Bismillah. Saya sedang merasa ingin mengangkat bendera putih, ketika berhadapan dengan perasaan alula akhir-akhir ini. Mungkin dia merasa bosan atau jenuh atau mungkin juga stress ya dengan kondisi karantina ini. Jadinya, emosinya labil. Gampang marah, gampang kesel, gampang baper, senggol dikit bacok. Atau kadang gangguin naira. Tapi giliran dibales, eeeeh nangis.
Tantangan hari ke 27
Saya melakukan BRP tentang mengalirkan emosi, terutama rasa marah atau kesal.
Saya mendapatkan panduan ini dari Abah Ihsan. Berikut penjelasannya:
Semua orang di rumah ini boleh marah, sama seperti merasa senang. Dengan syarat
1. Ga boleh teriak
2. Ga boleh merusak barang
3. Ga boleh melukai diri sendiri / orang lain
Jadi, kaka boleh merasa marah, kecewa, sedih. Kalau marah, apa yang harus kaka lakukan?
"Tinggal bilang, teeeh aku lagi marah ya sama teteh"
Kalau masih merasa marah?
"Aku mau menenangkan diri dulu di kamar"
Kalau kaka merasa sedih?
"Aku boleh nangis dan minta dipeluk"
Apa yang ga boleh dilakukan ketika marah?
"teriak-teriak, berdebat, mengganggu kenyamanan oranglain, mukul, nyubit, membanting pintu, lempar barang, menyakiti diri sendiri"
Iyaaa
Tantangan hari ke 27
Saya melakukan BRP tentang mengalirkan emosi, terutama rasa marah atau kesal.
Saya mendapatkan panduan ini dari Abah Ihsan. Berikut penjelasannya:
Semua orang di rumah ini boleh marah, sama seperti merasa senang. Dengan syarat
1. Ga boleh teriak
2. Ga boleh merusak barang
3. Ga boleh melukai diri sendiri / orang lain
Jadi, kaka boleh merasa marah, kecewa, sedih. Kalau marah, apa yang harus kaka lakukan?
"Tinggal bilang, teeeh aku lagi marah ya sama teteh"
Kalau masih merasa marah?
"Aku mau menenangkan diri dulu di kamar"
Kalau kaka merasa sedih?
"Aku boleh nangis dan minta dipeluk"
Apa yang ga boleh dilakukan ketika marah?
"teriak-teriak, berdebat, mengganggu kenyamanan oranglain, mukul, nyubit, membanting pintu, lempar barang, menyakiti diri sendiri"
Iyaaa
Comments
Post a Comment