Dulu saya punya pikiran bahwa
Tidak mungkin bagi saya untuk menyakiti darah daging saya sendiri
Baik itu secara fisik maupun lisan
Saya banyak membaca ttg cara mendidik anak
Dan saya hafal ttg cara mendidik anak yg benar itu seperti apa
Namun seiring waktu berjalan
Ketika sang bayi tak lagi hanya diam
Perilaku itu pun muncul
Sekali
Dua kali
Dan akhirnya sudah tak terhitung
Saya kerap menyakiti anak saya
Apa yang terjadi pada saya?
Saya pun tak faham
Padahal saya tau betul, bagaimana seharusnya memperlakukan anak kecil
Dan akhirnya saya pun berkenalan dg komunitas @ibuprofesionalbandung
Saya banyak belajar disana
Dan mulai mengenal istilah innerchild
Walau saya sudah sampai di kelas Bunda Sayang
Perilaku saya belum sepenuhnya berubah
.
Seiring perjalanan, saya pun diajak oleh ambu @elke_keke untuk mengikuti PSPA @abah_ihsan_official
Karena kata ambu, saya seperti kebingungan saat menghadapi anak ( kebetulan waktu itu lagi merengek saat ada acara di alun-alun Uber )
.
Dulu pikiran saya begitu sempit. Saya tidak punya alokasi dana untuk mengikuti PSPA
Karena biayanya ga sedikit
Ambu terus memberi masukan
Bahwa ilmu yang akan kita dapatkan, tidak sebanding dengan uang yang kita keluarkan
Anak itu investasi akhirat
.
Sampai akhirnya
Allah takdirkan suami, kemudian saya, mengikuti PSPA
Abah ihsan yang memaparkan materi dengan gaya khas nya
Pelatihan selama 2hari dari pagi nyampe maghrib pun sama sekali ga kerasa
Memudahkan kita untuk langsung praktek saat berhadapan dg anak
.
Sebelum itu, saya pun mengikuti kelas grafologi dari teh @ginashabira
Dan kelas ini banyak sekali mengubah pola berfikir saya
Intinya, lebih mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta
.
Setelah mengikuti PSPA
Apakah saya berhasil menjadi ibu yang tidak lagi menyakiti anak-anak?
Apakah setelah ikut PSPA, saya sudah menjadi ibu yang baik?
Pada awalnya pasti ada perubahan dalam hidup saya
Saya lebih mudah mengendalikan anak-anak dalam berbagai hal tanpa dihiasi ledakan emosi
Namun seiring waktu berlalu, ledakan emosi itu kembali muncul
Dari situlah kemudian saya haus untuk mengUpgrade diri
Saya berusaha untuk bisa mengikuti seminar terutama ibu @ellyrisman_ sebagai narasumbernya
Dalam memaparkan ilmunya, ibu Elly Risman selalu menekankan bahwa ada ANAK KECIL di dalam dirimu yang MENGUASAI mu ketika kamu sedang MENGASUH ANAKMU yang MASIH KECIL
Singkatnya ANAK KECIL DIASUH OLEH ANAK KECIL
Pola pengasuhan di masa lalu yang membuat pola pengasuhan saya saat ini seperti ini
Jadi otak di masa lalu merekam semua yang dilakukan orangtua lalu otak masa kini secara otomatis mengulang kejadian di masa lalu
Bukan berarti saya harus menyalahkan orangtua saya, karena mungkin orangtua saya juga, mengulang pola pengasuhan nya dari nenek saya dan nenek saya mengulangi pola pengasuhan dari uyut dan seterusnya
Yang harus dilakukan adalah
Memaafkan mereka dan selalu mendoakan kebaikan untuk kedua orangtua kita
And say:
SAYA ADALAH AMAL SHALEH DARI KEDUA ORANGTUA SAYA
SAYA TELAH MEMAAFKAN SEGALA KEKELIRUAN MEREKA
AMPUNILAH SEGALA KEKELIRUAN DAN KEKHILAFAN KEDUA ORANGTUAKU YA ROBB YANG MAHA PENGAMPUN
Jadi menurut ibu Elly, kita akan bertindak seperti anak kecil disaat kita sedang merasa
TERDESAK
TERBURU BURU
PANIK
KHAWATIR
KECEWA
Untuk itu, sebelum merespon keadaan, kita harus JEDA, TARIK NAFAS PANJANG, SENYUM LEBAR
Apalagi ketika menghadapi anak yang tantrum
Alirkan emosinya. AMATI BAHASA TUBUHNYA DAN TEBAK NAMA PERASAANNYA
Apakah setelah berkali-kali mengikuti seminar ibu Elly Risman dan narasumber Parenting lainnya, saya sudah sukses menjadi ibu?
Setelah mengikuti banyak workshop, seminar dan kelas parenting, apakah saya sudah menjadi ibu yang sempurna?
.
Nyatanya masih ada saja luapan emosi yang menghiasi rumah ini
Dan saya semakin bingung, harus bagaimana? Apa yang harus saya lakukan?
.
Saya pun diingatkan oleh trh @yuhanida dalam workshop nya,bahwa sebenarnya, emosi itu netral
Marah, kecewa, kesal, sedih, takut, sama saja dengan rasa senang, bahagia, dan sebagainya
Hanya yang membuat kesan emosi itu menjadi positif atau negatif adalah pikiran yang menjadikan kita bereaksi
.
Misalnya, ada anjing mengejar kita
Jika pikiran kita positif, bahwa si anjing sedang mengajak kita bermain, maka kita akan merasa senang saat dikejar anjing itu
Namun jika pikiran kita negatif, bahwa anjing akan menggigit kita, maka kita akan merasa ketakutan
Begitu penjelasan teh aisya
.
Jadi sebenarnya, kita tinggal menggeser sedikit sudut pandang kita, sehingga makna yang kita dapatkan menjadi positif
.
Kemudian, saya pun sempat bingung dan bertanya pada Ambu @elke_keke, sebenarnya bagaimana cara memaafkan. Karena ambu pernah mengikuti workshop pa @asephaerulgani tentang Pemaafan
.
Biidznillah, satu tahun kemudian, saya pun bisa mengikuti workshop itu
Dan disini...
Jleb...
Pa Asep memaparkan bahwa
Sebenarnya
YANG MENDZHOLIMI diri kita
Saat kita MERASA terdzholimi OLEH ORANG LAIN
Justru adalah DIRI KITA SENDIRI
.
Kenapa?
Karena orang hanya 1x menyakiti kita
Namun kita justru berkali kali menyimpan rasa sakit itu
Berpuluh kali membicarakannya pada oranglain
.
Jadi memaafkan itu adalah
AKUI PERASAAN KITA
TERIMA PERLAKUAN MEREKA
MAAFKAN ORANGNYA
LUPAKAN KEJADIANNYA
.
Dan selalu memandang positif dari segala perilaku orang lain dan keadaan yang dirasa tidak menyenangkan.
.
Pa Asep bercerita, bahwa dulu beliau pernah dibilang ajning oleh preman di terminal
Maka yang dilakukan, bukan marah, bukan kesal, bukan pundung, bukan ngagurutu
Pa Asep malah menggonggong layaknya anjing
Preman itu awalnya ketakutan
Lalu singkat cerita, preman itu menjadi ramah dengan Pa Asep
.
Yes
Orang lain boleh melakukan apa saja pada kita
Dan kita tidak bisa mengendalikan apa yang dilakukan orang lain terhadap kita
Namun kita
.
<<< Lanjut lagi?
Tidak mungkin bagi saya untuk menyakiti darah daging saya sendiri
Baik itu secara fisik maupun lisan
Saya banyak membaca ttg cara mendidik anak
Dan saya hafal ttg cara mendidik anak yg benar itu seperti apa
Namun seiring waktu berjalan
Ketika sang bayi tak lagi hanya diam
Perilaku itu pun muncul
Sekali
Dua kali
Dan akhirnya sudah tak terhitung
Saya kerap menyakiti anak saya
Apa yang terjadi pada saya?
Saya pun tak faham
Padahal saya tau betul, bagaimana seharusnya memperlakukan anak kecil
Dan akhirnya saya pun berkenalan dg komunitas @ibuprofesionalbandung
Saya banyak belajar disana
Dan mulai mengenal istilah innerchild
Walau saya sudah sampai di kelas Bunda Sayang
Perilaku saya belum sepenuhnya berubah
.
Seiring perjalanan, saya pun diajak oleh ambu @elke_keke untuk mengikuti PSPA @abah_ihsan_official
Karena kata ambu, saya seperti kebingungan saat menghadapi anak ( kebetulan waktu itu lagi merengek saat ada acara di alun-alun Uber )
.
Dulu pikiran saya begitu sempit. Saya tidak punya alokasi dana untuk mengikuti PSPA
Karena biayanya ga sedikit
Ambu terus memberi masukan
Bahwa ilmu yang akan kita dapatkan, tidak sebanding dengan uang yang kita keluarkan
Anak itu investasi akhirat
.
Sampai akhirnya
Allah takdirkan suami, kemudian saya, mengikuti PSPA
Abah ihsan yang memaparkan materi dengan gaya khas nya
Pelatihan selama 2hari dari pagi nyampe maghrib pun sama sekali ga kerasa
Memudahkan kita untuk langsung praktek saat berhadapan dg anak
.
Sebelum itu, saya pun mengikuti kelas grafologi dari teh @ginashabira
Dan kelas ini banyak sekali mengubah pola berfikir saya
Intinya, lebih mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta
.
Setelah mengikuti PSPA
Apakah saya berhasil menjadi ibu yang tidak lagi menyakiti anak-anak?
Apakah setelah ikut PSPA, saya sudah menjadi ibu yang baik?
Pada awalnya pasti ada perubahan dalam hidup saya
Saya lebih mudah mengendalikan anak-anak dalam berbagai hal tanpa dihiasi ledakan emosi
Namun seiring waktu berlalu, ledakan emosi itu kembali muncul
Dari situlah kemudian saya haus untuk mengUpgrade diri
Saya berusaha untuk bisa mengikuti seminar terutama ibu @ellyrisman_ sebagai narasumbernya
Dalam memaparkan ilmunya, ibu Elly Risman selalu menekankan bahwa ada ANAK KECIL di dalam dirimu yang MENGUASAI mu ketika kamu sedang MENGASUH ANAKMU yang MASIH KECIL
Singkatnya ANAK KECIL DIASUH OLEH ANAK KECIL
Pola pengasuhan di masa lalu yang membuat pola pengasuhan saya saat ini seperti ini
Jadi otak di masa lalu merekam semua yang dilakukan orangtua lalu otak masa kini secara otomatis mengulang kejadian di masa lalu
Bukan berarti saya harus menyalahkan orangtua saya, karena mungkin orangtua saya juga, mengulang pola pengasuhan nya dari nenek saya dan nenek saya mengulangi pola pengasuhan dari uyut dan seterusnya
Yang harus dilakukan adalah
Memaafkan mereka dan selalu mendoakan kebaikan untuk kedua orangtua kita
And say:
SAYA ADALAH AMAL SHALEH DARI KEDUA ORANGTUA SAYA
SAYA TELAH MEMAAFKAN SEGALA KEKELIRUAN MEREKA
AMPUNILAH SEGALA KEKELIRUAN DAN KEKHILAFAN KEDUA ORANGTUAKU YA ROBB YANG MAHA PENGAMPUN
Jadi menurut ibu Elly, kita akan bertindak seperti anak kecil disaat kita sedang merasa
TERDESAK
TERBURU BURU
PANIK
KHAWATIR
KECEWA
Untuk itu, sebelum merespon keadaan, kita harus JEDA, TARIK NAFAS PANJANG, SENYUM LEBAR
Apalagi ketika menghadapi anak yang tantrum
Alirkan emosinya. AMATI BAHASA TUBUHNYA DAN TEBAK NAMA PERASAANNYA
Apakah setelah berkali-kali mengikuti seminar ibu Elly Risman dan narasumber Parenting lainnya, saya sudah sukses menjadi ibu?
Setelah mengikuti banyak workshop, seminar dan kelas parenting, apakah saya sudah menjadi ibu yang sempurna?
.
Nyatanya masih ada saja luapan emosi yang menghiasi rumah ini
Dan saya semakin bingung, harus bagaimana? Apa yang harus saya lakukan?
.
Saya pun diingatkan oleh trh @yuhanida dalam workshop nya,bahwa sebenarnya, emosi itu netral
Marah, kecewa, kesal, sedih, takut, sama saja dengan rasa senang, bahagia, dan sebagainya
Hanya yang membuat kesan emosi itu menjadi positif atau negatif adalah pikiran yang menjadikan kita bereaksi
.
Misalnya, ada anjing mengejar kita
Jika pikiran kita positif, bahwa si anjing sedang mengajak kita bermain, maka kita akan merasa senang saat dikejar anjing itu
Namun jika pikiran kita negatif, bahwa anjing akan menggigit kita, maka kita akan merasa ketakutan
Begitu penjelasan teh aisya
.
Jadi sebenarnya, kita tinggal menggeser sedikit sudut pandang kita, sehingga makna yang kita dapatkan menjadi positif
.
Kemudian, saya pun sempat bingung dan bertanya pada Ambu @elke_keke, sebenarnya bagaimana cara memaafkan. Karena ambu pernah mengikuti workshop pa @asephaerulgani tentang Pemaafan
.
Biidznillah, satu tahun kemudian, saya pun bisa mengikuti workshop itu
Dan disini...
Jleb...
Pa Asep memaparkan bahwa
Sebenarnya
YANG MENDZHOLIMI diri kita
Saat kita MERASA terdzholimi OLEH ORANG LAIN
Justru adalah DIRI KITA SENDIRI
.
Kenapa?
Karena orang hanya 1x menyakiti kita
Namun kita justru berkali kali menyimpan rasa sakit itu
Berpuluh kali membicarakannya pada oranglain
.
Jadi memaafkan itu adalah
AKUI PERASAAN KITA
TERIMA PERLAKUAN MEREKA
MAAFKAN ORANGNYA
LUPAKAN KEJADIANNYA
.
Dan selalu memandang positif dari segala perilaku orang lain dan keadaan yang dirasa tidak menyenangkan.
.
Pa Asep bercerita, bahwa dulu beliau pernah dibilang ajning oleh preman di terminal
Maka yang dilakukan, bukan marah, bukan kesal, bukan pundung, bukan ngagurutu
Pa Asep malah menggonggong layaknya anjing
Preman itu awalnya ketakutan
Lalu singkat cerita, preman itu menjadi ramah dengan Pa Asep
.
Yes
Orang lain boleh melakukan apa saja pada kita
Dan kita tidak bisa mengendalikan apa yang dilakukan orang lain terhadap kita
Namun kita
.
<<< Lanjut lagi?
Comments
Post a Comment