🗄📚🗞🗃📇📚🗞🗃📇🗄
Materi Pokok 1⃣4⃣
Teknik Pendidikan Post Aqil Baligh Usia> 15 tahun
Ditulis oleh :
Ibu Septi Peni Wulandani
====================
Tema aktivitas anak-anak di usia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN.
Perbanyak aktivitas anak-anak yang mereka benar-benar merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan untuk tuntas melakukan pilihan kegiatannya.
Apa yang sudah dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yang lain silakan, syaratnya yang pertama harus selesai. It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.
Dari sisi visi dan misi hidup, anak-anak aqil baligh sudah menemukan potensi dirinya dan mampu mengembangkan potensi diri, potensi alam dan potensi zaman. Urusan iman, adab, akhlak dan bicara sudah tidak di mulai dari awal. Anak-anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban.
Anak aqil baligh sudah harus melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak
manusia.
Maka mereka akan memiliki peran peradaban:
1. Sebagai khalifah fil Ardh,
2. Mampu memikul kewajiban syar’i secara individu dan sosial,
3. Menjadi muzakki.
Di usia aqil baligh para alim ulama sepakat bahwa apabila kita masih menyediakan segala keperluan pribadi anak, termasuk kebutuhan dasarnya, maka sifatnya bukan wajib melainkan sedekah. Anak-anak sering diajak melihat case-case kehidupan di sekitarnya, kemudian menjadi problem solving.
Contohnya:
kemacetan di Bandung, challenge : andaikan kamu yang pegang Bandung, apa yang akan kamu lakukan?
Kemudian di break down dengan langkah kecil yang bisa dia lakukan sekarang. Lama-lama anak akan jadi project based talent leader.
Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dari-Nya.
Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak-anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan” orang yang terpanggil.
======================
Materi Pokok 1⃣4⃣
Teknik Pendidikan Post Aqil Baligh Usia> 15 tahun
Ditulis oleh :
Ibu Septi Peni Wulandani
====================
Tema aktivitas anak-anak di usia 15 th > ini adalah KAYA KEGIATAN.
Perbanyak aktivitas anak-anak yang mereka benar-benar merasa enjoy. Di usia ini anak-anak diajarkan untuk tuntas melakukan pilihan kegiatannya.
Apa yang sudah dipilih harus diselesaikan. Tidak boleh setengah-setengah. Perkara nanti mau ganti aktivitas yang lain silakan, syaratnya yang pertama harus selesai. It's nice to do what you love, but the secret of life is to love what you do.
Dari sisi visi dan misi hidup, anak-anak aqil baligh sudah menemukan potensi dirinya dan mampu mengembangkan potensi diri, potensi alam dan potensi zaman. Urusan iman, adab, akhlak dan bicara sudah tidak di mulai dari awal. Anak-anak yang sudah masuk aqil baligh ini tinggal mengimplementasikan ke 4 hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena anak-anak aqil baligh ini sudah harus mengusung visi peradaban.
Anak aqil baligh sudah harus melatih kemampuan mengadabkan manusia, mampu mengadabkan alam, zaman, dan memiliki akhlak mulia. Karena misi kehidupan para aqil baligh tidak akan jauh dari misi hidup Rasulullah yaitu menyempurnakan akhlak
manusia.
Maka mereka akan memiliki peran peradaban:
1. Sebagai khalifah fil Ardh,
2. Mampu memikul kewajiban syar’i secara individu dan sosial,
3. Menjadi muzakki.
Di usia aqil baligh para alim ulama sepakat bahwa apabila kita masih menyediakan segala keperluan pribadi anak, termasuk kebutuhan dasarnya, maka sifatnya bukan wajib melainkan sedekah. Anak-anak sering diajak melihat case-case kehidupan di sekitarnya, kemudian menjadi problem solving.
Contohnya:
kemacetan di Bandung, challenge : andaikan kamu yang pegang Bandung, apa yang akan kamu lakukan?
Kemudian di break down dengan langkah kecil yang bisa dia lakukan sekarang. Lama-lama anak akan jadi project based talent leader.
Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rizqi, sehingga saat 15 tahun ke atas anak paham bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan rizqi, melainkan menyiapkan jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas tiap karunia. Ikhtiar itu bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusan Allah. Ikhtiar itu laku perbuatan yang harus dilakukan sungguh-sungguh, rizqi itu kejutan dari-Nya.
Semakin dini kita persiapkan pendidikan berbasis potensi dan akhlak kepada anak-anak kita, maka semakin cepat anak-anak “terpanggil” dalam menunaikan ibadah syar’i termasuk diantaranya haji dan nikah di usia muda. Karena prinsipnya bukan orang yang “mampu” yang akan dipanggil oleh Allah SWT, melainkan Allah akan “memampukan” orang yang terpanggil.
======================