Seperti apa bu?
▶ Me time itu versi saya pada dasarnya adalah kegiatan yang membuat kita bahagia dan recharge energy. Nah ternyata saya tidak bisa bahagia dan recharge energi kalau sedang sendirian. Justru recharge energy ketika main bersama anak-anak dan melayani suami. Ada kebahagiaan tersendiri yg muncul. Shg sampai usia pernikahan yang ke 22 ini, saya tidak pernah ke salon sendiri, jalan-jalan sendiri, selalu bersama anak/suami. Atau dua-duanya✅
❣Mba Suri Mutia Siregar:
7⃣ Apakah tidak pernah mendapatkan kritikan dari orang2 sekitar bu? Misalnya, kok nggak pernah jalan berdua/sendiri, biar bebas๐๐. Soalnya banyak gempuran saran2 orang dan media agar sering2 jalan berdua saja dgn suami, pdhl ada suami istri yg senangnya jalan dgn pasukan lengkap๐
▶ Kritik? Kalau ada yg kritik saya bilang, itu cocok untuk anda, bukan untuk saya.
Kalau jalan berdua saja dengan suami justru saya alami sekarang ini, ketika anak-anak sdh usia 14 th ke atas, mereka sdh meninggalkan rumah kami semua. Dan kami honeymoon setiap hari sekarang
Setelah sebwlumnya puas main bareng dg anak-anak.
Sekarang saya puaskan berduaan dengan pak dodik.
Karena suatu saat kami pasti akan saling meninggalkan, dan kembali sendiri.✅
❣ Mba Dzikratul Hayati Siregar:
8⃣ Bu, bagaimana kita menjaga kewarasan di dalam hingar bingar rutinitas kluarga yg blm tertata dan menemukan passion
▶ Kuncinya harus BAHAGIA dengan kehingarbingaran tersebut.
Contoh ketika dulu saya punya 2 balita, tidak kuat bayar ART, rumah kecil masih kontrak, kadang berantakan, tugas rumah setumpuk
Maka saya pilih mana yg paling membuat saya bahagia, saya beri porsi yg panjang dibanding yg lain.
Saat itu "mendidik anak" menjadi pilihan kebahagiaan saya. Sehingga semakin anak rewel saya makin bahagia, selalu ada blink, mau dapat ilmu apalagi ya?
Sedangkan "memasak dan strika" membuat saya stress, saya perkecil waktunya/delegasikan.✅
Kata-kata Penutup
Jadi ibu itu anugerah terindah, maka nikmatilah