Pernahkah merasa, pasangan kita itu ga banget. Ga sesuai dengan yang kita harapkan. Ga sesuai dengan yang kita inginkan. Lalu kita berfikir untuk mencoba memberitahunya, bahwa kita ga suka! Kita ingin pasangan kita berubah, sesuai dengan yang kita inginkan!
Ada sebagian yang berusaha untuk mencoba merubahnya, namun tidak berhasil. Dan sebagian lainnya? Mungkin enggan membicarakannya, karena takut menyinggung perasaan pasangannya. Namun ia hanya bisa menyimpan unek - unek di hatinya, yang lama - lama munkin akan menjadi tumpukan sampah emosi, yang sewaktu - waktu bisa meledak.
Namun, semakin kita begitu mengharapkan pasangan kita berubah, seperti yang kita inginkan, maka yang akan kita dapatkan hanyalah stress tingkat tinggi.
Justru ketika semakin kita mencoba merubahnya, maka yang terasa adalah semakin memburuknya sifat pasangan kita. Pernah merasakannya?
Jadi gimana doooong, biar pasangan kita berubah? Masa bakalan kaya gitu terus! Aku bakalan tersiksa kalau begini!
Kuncinya adalah...
Menerima pasangan kita apa adanya
Luruskan kembali, niat pernikahan adalah karena Allah
Masa sih, aku harus nerima sifat buruknya? Kan kesyel, syebel sama kelakuannya!!
Coba inget - inget lagi, apakah keburukan pasangan kita, lebih banyak dari pada kebaikannya? Kalau perlu, bahkan menurut saya sih harus! Tuliskan kebaikan dan keburukan pasanganmu. Kemudian tempel di ruang keluarga.
Begitu juga pasanganmu, minta padanya untuk menuliskan kebaikan dan keburukanmu. Karena, mungkin saja pasangan kita pun merasa ada yg kurang dari kita tanpa kita sadari.
Setelah kita saling mengenal diri dan pasangan kita, fokuslah pada kebaikan - kebaikan yang selalu dilakukan pasangan kita. Karena satu keburukan bisa menghapus seribu kebaikan. Jika kita hanya fokus pada keburukan pasangan kita, maka kita akan melupakan kebaikan - kebaikan pasangan kita.
Kemudian, cari solusi bersama - sama untuk menutupi keburukan atau kekurangan kita dan pasangan kita.
Namun, ada satu kunci dari masalah antar pasangan. Terkadang bukan masalah, bisa menjadi masalah besar, karena para pasangan tidak saling memahaminya. John Gray, Ph.D menulis dalam bukunya yg berjudul "Men Are From Mars, Women Are From Venus", Dengan mengibaratkan kaum pria berasal dari Mars dan kaum wanita berasal dari Venus, buku ini memaparkan berbagai perbedaan dalam berkomunikasi di antara kedua kaum tersebut dan juga cara yang tepat untuk menjembatani semua perbedaan yang ada.
Pria dan wanita memang berbeda, diciptakan berbeda oleh Sang Pencipta, Tidaklah laki - laki itu ( sama ) seperti perempuan (QS 3 : 36)
Jadi,,,
Masihkah kita memakai cara pandang yang sama terhadap pasangan kita?
Lalu,,,
Seperti apakah perbedaan antara makhluk yang berasal dari Mars dan Venus ini?