Bismillah. Di pagi hari, ketika mamam sibuk mandiin baby zayna. Suami pergi untuk membeli sarapan. Seiring suami berlalu, suara keceriaan anak-anak pun tak terdengar lagi. Saya kira mereka ikut bersama papapnya.
Setelah selesai memandikan, Saya pun menyusui baby zayna di kamar tidur dengan pintu ditutup rapat. Beberapa waktu kemudian, terdengar suara anak-anak memanggil saya. Mencari saya seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Setelah itu terdengarlah suara papapnya.
Saya pun keluar kamar, setelah berhasil menidurkan baby zayna. Papapnya laporan bahwa anak-anak keluar rumah tanpa izin. Dan mereka sedang bermain bersama salah satu temannya.
Padahal mereka sudah mengetahui, bahwa kalau mau keluar rumah, mereka harus meminta izin terlebih dahulu. Dan kondisi selanjutnya mereka pun tau bahwa sekarang sedang ada wabah corona, jadi mereka tidak boleh bermain bersama teman-teman.
Lalu saya melakukan konfirmasi pada Alula, mengapa ia keluar rumah.
"Tadi kan aku cari-cari mamam, tapi mamanya gaada. Karena mamam ga melihat, mamam kan ga tau, jadi aku boleh keluar rumah dan main sama teh A"
Dan anak-anak pun sudah mengerti, bahwa mereka harus mendapatkan konsekuensi karena sudah keluar rumah tanpa izin.
Tantangan hari ke 2
Di malam harinya, ketika suasana sedang dipenuhi keceriaan. Sayapun berencana untuk menyisipkan pesan tentang kejadian tadi pagi.
Saya membuka buku, Allah Knows All About Me.
Dan membuka halaman ini.
Saya mulai membacakannya dan menterjemahkannya dalam bahasa yang anak-anak fahami.
"Ketika kita melakukan kebaikan, dan ketika kita melakukan hal yang buruk, Allah selalu mengetahui apapun yang kita lakukan"
Ingat kejadian tadi pagi?
Mereka pun berusaha mengingatnya
Ketika mamam memandikan bayi, kaka dan teteh kemana?
Mereka menjawab, "keluar rumah tanpa izin"
Kaka tadi bilang, kenapa kaka keluar rumah?
"Karena mamam ga melihat"
Iya, benar sekali mamam ga melihat dan mamam ga tau. Tapi Allah?
"Maha Melihat"
Lalu saya tumbuhkan strong why pada mereka, kenapa mereka harus meminta izin saat keluar rumah.
Kaka dan teteh tau ga, kenapa ga boleh keluar rumah tanpa izin?
"Biar ga dihukum"
"Biar Mamam ga sedih nyari-nyari anaknya"
Iya benar, mamam nanti bingung karena anak-anak mamam pada gaada di rumah.
Oiya, memangnya kenapa dapet hukuman kalau keluar ga izin dulu?
Mereka pun terdiam
Kaka dan teteh masih kecil atau sudah besar?
"Masih kecil"
Di luar rumah banyak apa?
"Temaaan"
Selain itu?
"Orang asing"
Iya benar. Apa yang terjadi kalau anak kecil bermain di luar rumah sendirian?
"Takut diculik orang asing"
Gimana nanti perasaan Mamam?
"Sedih"
Kalau perasaan kaka dan teteh?
"Sediiiih"
Jadi, mama membuat aturan bahwa harus minta izin dulu kalau keluar rumah, itu karena mamam jahat atau mamam sayang?
"Sayaaaaang"
Iya benar sayaaang. Mama ga mau terjadi sesuatu yang tidak baik sama kalian.
"Mam, kan ada Allah yang melindungi kalau aku main di luar sendirian." kata Alula
Mama berhenti sejenak untuk berfikir.
Kaka dan teteh keluarnya minta izin ga?
"Engga"
Lalu kira kira itu perbuatan baik atau engga?
"Engga"
Kalau engga baik, kira-kira Allah sayang ga?
"Engga"
Kalau Allah ga sayang, kira-kira mau ga melindungi kaka dan teteh?
"Engga"
Jadi?
"Kalau mau keluar rumah, minta izin dulu"
Iya. Karena mamam ga bisa terus-memerus melihat dan mengawasi kalian. Berbeda dengan Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu tentang kita. Walaupun mamam gaada, kaka dan teteh jarus ingat ada Allah yang selalu mengawasi kita.
Dan ketahuilah sesungguhnya AllΓ’h Maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dirimu, maka berhati-hatilah. [Al-Baqarah/2:235]
Comments
Post a Comment