Skip to main content

Bahasa Cinta dan Romantisme Rumah Tangga

Pernahkah Mambel merasa kesulitan dalam mengungkapkan isi hati pada pasangan kita?
Atau...
Ketika Mambel mengungkapkannya, pasangan merasa tersinggung bahkan marah?
Akhirnya...
Memilih untuk memendam semua kekesalan di hati saja
Bertahun - tahun tinggal bersama, namun tidak merasakan kehangatan, tidak merasakan kasih sayang, hanya ganjalan yang ada di hati
Dan berharap...
Mungkin suatu saat ia akan berubah
Namun...
Setelah melewati tahun - tahun berikutnya, masih merasakan hal yang sama
Merasa terjebak dalam ruang dan waktu
Dalam rutinitas yang tak pernah berakhir
Dan perasaan yang hanya bisa bergema dalam dada

Atau mungkin...
Mambel menjadi sosok pasangan yang mudah marah, egois, senang menghakimi karena merasa paling benar, sering mencap / labelling pasangan ( kamu pemales, kamu lelet, kamu pelupa, dll )

Apakah masih dikatakan baik - baik saja, jika Mambel mengalami rumah tangga seperti itu?
Seolah tidak ada masalah, namun sebenarnya banyak masalah di dalamnya
Atau yang lebih parah lagi, merasa bahwa itu bukan suatu masalah

Dalam berumahtangga, sangat diperlukan komunikasi antar pasangan. Untuk saling mengungkapkan kebutuhan, perasaan, keinginan, harapan masing-masing pada pasangannya maupun pada keluarganya.

Maka dari itu, sangat penting bagi Mambel untuk mempelajari tentang Komunikasi Pasangan atau istilahnya

"Bahasa Cinta"

  • Dimulai dengan mengenali diri sendiri. Apa saja kekurangan dan kelebihan diri. Kemudian mengenali pasangan, kekurangan dan kelebihannya
  • Diskusikan untuk saling menukan kebutuhan masing-masing dan solusi dari kekurangan yang dimiliki masing-masing
  • Setelah itu memahami Frame of Reference / FoR dan Frame of Experience / FoE dari pasangan kita
FoR adalah cara pandang, konsep, nilai yang dianut Seseorang. Bisa dipengaruhi dari bacaan, pendidikan dan pola asuh orangtua, dan pergaulan
Sedangkan FoE adalah kejadian yang dialami seseorang yang dapat membangun emosi dan sikap mental
FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang dalam menerima pesan yang disampaikan.

Jadi tidak mengapa jika pasangan kita berbeda pendapat dengan kita. Karena komunikasi dilakukan untuk membagikan yang Aku tau kepadamu tentang sudut pandangku, agar kau mengerti

  • Komunikasi efektif
  1. Kaidah Clear and Clarify
  2. Chose the right time
  3. Kaidah 7-38-55
  4. Intensity of Eye Contact
  5. Kaidah I'm responsible for my comunication result
Penjelasan lengkapnya, silakan intip materi kelas bunda sayang Tentang "Komunikasi Produktif"

  • Keterampilan mendengar
Sulit rasanya menjadi pendengat yang baik, kenapa? Karena kita tidak terlatih untuk mendengar, lebih mudah membuat jarak, memikirkan jawaban ketika pasangan sedang berbicara, mengumpulkan data untuk mengutarakan pendapat, bahkan memberikan penilaian

Sedangkan menjadi pendengar itu, bukan hanya diam di depan pasangan yg sedang berbicara. Mambel harus mencari tau apa yang dimaksudkan, dikatakan dan dilakukan pasangan, tanpa membaca pikirannya. Membuat kita mengerti pasangan dan menjadi lebih dekat. Menikmati kebersamaan, menciptakan dan melanggengkan keintiman.

Kunci dari mendengar yang benar adalah

Mengerti, Menikmati, Belajar darinya, Menolongnya

Sedangkan mendengar palsu adalah membaca pikiran, menyaring, menilai, berkhayal, memberi saran, menjadi lawan, selalu benar, menghindar, dan segera setuju

Caranya :

Merumuskan ulang
Oh, jadi dengan kata lain........
Yang kamu maksud........
Kalau saya tidak salah, ayah.......
Ayah merasa.....   

Mencari kejelasan
Mendapat bayangan perasaan, lebih memahami sudut pandang pasangan, dengan bertanya 5w1H
Jadi bagaimana menurutmu?
Bagaimana perasaanmu tentang hal itu?

Memberi umpan balik
Kesempatan untuk mengecek persepsi kita tentang uang disampaikan pasangan
Pasangan jadi tau akibat kata katanya
Pasangan mendapat ide dari kita ( hindari yang berlawanan dan menyarankan )

Komunikasi timbal balik
  1. Dengar dengan tubuh ( pelihara eye contact, condongkan badan, ekspresi yang pas, bahasa tubuh yang terbuka, matikan hp, tv, dll )
  2. Jika jadi pembicara ( jelaskan pandangandengan singkat, tidak menyalahkan, tidak labelling, tidak menggunakan kata SELALU )
  3. Jika jadi pendengar ( Berikan perhatian penuh pada perasaan, pendapat, kebutuhan, hindari debat, ketidaksepakatan, cukup ajukan pertanyaan untuk memperjelas saja )
  4. Empati ( membantu mengerti situasi pasangan dengan lebih jelas )

Walau kita diciptakan berbeda, di mata Allah kita sama. Memiliki hati yang penuh cinta, cerdas, unik, dianugerahi kelebihan untuk berbagi. Kita berbeda dari cara kita membangun dan menyatakan potensi yang kita miliki. Dwngan saling menghargai perbedaan, kita mencapai kenyamanan untuk bersama. BIARKAN SETIAP ORANG MENJADI DIRINYA.


Hadirkan keinginan yang kuat untuk berubah, berupaya melakukan komunikasi yang produktif, dan mencoba merubah perilaku. Jika salah, coba lagi sehingga terampil dalam membangun rumahtangga yang romantis. Dan selalu meminta padaNya untuk dimudahkan dalam proses perubahan ini


Dirangkum dari Seminar
Komunikasi Harmonis dengan Pasangan
Narasumber : Ibu Elly Risman, Psi

Comments

Popular posts from this blog

Hasil Psikotes Alula - Cara Membaca

Bismillah. Beberapa waktu lalu, alula mengikuti psikotes yang diadakan pihak sekolah. Alhamdulillah hasilnya sudah launching.   Tingkat perkembangan intelektual : 90-109 itu normal utk anak/orang rata-rata sebayanya. Porsi bermain dan belajar harus pas, materi pelajaran jangan berlebihan (khususnya yang masih dibawah 7 tahun) sampai mencuri waktunya bermain, sehingga menjadi stress. Tehnik pengajaran yang ideal adalah SIMULTAN : Simultan artinya belajar secara bertahap dan bersinambungan, jika halaman pertama belum bisa ataupaham hindari ke halaman selanjutnya, jika menulis huruf B dan D masih terbalik-balik ya itu dulu yang dipelajari. Belajarlah dari mulai dari yang mudah dengan keterangan2 yang jelas. Kemampuan dasar Aritmatika sudah mulai senang hitung2 an, Logika belajar Sebab Akibat, Persepsi pandai omong,tapi sulit melakukan, IQ 110-130 Superior, kecerdasan nya dia atas anak rata2 seusianya. Potensi harus terus distimulus dengan kegiatan2 yang merangsang kecerdasa...

Adab Kepada Kaka - Bermain

Bismillah. Sering kali Naira berteriak kencang dan merebut mainan atau barang yang sedang dipegang kaka alula. Dan ketika Alula tidak nyaman, naira sering sekali memaksa untuk bermain bersamanya. Tantangan hari ke 12 "Berbaktilah kepada ibu dan bapakmu,  dan saudaramu, kemudian yang lebih di bawahnya lagi, dan yang dibawahnya lagi." Kali ini saya melakukan BRP pada Naira. Teteh, gimana cara berbicara yang sopan sama kaka? "Kakaaaaa" ( agak berteriak) Lebih lembut lagi ya sayang "Kakaaaa" (kini lembut) Pinter Jadi kalau bicara sama kaka? "harus lembut dan sopan" Iya Kalau kaka yang duluan pegang mainan,  artinya itu hak siapa? "Hak kaka" Kalau teteh mau boleh ga? "Boleh" Asalkan? "Minta izin dulu" Kalau diizinkan? Bilang terimakasih Kalau ga diizinkan? "Jangan paksa, tunggu sampai kaka selesai" Iya pinter, teteh udah ngerti yaaa Sekarang, kalau teteh mau main sam...

Adab Menjaga Dede Bayi

Bismillah. Alhamdulillah sekarang zayna sudah belajar merangkak, selangkah 2 langkah. Dan dia mulai bisa meraih mainan atau benda-benda yang agak jauh dari jangkauannya. Alhasil, dia bisa meraih benda-benda yang lagi dipegang kaka dan teteh. Naaaah, mereka pada kaget kaaan, adik bayi nya jadi brutal begini. Biasanya diem aja senyam senyum. Kini ambil ini itu, sampe sobekin dan makanin buku-buku. Reflekslah mekera bilang, "Iiiih dede nakal!" Tantangan hari ke 21 Kali ini saya BRP tentang bayi ini. Kenapa sang bayi mengambil dan merebut benda-benda yang sedang dipegang, kemudian memakan benda itu, sehingga jadi rusak. Meluruskan, bahwa perilaku bayi itu bukan nakal, itu namanya belajar cara bayi. Nanti lama-lama bayi akan pintar seperti kaka dan teteh. ( beri apresiasi ) Lalu roleplaying, bapanya yang jadi bayi. Mereka giliran kebagian tugas menjaga bayi, ketika mamam masak. Apa yang harus dilakukan, ketika bayi mengambil benda yang harusnya tidak boleh dipegang...